Perbandingan Kekayaan Low Tuck Kwong dan Hartono Bersaudara, Siapa Paling Tajir di RI?
loading...
A
A
A
Low Tuck Kwong merupakan pemegang saham mayoritas BYAN, dengan menggengam 2,03 miliar atau setara 60,93% saham BYAN. Diketahui jiwa pengusaha Low Tuck Kwong sudah dipupuk sejak remaja, dimana Ia bekerja di perusahaan konstruksi ayahnya yang berada Singapura.
Kemudian pada tahun 1972, dirinya pindah ke Indonesia untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar. Seiring berjalannya waktu, pekerjaannya sebagai kontraktor bangunan mengalami perkembangan dan mendapatkan durian runtuh pada tahun 1997 karena ada yang membeli tambang pertamanya.
Diketahui, Low mendukung SEAX Global yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Di sisi lain Robert dan Michael selain memiliki perusahaan raksasa Djarum, dua bersaudara itu juga pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA.
Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun.
Kemudian pada tahun 1972, dirinya pindah ke Indonesia untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar. Seiring berjalannya waktu, pekerjaannya sebagai kontraktor bangunan mengalami perkembangan dan mendapatkan durian runtuh pada tahun 1997 karena ada yang membeli tambang pertamanya.
Diketahui, Low mendukung SEAX Global yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Di sisi lain Robert dan Michael selain memiliki perusahaan raksasa Djarum, dua bersaudara itu juga pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA.
Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun.
(akr)