PPA Optimistis Jadi Perusahaan Jasa Tambang Terbesar Kedua di 2023
Selasa, 27 Desember 2022 - 18:15 WIB
JAKARTA - Mencatatkan kinerja positif di 2022, PT Putra Perkasa Abadi ( PPA ) optimistis dapat menjadi perusahaan jasa tambang mineral dan batu bara terbesar kedua di Indonesia pada 2023.
Direktur PPA R Teguh Saptosubroto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/12/2022) menjelaskan, tahun depan PPA menargetkan penambahan overburden removal sebesar 150 juta BCM. Dengan proyeksi produksi overburden mencapai 272 juta BCM di akhir 2022, maka produksi overburden pada akhir tahun 2023 ditargetkan mencapai 422 juta BCM.
"Total menjadi 422 juta BCM. Dengan capaian itu, di akhir tahun 2023 mestinya PPA sudah menjadi nomor dua," paparnya.
Untuk mencapai target tersebut, lanjut dia, PPA telah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan. Di antaranya, perusahaan berencana menambah 4.000 tenaga kerja baru. "Kita punya PPA Academy, jadi dari kebutuhan tenaga itu beberapa akan kita cetak sendiri. Kita juga akan merekrut tenaga kerja lokal dari sekitar tambang, dan lainnya kita hire profesional," ungkapnya.
Langkah selanjutnya, kata Teguh, perusahaan juga akan menambah sekitar 200 unit alat berat untuk mendukung operasi. Tercatat, saat ini perusahaan telah memiliki 2.087 unit peralatan berat dalam menjalankan operasionalnya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa PPA juga terus berekspansi menuju bisnis yang lebih terdiversifikasi. Selain batu bara, PPA tercatat juga memiliki kontrak dari perusahaan tambang nikel, yakni PT MLP dan PT Halmahera Sukses Mineral. "Untuk nikel kita sudah due diligence sekitar 6 perusahaan baru," tambahnya.
Sementara, untuk batu bara, PPA tercatat menjadi kontraktor sejumlah perusahaan tambang batu bara seperti PT bukit Asam Tbk, Adaro Mining, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, dan PT Kaltim Prima Coal. Sepanjang 2022, PPA memproyeksikan produksi batu bara sebesar 52,2 juta ton.
Direktur PPA R Teguh Saptosubroto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/12/2022) menjelaskan, tahun depan PPA menargetkan penambahan overburden removal sebesar 150 juta BCM. Dengan proyeksi produksi overburden mencapai 272 juta BCM di akhir 2022, maka produksi overburden pada akhir tahun 2023 ditargetkan mencapai 422 juta BCM.
"Total menjadi 422 juta BCM. Dengan capaian itu, di akhir tahun 2023 mestinya PPA sudah menjadi nomor dua," paparnya.
Untuk mencapai target tersebut, lanjut dia, PPA telah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan. Di antaranya, perusahaan berencana menambah 4.000 tenaga kerja baru. "Kita punya PPA Academy, jadi dari kebutuhan tenaga itu beberapa akan kita cetak sendiri. Kita juga akan merekrut tenaga kerja lokal dari sekitar tambang, dan lainnya kita hire profesional," ungkapnya.
Langkah selanjutnya, kata Teguh, perusahaan juga akan menambah sekitar 200 unit alat berat untuk mendukung operasi. Tercatat, saat ini perusahaan telah memiliki 2.087 unit peralatan berat dalam menjalankan operasionalnya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa PPA juga terus berekspansi menuju bisnis yang lebih terdiversifikasi. Selain batu bara, PPA tercatat juga memiliki kontrak dari perusahaan tambang nikel, yakni PT MLP dan PT Halmahera Sukses Mineral. "Untuk nikel kita sudah due diligence sekitar 6 perusahaan baru," tambahnya.
Sementara, untuk batu bara, PPA tercatat menjadi kontraktor sejumlah perusahaan tambang batu bara seperti PT bukit Asam Tbk, Adaro Mining, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, dan PT Kaltim Prima Coal. Sepanjang 2022, PPA memproyeksikan produksi batu bara sebesar 52,2 juta ton.
(fai)
tulis komentar anda