Ganjar Bangun Ulang Rumah Warga yang Hancur Akibat Banjir di Brebes
Senin, 09 Januari 2023 - 12:30 WIB
BREBES - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meninjau langsung desa yang paling parah terdampak banjir Kabupaten Brebes. yakni Desa Jatibarang Kidul RT 02 RW 07, Kecamatan Jatibarang. Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes pada Rabu (4/1) malam, membuat puluhan rumah warga di bantaran Sungai Cibiyuk rusak akibat derasnya arus yang menerjang pemukiman warga.
"Beberapa warga yang rumahnya roboh 30 rumah ada yang ringan, sedang dan berat. Ringan dan sedang nanti bupati yang menyelesaikan, yang berat pemprov yang membereskan. Sehingga tinggal mengusulkan warga yang rumahnya rusak untuk diperbaiki," kata Ganjar di lokasi, Senin (9/1/2023).
Total ada 30 rumah warga di Desa Jatibarang Kidul yang terdampak banjir, dengan kategori rusak ringan sebanyak 8 rumah, rusak sedang 10 rumah dan rusak berat 12 rumah. Ganjar menyebutkan, warga yang rumahnya luluh lantah akibat banjir akan diberi bantuan renovasi ulang dan tahap pengerjaannya akan dimulai secepat mungkin jika air di Sungai Cibiyuk sudah normal.
Tak hanya membangun ulang rumah warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Cibiyuk, mantan anggota DPR RI itu juga akan membantu anak-anak yang sekolahnya sempat terhentu akibat seragam, buku dan sepatunya ikut terendam banjir. "Insya Allah nanti kita bantu juga ya. Tadi pak kades saya minta mendata berapa jumlah anak sekolah yang kehilangan atau seragamnya tidak bisa dipakai lagi. Sepatunya, tasnya, bukunya, nanti kita bantu agar bisa sekolah lagi," jelas Ganjar.
Kabupaten Brebes menjadi langganan banjir sejak tahun 1991 akibat banyaknya pemukiman yang berdiri di sekitar bantaran sungai. Pohon-pohon yang menjadi penahan luapan air sungai juga sudah mulai berkurang jumlahnya.
Sebab itu, Ganjar meminta jajaran forkopimda dibantu kekuatan masyarakat untuk secepatnya melakukan normalisasi sungai, salah satunya dengan penanaman pohon di hulu sungai dan bantaran Sungai Cibiyuk. "Saya minta yang di sepanjang sungai ini kan bahaya, maka warga harus diedukasi. Hulunya ternyata sudah gundul, maka pak bupati sudah menyiapkan untuk warga diajak terlibat penghijauan lagi," tutur Ganjar.
Selain itu, pasokan logistik untuk warga yang mengungsi juga dipastikan Ganjar aman dan lancar selama masa penanganan banjir.
Nurrohman, salah satu warga Desa Jatibarang Kidul RT 02 RW 07 yang rumahnya rusak akibat banjir mengatakan banjir yang melanda desanya terjadi mendadak. Ia menuturkan, air yang naik begitu cepat meluas dan merendam pemukiman warga.
Terjadinya banjir, Nurrohman mengungkapkan, membuat salah satu anaknya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD tidak sekolah selama beberapa hari. Ia pun lega dengan kehadiran Ganjar yang menjamin bantuan seragam dan alat tulis untuk anak korban terdampak banjir.
"Air mulai naik itu habis maghrib, sebelum isya. Jadi perkiraan warga biasanya kita bisa mendeteksi dari berapa sentimeter, tapi ini seperti banjir bah. Dalam beberapa detik, naik sekian sentimeter," ungkap Nurrohman. "Anak-anak kami, adik-adik kami yang sekolah minta dibantu untuk peralatan sekolahnya sehingga bisa melanjutkan kegiatan sekolahnya," lanjut Nurrohman.
"Beberapa warga yang rumahnya roboh 30 rumah ada yang ringan, sedang dan berat. Ringan dan sedang nanti bupati yang menyelesaikan, yang berat pemprov yang membereskan. Sehingga tinggal mengusulkan warga yang rumahnya rusak untuk diperbaiki," kata Ganjar di lokasi, Senin (9/1/2023).
Total ada 30 rumah warga di Desa Jatibarang Kidul yang terdampak banjir, dengan kategori rusak ringan sebanyak 8 rumah, rusak sedang 10 rumah dan rusak berat 12 rumah. Ganjar menyebutkan, warga yang rumahnya luluh lantah akibat banjir akan diberi bantuan renovasi ulang dan tahap pengerjaannya akan dimulai secepat mungkin jika air di Sungai Cibiyuk sudah normal.
Tak hanya membangun ulang rumah warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Cibiyuk, mantan anggota DPR RI itu juga akan membantu anak-anak yang sekolahnya sempat terhentu akibat seragam, buku dan sepatunya ikut terendam banjir. "Insya Allah nanti kita bantu juga ya. Tadi pak kades saya minta mendata berapa jumlah anak sekolah yang kehilangan atau seragamnya tidak bisa dipakai lagi. Sepatunya, tasnya, bukunya, nanti kita bantu agar bisa sekolah lagi," jelas Ganjar.
Kabupaten Brebes menjadi langganan banjir sejak tahun 1991 akibat banyaknya pemukiman yang berdiri di sekitar bantaran sungai. Pohon-pohon yang menjadi penahan luapan air sungai juga sudah mulai berkurang jumlahnya.
Sebab itu, Ganjar meminta jajaran forkopimda dibantu kekuatan masyarakat untuk secepatnya melakukan normalisasi sungai, salah satunya dengan penanaman pohon di hulu sungai dan bantaran Sungai Cibiyuk. "Saya minta yang di sepanjang sungai ini kan bahaya, maka warga harus diedukasi. Hulunya ternyata sudah gundul, maka pak bupati sudah menyiapkan untuk warga diajak terlibat penghijauan lagi," tutur Ganjar.
Baca Juga
Selain itu, pasokan logistik untuk warga yang mengungsi juga dipastikan Ganjar aman dan lancar selama masa penanganan banjir.
Nurrohman, salah satu warga Desa Jatibarang Kidul RT 02 RW 07 yang rumahnya rusak akibat banjir mengatakan banjir yang melanda desanya terjadi mendadak. Ia menuturkan, air yang naik begitu cepat meluas dan merendam pemukiman warga.
Terjadinya banjir, Nurrohman mengungkapkan, membuat salah satu anaknya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD tidak sekolah selama beberapa hari. Ia pun lega dengan kehadiran Ganjar yang menjamin bantuan seragam dan alat tulis untuk anak korban terdampak banjir.
"Air mulai naik itu habis maghrib, sebelum isya. Jadi perkiraan warga biasanya kita bisa mendeteksi dari berapa sentimeter, tapi ini seperti banjir bah. Dalam beberapa detik, naik sekian sentimeter," ungkap Nurrohman. "Anak-anak kami, adik-adik kami yang sekolah minta dibantu untuk peralatan sekolahnya sehingga bisa melanjutkan kegiatan sekolahnya," lanjut Nurrohman.
(nng)
tulis komentar anda