BUMN Keroyokan Garap Hilirisasi, Listrik PLN 150 MVA Bakal Mengalir ke Smelter Antam
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) siap memasok listrik andal untuk pabrik smelter Feronikel milik PT Aneka Tambang, Tbk. ( Antam ). Komitmen itu diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dengan PT Antam dengan daya sebesar 150 Mega Volt Ampere (MVA) di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kolaborasi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjadi salah satu bentuk dukungan PLN dalam hilirisasi industri mineral di tanah air.
Dirut PT Antam Nicolas D. Kanter menjelaskan, sinergi antar BUMN adalah salah satu strategi penting dalam hilirisasi industri mineral. Di samping itu, PT Antam sendiri juga terus melakukan continous improvement dalam teknologi, efisiensi operasional dan dekarbonisasi.
"Kerja sama ini akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan PLN, mari kita bersama memberikan kontribusi terbaik bagi Republik Indonesia," ungkap Nico.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID, Danny Praditya menyampaikan, komitmennya dalam upaya dekarbonisasi dan implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) demi menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
"Perjanjian ini merupakan langkah positif bagi Antam dan PLN, di mana PLN mendapatkan tambahan _revenue_ dan Antam bisa berfokus mengurus operasionalnya. Mari kita terus berkolaborasi dan bersinergi agar menjadi lebih baik guna mewujudkan transisi energi di tahun 2060," ucap Danny.
Sejalan dengan hal tersebut, Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Enterprise PLN Abdul Farid, menyampaikan bahwa sebelumnya PLN telah bekerja sama dengan Antam di Halmahera Timur. Untuk itu, ia menekankan PLN telah siap melengkapi kebutuhan listrik untuk sektor industri smelter.
"Kami juga menyediakan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC). Terlebih saat ini pembangkit EBT di sistem Sulawesi Bagian Selatan termasuk tertinggi di Indonesia," tegas Farid.
Farid memaparkan, pembangkit EBT PLN di Sulawesi berada di atas rata-rata nasional, yaitu sebesar 45,8 persen. Dengan kondisi tersebut, ia meyakini PLN telah siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor.
Kolaborasi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjadi salah satu bentuk dukungan PLN dalam hilirisasi industri mineral di tanah air.
Dirut PT Antam Nicolas D. Kanter menjelaskan, sinergi antar BUMN adalah salah satu strategi penting dalam hilirisasi industri mineral. Di samping itu, PT Antam sendiri juga terus melakukan continous improvement dalam teknologi, efisiensi operasional dan dekarbonisasi.
"Kerja sama ini akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan PLN, mari kita bersama memberikan kontribusi terbaik bagi Republik Indonesia," ungkap Nico.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID, Danny Praditya menyampaikan, komitmennya dalam upaya dekarbonisasi dan implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) demi menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
"Perjanjian ini merupakan langkah positif bagi Antam dan PLN, di mana PLN mendapatkan tambahan _revenue_ dan Antam bisa berfokus mengurus operasionalnya. Mari kita terus berkolaborasi dan bersinergi agar menjadi lebih baik guna mewujudkan transisi energi di tahun 2060," ucap Danny.
Sejalan dengan hal tersebut, Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Enterprise PLN Abdul Farid, menyampaikan bahwa sebelumnya PLN telah bekerja sama dengan Antam di Halmahera Timur. Untuk itu, ia menekankan PLN telah siap melengkapi kebutuhan listrik untuk sektor industri smelter.
"Kami juga menyediakan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC). Terlebih saat ini pembangkit EBT di sistem Sulawesi Bagian Selatan termasuk tertinggi di Indonesia," tegas Farid.
Farid memaparkan, pembangkit EBT PLN di Sulawesi berada di atas rata-rata nasional, yaitu sebesar 45,8 persen. Dengan kondisi tersebut, ia meyakini PLN telah siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor.