Batu Bara Jadi Penyelamat Indonesia dari Ancaman Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 tercatat tumbuh sebesar 5,72 persen secara tahunan (year on year/yoy). Roda ekonomi terus melaju di tengah resesi yang melanda berbagai negara.
"Kecendrungan resesi semakin besar, tidak bisa kita pungkiri lagi. Tapi kondisi perekonomian Indonesia sangat tertolong terutama dari komoditi khususnya di batu bara dan palm oil," kata Chief Financial Officer Asia PT Orica Mining Services, Velisia Gunawan dalam webinar bertajuk "Facing The Challenges of Indonesia's Mining Industry in 2023" secara virtual, Kamis (17/11/2022).
Menurut dia kecenderungan resesi semakin besar. Meskipun demikian, kondisi perekonomian di Indonesia masih sangat terbantu terutama dari komoditas khususnya batubara dan minyak sawit. Adapun komoditas batu bara banyak mencetak laba yang fantastis di tahun 2022. Hal itu akan terus berlanjut pada tahun 2023 mendatang. "Kalau topiknya membahas 2023 di dunia tambang, kita masih prospeknya masih sangat positif," kata Velisia.
Apalagi, harga komoditas batu bara tetap diperdagangkan pada level yang tinggi. Pada November 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar USD 308,20 per metrik ton. Sedikit menurun dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai 330,98 per metrik ton. Meski demikian, pertambangan masih diandalkan untuk menopang ekonomi 2023.
Dia menilai, salah satu efek dampak dari perang dan pemulihan Covid-19 jika dilihat dari sektor tambang adalah harga batu bara yang sangat menjulang karena geopolitik antara rusia Ukraina, China dan Australia tersebut memicu dan membuat harga batu bara yang sangat tinggi. "Ada beberapa koreksi beberapa bulan terakhir tapi tetap masih kuat dan diprediksi akan terus kuat di tahun 2023," kata dia.
Sebagaimana diketahui, pertambangan batu bara dan lignit tumbuh sebesar 9,41 persen, yang didorong oleh peningkatan permintaan dari luar negeri terhadap batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan. Lebih lanjut, pertambangan bijih logam tumbuh sebesar 9,03 persen, yang didorong oleh meningkatnya produksi tembaga dan emas di distrik mineral Grasberg, Papua. Selain itu, kenaikan juga dikarenakan adanya peningkatan permintaan dari luar negeri terutama untuk komoditi emas dan tembaga.
Dia melanjutkan kenaikan harga batu bara di tingkat global berdampak positif pada beberapa provinsi. Misalkan di Sumatera Selatan, sektor pertambangan memiliki share dalam ekonominya 25,88 persen. "Ini kalau kita hitung source of growth-nya pertambangan merupakan terbesar ketiga setelah perdagangan dan industri pengolahan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono di kesempatan berbeda.
"Kecendrungan resesi semakin besar, tidak bisa kita pungkiri lagi. Tapi kondisi perekonomian Indonesia sangat tertolong terutama dari komoditi khususnya di batu bara dan palm oil," kata Chief Financial Officer Asia PT Orica Mining Services, Velisia Gunawan dalam webinar bertajuk "Facing The Challenges of Indonesia's Mining Industry in 2023" secara virtual, Kamis (17/11/2022).
Menurut dia kecenderungan resesi semakin besar. Meskipun demikian, kondisi perekonomian di Indonesia masih sangat terbantu terutama dari komoditas khususnya batubara dan minyak sawit. Adapun komoditas batu bara banyak mencetak laba yang fantastis di tahun 2022. Hal itu akan terus berlanjut pada tahun 2023 mendatang. "Kalau topiknya membahas 2023 di dunia tambang, kita masih prospeknya masih sangat positif," kata Velisia.
Apalagi, harga komoditas batu bara tetap diperdagangkan pada level yang tinggi. Pada November 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar USD 308,20 per metrik ton. Sedikit menurun dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai 330,98 per metrik ton. Meski demikian, pertambangan masih diandalkan untuk menopang ekonomi 2023.
Dia menilai, salah satu efek dampak dari perang dan pemulihan Covid-19 jika dilihat dari sektor tambang adalah harga batu bara yang sangat menjulang karena geopolitik antara rusia Ukraina, China dan Australia tersebut memicu dan membuat harga batu bara yang sangat tinggi. "Ada beberapa koreksi beberapa bulan terakhir tapi tetap masih kuat dan diprediksi akan terus kuat di tahun 2023," kata dia.
Sebagaimana diketahui, pertambangan batu bara dan lignit tumbuh sebesar 9,41 persen, yang didorong oleh peningkatan permintaan dari luar negeri terhadap batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan. Lebih lanjut, pertambangan bijih logam tumbuh sebesar 9,03 persen, yang didorong oleh meningkatnya produksi tembaga dan emas di distrik mineral Grasberg, Papua. Selain itu, kenaikan juga dikarenakan adanya peningkatan permintaan dari luar negeri terutama untuk komoditi emas dan tembaga.
Dia melanjutkan kenaikan harga batu bara di tingkat global berdampak positif pada beberapa provinsi. Misalkan di Sumatera Selatan, sektor pertambangan memiliki share dalam ekonominya 25,88 persen. "Ini kalau kita hitung source of growth-nya pertambangan merupakan terbesar ketiga setelah perdagangan dan industri pengolahan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono di kesempatan berbeda.
(nng)