Garuda Indonesia Kantongi Sisa Dana Right Issue Rp6,5 Triliun
Rabu, 18 Januari 2023 - 18:55 WIB
JAKARTA - Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyampaikan laporan penggunaan dana Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) melalui skema right issue. Emiten berkode saham GIAA mengantongi sisa dana Rp6,53 triliun dari total nilai bersih yang diperoleh sebesar Rp7,77 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mencatat dana yang terpakai digunakan untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan ongkos operasional (opex).
Sebelumnya menurut prospektus, rencana penggunaan dana adalah Rp4,5 triliun untuk capex dan Rp3,29 triliun untuk opex. "Realisasinya, capex total Rp630,80 miliar, dan opex Rp632,75 miliar ," terang Irfan keterbukaan informasi, Rabu (18/1/2023).
Lebih rinci, kebutuhan capex hanya digunakan untuk maintenance dan restorasi senilai Rp630,80 miliar. Realisasi tersebut masih sedikit dibandingkan rencana awal capex untuk maintenance dan restorasi senilai Rp3,6 triliun.
Sedangkan untuk realisasi capex pemenuhan maintenance reserve juga tampak masih nihil dari target senilai Rp900 miliar. Di bagian opex, tercatat sebanyak Rp632,75 miliar dana telah disalurkan, alias masih lebih rendah dari rencana awal senilai Rp3,29 triliun.
Sebagian besar dana opex yang telah dipakai mengalir untuk kebutuhan restrukturisasi senilai Rp370 miliar, ongkos sewa pesawat Rp117,42 miliar dan Rp145,32 miliar sebagai modal kerja lainnya.
Sebagai informasi, GIAA telah merampungkan proses right issue senilai Rp7,7 triliun sebagai tahapan dalam restrukturisasi utang. Selain partisipasi pemegang saham, aksi korporasi ini juga mencakup penyertaan modal negara (PMN) sejumlah Rp7,5 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mencatat dana yang terpakai digunakan untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan ongkos operasional (opex).
Sebelumnya menurut prospektus, rencana penggunaan dana adalah Rp4,5 triliun untuk capex dan Rp3,29 triliun untuk opex. "Realisasinya, capex total Rp630,80 miliar, dan opex Rp632,75 miliar ," terang Irfan keterbukaan informasi, Rabu (18/1/2023).
Lebih rinci, kebutuhan capex hanya digunakan untuk maintenance dan restorasi senilai Rp630,80 miliar. Realisasi tersebut masih sedikit dibandingkan rencana awal capex untuk maintenance dan restorasi senilai Rp3,6 triliun.
Sedangkan untuk realisasi capex pemenuhan maintenance reserve juga tampak masih nihil dari target senilai Rp900 miliar. Di bagian opex, tercatat sebanyak Rp632,75 miliar dana telah disalurkan, alias masih lebih rendah dari rencana awal senilai Rp3,29 triliun.
Sebagian besar dana opex yang telah dipakai mengalir untuk kebutuhan restrukturisasi senilai Rp370 miliar, ongkos sewa pesawat Rp117,42 miliar dan Rp145,32 miliar sebagai modal kerja lainnya.
Sebagai informasi, GIAA telah merampungkan proses right issue senilai Rp7,7 triliun sebagai tahapan dalam restrukturisasi utang. Selain partisipasi pemegang saham, aksi korporasi ini juga mencakup penyertaan modal negara (PMN) sejumlah Rp7,5 triliun.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda