Aprindo Ungkap Sinyal Pendorong Kenaikan Penjualan Ritel Saat Nataru
Selasa, 13 Desember 2022 - 15:00 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo ) Roy N. Mandey optimistis momen Natal dan tahun baru ( Nataru ) dapat meningkatkan pertumbuhan ritel. Optimisme itu didasarkan pada data inflasi yang menurun dan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menunjukkan peningkatan.
"Ya, tentu kami optimistis. Pertama kita membaca dan mempelajari indeks yang sudah disurvei oleh Bank Indonesia secara independen dan juga BPS mengenai sinyal-sinyal yang mendukung geliat ekonomi kita," ujar Roy saat dialog di program Market Review IDX Channel, Selasa (13/12/2022).
Lebih jauh ia menerangkan, inflasi Indonesia mengalami penurunan beberapa bulan belakangan ini. Tercatat, pada September inflasi di angka 5,95%, kemudian pada Oktober turun ke angka 5,71%, dan kembali turun pada November di angka 5,42%.
"Karena kita tahu inflasi itu menggerus nilai mata uang sehingga otomatis harga akan cenderung meningkat. Tapi dengan berhasil ditekan, maka ini sinyal yang baik," kata Roy.
Sinyal kedua adalah indeks keyakinan konsumen (IKK). Ada dua obyek dalam men-survei indeks keyakinan konsumen, yaikni tingkat ekspektasi para konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi terhadap penghasilan di bulan yang berjalan.
Roy memaparkan, survei yang dirilis Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal tersebut tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 sebesar 120,3, lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya, serta secara konsisten tetap berada di zona optimistis (IKK>100).
"Kita tahu indeks kepercayaan konsumen dari bulan sebelumnya sekitar 120,3 yang November hanya sedikit bergerak di 119,1 tetapi paling tidak angka moderatnya 100. Itu adalah angka yang signifikan bahwa konsumen yakin akan melakukan belanja karena ada kesempatan bekerja dan penghasilan yang tetap konstan," jelasnya.
Sinyal pendorong lainnya adalah Indeks Penjualan Ril (IPR). Roy menuruturkan, IPR juga terbukti signifikan karena berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, khususnya lewat konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi hampir 50,3% terhadap PDB.
"Dengan kata lain indeks-indeks ini memberikan gambaran, kita punya track yang sudah baik ketika masyarakat menerima berbagai kebijakan dari pemerintah," tegasnya.
Lihat Juga: Raih Sertifikasi Halal, Super Indo Perkuat Komitmen untuk Jaga Kualitas dan Kepercayaan Pelanggan
"Ya, tentu kami optimistis. Pertama kita membaca dan mempelajari indeks yang sudah disurvei oleh Bank Indonesia secara independen dan juga BPS mengenai sinyal-sinyal yang mendukung geliat ekonomi kita," ujar Roy saat dialog di program Market Review IDX Channel, Selasa (13/12/2022).
Lebih jauh ia menerangkan, inflasi Indonesia mengalami penurunan beberapa bulan belakangan ini. Tercatat, pada September inflasi di angka 5,95%, kemudian pada Oktober turun ke angka 5,71%, dan kembali turun pada November di angka 5,42%.
"Karena kita tahu inflasi itu menggerus nilai mata uang sehingga otomatis harga akan cenderung meningkat. Tapi dengan berhasil ditekan, maka ini sinyal yang baik," kata Roy.
Sinyal kedua adalah indeks keyakinan konsumen (IKK). Ada dua obyek dalam men-survei indeks keyakinan konsumen, yaikni tingkat ekspektasi para konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi terhadap penghasilan di bulan yang berjalan.
Roy memaparkan, survei yang dirilis Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal tersebut tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 sebesar 120,3, lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya, serta secara konsisten tetap berada di zona optimistis (IKK>100).
"Kita tahu indeks kepercayaan konsumen dari bulan sebelumnya sekitar 120,3 yang November hanya sedikit bergerak di 119,1 tetapi paling tidak angka moderatnya 100. Itu adalah angka yang signifikan bahwa konsumen yakin akan melakukan belanja karena ada kesempatan bekerja dan penghasilan yang tetap konstan," jelasnya.
Sinyal pendorong lainnya adalah Indeks Penjualan Ril (IPR). Roy menuruturkan, IPR juga terbukti signifikan karena berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, khususnya lewat konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi hampir 50,3% terhadap PDB.
Baca Juga
"Dengan kata lain indeks-indeks ini memberikan gambaran, kita punya track yang sudah baik ketika masyarakat menerima berbagai kebijakan dari pemerintah," tegasnya.
Lihat Juga: Raih Sertifikasi Halal, Super Indo Perkuat Komitmen untuk Jaga Kualitas dan Kepercayaan Pelanggan
(uka)
tulis komentar anda