PTBA Ungkap Tiga Strategi Jadi Perusahaan Energi dan Kimia Kelas Dunia
Sabtu, 03 Desember 2022 - 14:00 WIB
JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) , mengungkapkan tiga strategi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia yang peduli lingkungan. Adapun, transformasi tersebut dilakukan untuk mendukung target Net Zero Emission di 2060, juga sebagai upaya dalam meningkatkan kontribusi dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Tiga strategi khusus tersebut antara lain, peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Di mana, perseroan sejauh ini telah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
Selain dengan Angkasa Pura II, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. Kemudian, PTBA juga tengah menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG).
"Kami mengantisipasi bahwa ke depan EBT akan semakin dapat bersaing dengan energi fosil. Seiring dengan perkembangan teknologi, EBT akan semakin efisien," kata Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (3/12/2022).
Strategi kedua yakni, dengan hilirisasi batu bara dan pengembangan industri kimia dengan menyiapkan kawasan ekonomi khusus di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, sebagai area untuk pengembangan bisnis. Hilirisasi yang dilakukan perseroan yaitu proyek Coal to DME (Dimethyl Ether) sebagai bentuk komitmen perusahaan atas terbitnya Perpres Nomor 109 Tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo.
"Ini merupakan portofolio baru bagi perusahaan yang tidak lagi sekadar menjual batu bara tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah," ujar Arsal.
Ketiga, strategi Carbon Management Program yang mengintegrasikan target pengurangan karbon dalam operasional pertambangan. Dalam hal ini, perseroan telah memiliki serangkaian program untuk memangkas emisi karbon.
Mulai dari mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik, sistem menerapkan pelaporan produksi secara real time dan daring, hingga reklamasi untuk memulihkan lahan bekas tambang.
"Dengan langkah-langkah ini, perseroan optimistis dapat menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan terus berkontribusi untuk ketahanan energi nasional," pungkasnya.
Tiga strategi khusus tersebut antara lain, peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Di mana, perseroan sejauh ini telah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
Selain dengan Angkasa Pura II, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. Kemudian, PTBA juga tengah menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG).
"Kami mengantisipasi bahwa ke depan EBT akan semakin dapat bersaing dengan energi fosil. Seiring dengan perkembangan teknologi, EBT akan semakin efisien," kata Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (3/12/2022).
Strategi kedua yakni, dengan hilirisasi batu bara dan pengembangan industri kimia dengan menyiapkan kawasan ekonomi khusus di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, sebagai area untuk pengembangan bisnis. Hilirisasi yang dilakukan perseroan yaitu proyek Coal to DME (Dimethyl Ether) sebagai bentuk komitmen perusahaan atas terbitnya Perpres Nomor 109 Tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo.
"Ini merupakan portofolio baru bagi perusahaan yang tidak lagi sekadar menjual batu bara tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah," ujar Arsal.
Ketiga, strategi Carbon Management Program yang mengintegrasikan target pengurangan karbon dalam operasional pertambangan. Dalam hal ini, perseroan telah memiliki serangkaian program untuk memangkas emisi karbon.
Mulai dari mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik, sistem menerapkan pelaporan produksi secara real time dan daring, hingga reklamasi untuk memulihkan lahan bekas tambang.
"Dengan langkah-langkah ini, perseroan optimistis dapat menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan terus berkontribusi untuk ketahanan energi nasional," pungkasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda