Ada Ancaman Resesi, Astindo Pede Pariwisata Tetap Menggeliat di 2023
Rabu, 07 Desember 2022 - 19:25 WIB
JAKARTA - Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) memprediksi resesi global yang diperkirakan terjadi pada 2023 tidak akan terlalu berdampak terhadap sektor pariwisata di Tanah Air.
Kepala Humas Astindo Madeleine Sophie mengatakan, meskipun bukan sektor primer, bisnis pariwisata akan tetap moncer pada tahun depan.
Menurut dia, wisatawan lokal di Indonesia bakal tetap banyak yang melakukan perjalanan, terlebih berbagai pembatasan terkait pandemi Covid-19 sudah semakin longgar.
“Apalagi masih banyak orang yang menyimpan uangnya karena tidak sempat digunakan berwisata saat puncak pandemi lalu. Tahun 2023 mereka akan tetap berlibur, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri,” kata Madeleine di sela roadshow Kementerian Pariwisata Filipina di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Senada, Kepala Pemasaran Kementerian Pariwisata Filipina (PDOT) untuk Indonesia Buena Carla F Zaldivia menyatakan, meski resesi orang-orang akan tetap berwisata dan pergi ke tempat-tempat indah ketika ada kesempatan.
Mereka bakal mengeluarkan dana untuk berlibur mumpung sudah ada pelonggaran dan sebelum berbagai biaya naik akibat resesi. Paling tidak, wisatawan menurunkan standar akomodasi mereka dari yang biasanya bintang 5 misalnya, menjadi bintang 4.
“Dan Filipina menjadi salah satu alternatif tujuan wisatawan Indonesia karena dekat, kultur dan cuacanya sama dan telah mengadaptasi konsep wisata halal yang ramah muslim,” ungkap Carla.
Dia membeberkan Top 3 destinasi wisata ramah muslim di Filipina saat ini adalah Davao City, Metro Manila, dan Cebu. Menurut dia, populasi Davao mayoritas memang muslim. Sementara itu, sebagian hotel, restoran, dan kafe di Manila telah menyediakan arah kiblat dan musala. Konsep ramah muslim terintegrasi juga dalam aneka produk dan jasa kepariwisataan.
“Di Cebu yang populer dengan keindahan pantai serta wisata bawah lautnya juga banyak spot yang telah menerapkan moslem friendly dan aneka kuliner halal,” pungkasnya.
Kepala Humas Astindo Madeleine Sophie mengatakan, meskipun bukan sektor primer, bisnis pariwisata akan tetap moncer pada tahun depan.
Menurut dia, wisatawan lokal di Indonesia bakal tetap banyak yang melakukan perjalanan, terlebih berbagai pembatasan terkait pandemi Covid-19 sudah semakin longgar.
“Apalagi masih banyak orang yang menyimpan uangnya karena tidak sempat digunakan berwisata saat puncak pandemi lalu. Tahun 2023 mereka akan tetap berlibur, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri,” kata Madeleine di sela roadshow Kementerian Pariwisata Filipina di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Baca Juga
Senada, Kepala Pemasaran Kementerian Pariwisata Filipina (PDOT) untuk Indonesia Buena Carla F Zaldivia menyatakan, meski resesi orang-orang akan tetap berwisata dan pergi ke tempat-tempat indah ketika ada kesempatan.
Mereka bakal mengeluarkan dana untuk berlibur mumpung sudah ada pelonggaran dan sebelum berbagai biaya naik akibat resesi. Paling tidak, wisatawan menurunkan standar akomodasi mereka dari yang biasanya bintang 5 misalnya, menjadi bintang 4.
“Dan Filipina menjadi salah satu alternatif tujuan wisatawan Indonesia karena dekat, kultur dan cuacanya sama dan telah mengadaptasi konsep wisata halal yang ramah muslim,” ungkap Carla.
Dia membeberkan Top 3 destinasi wisata ramah muslim di Filipina saat ini adalah Davao City, Metro Manila, dan Cebu. Menurut dia, populasi Davao mayoritas memang muslim. Sementara itu, sebagian hotel, restoran, dan kafe di Manila telah menyediakan arah kiblat dan musala. Konsep ramah muslim terintegrasi juga dalam aneka produk dan jasa kepariwisataan.
“Di Cebu yang populer dengan keindahan pantai serta wisata bawah lautnya juga banyak spot yang telah menerapkan moslem friendly dan aneka kuliner halal,” pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda