Neraca Dagang Juni Diprediksi Surplus, tapi Lebih Kontet

Rabu, 15 Juli 2020 - 08:07 WIB
loading...
Neraca Dagang Juni Diprediksi...
Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan bulan Juni 2020 diperkirakan akan membukukan surplus sebesar USD1,42 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai USD2,09 miliar.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan mengecilnya surplus ini dipengaruhi oleh proyeksi bahwa impor diperkarakan akan mulai mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Meskipun, secara tahunan, impor diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan negatif sebesar -18,47% (YoY).

"Peningkatan impor pada bulan Juni didorong oleh mulai beroperasinya kembali industri pengolahan Indonesia, terlihat dari kenaikan yang cukup signifikan dari PMI Manufacturing Indonesia menjadi 39,1 dari sebelumnya sebesar 28,6," kata Josua di Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Dia melanjutkan, kenaikan impor bulanan ini juga diperkirakan akan didorong oleh kenaikan harga minyak dunia sebesar 10,65%. Di sisi lain, secara bulanan, ekspor Indonesia juga masih akan mengalami peningkatan meskipun diperkirakan tidak sebesar kenaikan impor. ( Baca juga:Wamendag: Perjanjian Perdagangan Jadi Solusi Atasi Proteksionisme Saat Krisis )

"Secara tahunan, kami perkirakan pertumbuhan ekspor sebesar -18,02% YoY. Kenaikan eskpor pada bulan ini didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas manufaktur di negara partner dagang Indonesia, seperti Tiongkok, India, dan Jepang," katanya.

Dia melanjutkan PMI Manufacturing Jepang dan India mengalami peningkatan paling signifikan dibanding kenaikan di negara lainnya. PMI Manufacturing India meningkat menjadi 47,2 dari sebelumnya, sementara PMI Manufacturing Jepang meningkat menjadi 40,8, dari sebelumnya 27,8.

Sementara itu, PMI Manufacturing Tiongkok naik tipis menjadi 51,2, dan menjadi negara partner utama Indonesia yang aktivitas maunfakturnya berada di indikasi ekspansi (PMI Manufacturing >50).

"Kenaikan ekspor bulanan ini juga ditopang oleh kenaikan harga komoditas ekspor utama Indonesia, sebagian besar komoditas mengalami kenaikan harga, seperti CPO yang harganya naik sebesar 6,65% (month the month/mom) dan batu bara yang harganya bertumbuh 0,29%," jelasnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)