Airlangga Petik Pelajaran Penting 3 Tahun Tangani Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan manfaat penting tiga tahun menangani Covid-19. Di bawah kemudi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kombinasi rem dan gas terbukti ampuh dan terukur dibandingkan negara lain.
"Anggaran yang fleksibel dan akuntabel juga penting untuk mengantisipasi kondisi darurat di tengah ketidakpastian," ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Dia mengatakan di dibawah Perppu Nomor 1 Tahun 2020 memberikan keleluasaan yang bertanggung jawab, di mana pada periode krisis pandemi dukungan tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat miskin namun juga golongan menengah atas. "Ketersediaan data dan kualitas data berperan penting dalam perumusan kebijakan," ucap Airlangga.
Tidak hanya itu, koordinasi intensif pemerintah pusat dan daerah serta pelibatan seluruh elemen masyarakat, di mana perumusan program Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah tidak boleh lagi business as usual. "Dengan rapat yang hampir seminggu sekali dan kebijakan yang dikalibrasikan setiap 2 minggu selama 3 tahun," imbuhnya.
Dia mengatakan pemanfaatan teknologi digital juga mampu meningkatkan ketepatan sasaran program, seperti Sistem Satu Data KPCPEN, Peduli Lindungi, Layanan Telemedicine, Aplikasi PKL-WN, dan yang lainnya.
"Pandemi juga melahirkan inovasi, antara lain pembuatan Vaksin Merah Putih yang kemudian menghasilkan Inovac dan Indovac yang dipakai di dalam negeri, dan ini memperkuat kemampuan kita menghadapi pandemi-pandemi berikutnya," tutur Airlangga.
"Anggaran yang fleksibel dan akuntabel juga penting untuk mengantisipasi kondisi darurat di tengah ketidakpastian," ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Dia mengatakan di dibawah Perppu Nomor 1 Tahun 2020 memberikan keleluasaan yang bertanggung jawab, di mana pada periode krisis pandemi dukungan tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat miskin namun juga golongan menengah atas. "Ketersediaan data dan kualitas data berperan penting dalam perumusan kebijakan," ucap Airlangga.
Tidak hanya itu, koordinasi intensif pemerintah pusat dan daerah serta pelibatan seluruh elemen masyarakat, di mana perumusan program Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah tidak boleh lagi business as usual. "Dengan rapat yang hampir seminggu sekali dan kebijakan yang dikalibrasikan setiap 2 minggu selama 3 tahun," imbuhnya.
Dia mengatakan pemanfaatan teknologi digital juga mampu meningkatkan ketepatan sasaran program, seperti Sistem Satu Data KPCPEN, Peduli Lindungi, Layanan Telemedicine, Aplikasi PKL-WN, dan yang lainnya.
"Pandemi juga melahirkan inovasi, antara lain pembuatan Vaksin Merah Putih yang kemudian menghasilkan Inovac dan Indovac yang dipakai di dalam negeri, dan ini memperkuat kemampuan kita menghadapi pandemi-pandemi berikutnya," tutur Airlangga.
(nng)