Poles Skill dan Profesionalisme Agen Properti lewat The Biggest Real Estate Summit 2022

Selasa, 29 November 2022 - 13:25 WIB
Untuk tahun 2023 mendatang, AREBI optimistis pasar properti tetap bertumbuh walapun tekanan terhadap pasar properti sangat besar antara lain tingginya tingkat inflasi, naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR), ancaman resesi tahun 2023, dan memasuki tahun politik.

“Kebutuhan properti di Indonesia sangat besar akibat populasi yang terus meningkat, backlog perumahan tinggi, dan properti tidak hanya kebutuhan utama tetapi juga menjadi investasi yang aman dan menguntungkan,” kata Lukas Bong.

AREBI meminta agar pemerintah kembali melakukan relaksasi di sektor properti dan memberikan berbagai stimulus untuk mendorong industri properti di tengah semakin banyaknya tekanan. Seperti pemberian kembali insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat. Lukas Bong menambahkan, AREBI juga berharap pada akhir tahun 2023 suhu politik tidak memanas menjelang pemilu 2024.

“Time to buy properti terus berlanjut buat investor maupun end user karena pengembang akan terus menekan harga supaya produk tetap laku Perbankkan juga masih memberikan suku bunga yang bersahabat. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan agar semakin memudahkan aksesibilitas kawasan. Nanti kalau ekonomi pulih, harga properti pasti akan meroket lagi,” kata Lukas Bong.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More