Nasib Ekspor Indonesia di 2023: Suram di Amerika, Cerah di China
Selasa, 17 Januari 2023 - 14:27 WIB
JAKARTA - Kinerja ekspor Indonesia tahun 2023 diproyeksikan akan penuh tantangan. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menyebut, industri manufaktur menjadi salah satu yang akan menghadapi tantangan.
"Tahun 2023 memang tantangannya cukup kencang terutama di manufaktur. Manufaktur itu tantangannya masuk ke Amerika Serikat dan Jepang," ujar Benny saat berdialog di IDX Channel, Selasa (17/1/2023).
Namun menurut Benny, eksportir Indonesia masih diuntungkan oleh China, sebab di Negeri Tirai Bambu tidak terjadi resesi ataupun inflasi yang tinggi seperti di Amerika Serikat (AS).
Kondisi di AS sudah sangat mengkhawatirkan, lebih dari 10% konsumen di AS menurunkan kebutuhannya karena imbas inflasi yang tinggi. Diterangkan Benny, sebelumnya konsumen AS banyak mengimpor sepatu olah raga, baju, furniture, dan elektronik dari Indonesia, namun kini permintaannya merosot drastis.
"Kuartal pertama ini untuk industri manufaktur kebutuhan rumah tangga di Amerika sudah turun kira-kira hampir lebih dari 10%. Tahun lalu kuartal IV sudah turun dibandingkan kuartal III sekarang turun lagi. Itu yang menghawatirkan kita. Tapi sepanjang China tidak terjadi inflasi cukup tinggi, harapan kita ada," pungkasnya.
"Tahun 2023 memang tantangannya cukup kencang terutama di manufaktur. Manufaktur itu tantangannya masuk ke Amerika Serikat dan Jepang," ujar Benny saat berdialog di IDX Channel, Selasa (17/1/2023).
Namun menurut Benny, eksportir Indonesia masih diuntungkan oleh China, sebab di Negeri Tirai Bambu tidak terjadi resesi ataupun inflasi yang tinggi seperti di Amerika Serikat (AS).
Kondisi di AS sudah sangat mengkhawatirkan, lebih dari 10% konsumen di AS menurunkan kebutuhannya karena imbas inflasi yang tinggi. Diterangkan Benny, sebelumnya konsumen AS banyak mengimpor sepatu olah raga, baju, furniture, dan elektronik dari Indonesia, namun kini permintaannya merosot drastis.
"Kuartal pertama ini untuk industri manufaktur kebutuhan rumah tangga di Amerika sudah turun kira-kira hampir lebih dari 10%. Tahun lalu kuartal IV sudah turun dibandingkan kuartal III sekarang turun lagi. Itu yang menghawatirkan kita. Tapi sepanjang China tidak terjadi inflasi cukup tinggi, harapan kita ada," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda