Ekonomi Digital RI Melesat, Wamenparekraf Angela Proyeksi Tumbuh 20 Persen
Selasa, 29 November 2022 - 16:14 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Wamenparekraf ), Angela Tanoesoedibjo mengatakan, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 20% dari tahun 2021-2025 menjadi USD146 miliar. Ia juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap meningkatnya ekonomi digital di Indonesia, khususnya dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) .
"Kondisi ekonomi digital Indonesia meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini. Didukung dengan populasi kita yang muda, produktif, serta akselerasi digital di tengah kehidupan masyarakat, akibat pandemi Covid-19," ujarnya dalam day 3: Future & Ecosystems” (Towards Metaverse, Smart & Safe Nation, Digital Economy & Startup, Future Data Science &AI) secara virtual, Selasa (29/11/2022).
Menparekraf Angela juga menjelaskan, ekonomi digital juga diprediksi akan mencapai USD330 miliar pada tahun 2030 dengan e-commerce sebagai pendorong utama. Sambungnya, perkembangan pesat ekonomi digital Tanah Air juga dapat dilihat dari total investasi di Indonesia pada platform digital yang menjadi terbesar di Asia Tenggara yakni mencapai sekitar 38,7%.
"Tentunya kita juga melihat adanya peluang di sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas, seperti sektor keuangan, logistik, jasa pengiriman, pariwisata, edukasi, kesehatan dan media," katanya.
Angela juga menjelaskan, dari sisi pariwisata maupun dari sisi ekonomi kreatif, digitalisasi juga mempunyai peran sangat penting. Dimana saat ini sudah dua pertiga dari pendapatan global and tourism market datangnya dari penjualan online. Bahkan hal ini diperkirakan mencapai USD691 miliar pada tahun 2026.
"Tren yang sama juga terjadi di Indonesia, didorong faktor permintaan yang meningkat untuk digital tourism, dari wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara," terang Angela.
Angela mengungkapkan, begitu pula dengan ekonomi kreatif di masa pandemi masih bisa dilihat beberapa subsektor Ekraf Indonesia, yang mana mencatatkan pertumbuhan di bidangnya.
"Karena mereka berada di dalam ekosistem digital seperti subsektor game, konten tv dan radio yang terdigitalisasi serta aplikasi. Sedangkan para pelaku usaha yang bergelut di subsektor ekraf seperti kuliner, fesyen dan kriya masih bisa bertahan di masa pandemi dengan cara go digital," pungkasnya.
"Kondisi ekonomi digital Indonesia meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini. Didukung dengan populasi kita yang muda, produktif, serta akselerasi digital di tengah kehidupan masyarakat, akibat pandemi Covid-19," ujarnya dalam day 3: Future & Ecosystems” (Towards Metaverse, Smart & Safe Nation, Digital Economy & Startup, Future Data Science &AI) secara virtual, Selasa (29/11/2022).
Menparekraf Angela juga menjelaskan, ekonomi digital juga diprediksi akan mencapai USD330 miliar pada tahun 2030 dengan e-commerce sebagai pendorong utama. Sambungnya, perkembangan pesat ekonomi digital Tanah Air juga dapat dilihat dari total investasi di Indonesia pada platform digital yang menjadi terbesar di Asia Tenggara yakni mencapai sekitar 38,7%.
"Tentunya kita juga melihat adanya peluang di sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas, seperti sektor keuangan, logistik, jasa pengiriman, pariwisata, edukasi, kesehatan dan media," katanya.
Angela juga menjelaskan, dari sisi pariwisata maupun dari sisi ekonomi kreatif, digitalisasi juga mempunyai peran sangat penting. Dimana saat ini sudah dua pertiga dari pendapatan global and tourism market datangnya dari penjualan online. Bahkan hal ini diperkirakan mencapai USD691 miliar pada tahun 2026.
"Tren yang sama juga terjadi di Indonesia, didorong faktor permintaan yang meningkat untuk digital tourism, dari wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara," terang Angela.
Baca Juga
Angela mengungkapkan, begitu pula dengan ekonomi kreatif di masa pandemi masih bisa dilihat beberapa subsektor Ekraf Indonesia, yang mana mencatatkan pertumbuhan di bidangnya.
"Karena mereka berada di dalam ekosistem digital seperti subsektor game, konten tv dan radio yang terdigitalisasi serta aplikasi. Sedangkan para pelaku usaha yang bergelut di subsektor ekraf seperti kuliner, fesyen dan kriya masih bisa bertahan di masa pandemi dengan cara go digital," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda