Cek Biaya Haji dari China Bikin Geleng Kepala, Bisa Sampai Ratusan Juta Rupiah

Senin, 06 Februari 2023 - 13:23 WIB
loading...
Cek Biaya Haji dari China Bikin Geleng Kepala, Bisa Sampai Ratusan Juta Rupiah
Biaya haji menjadi sorotan setelah pemerintah Indonesia mengusulkan kenaikan menjadi Rp 69 juta per orang tahun ini. Tapi tahukah kamu biaya haji dari beberapa negara juga sangat tinggi, seperti salah satunya China. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Biaya haji menjadi sorotan setelah pemerintah Indonesia mengusulkan kenaikan ongkos perjalanan haji menjadi Rp 69 juta per orang tahun ini. Tapi tahukah kamu biaya haji dari beberapa negara juga sangat tinggi, seperti salah satunya China .

Seperti halnya di Tanah Air, warga China juga harus antre bertahun-tahun untuk bisa menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Meski masa tunggunya tidak selama di Indonesia, namun Umat Islam di China tetap harus antre untuk bisa melaksanakan rukun Islam kelima.



Dikutip dari Antara, biaya haji dari China bervariasi dengan kisaran 40.000 RMB hingga 60.000 RMB (Rp 89,6 juta - Rp 134 juta), tergantung nilai tukar dan fasilitas yang didapat para jamaah haji.

Durasi perjalanan jamaah haji asal China hampir sama dengan jamaah haji reguler asal Indonesia. Jamaah haji asal China membutuhkan waktu sekitar 40 hari dan sudah termasuk perjalanan menuju Tanah Suci dan kembali ke berbagai kota di China.

Buat mereka yang berasal dari Beijing dan kota-kota besar lainnya di wilayah utara, timur, selatan, dan tenggara daratan China biasanya penerbangan untuk ibadah haji dilakukan dengan transit selama beberapa waktu di Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang, guna keperluan pengisian bahan bakar minyak pesawat sebelum menuju ke Tanah Suci.

Mirip dengan di Indonesia, jamaah haji asal China pun biasanya menumpang pesawat carter yang berangkat dari berbagai kota. Selain Beijing, ada beberapa kota di China yang setiap tahun memberangkatkan calon jamaah haji dalam jumlah besar ke Tanah Suci, di antaranya Xi'an (Provinsi Shaanxi), Lanzhou (Provinsi Gansu), Kunming (Provinsi Yunnan), Daerah Otonomi Ningxia, dan Provinsi Qinghai.

Pada tahun 2018, China telah memberangkatkan 11.500 muslim ke Tanah Suci. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2017 sebanyak 12.800 orang dan tahun 2016 sebesar 14.500 orang.

Ada hal unik yang dilakukan pemerintah China yakni dengan membekali perangkat semacam GPS bagi setiap anggota jamaah haji asal China untuk memudahkan koordinasi di antara jamaah. Selain itu juga berfungsi memudahkan pencarian anggota jamaah haji jika ada yang terpisah dari rombongan.



Sebelum bertolak menuju Tanah Suci, calon jamaah haji asal China itu juga telah mendapatkan pembekalan dari para imam dan pemuka lainnya tentang tata cara melaksanakan ibadah haji. termasuk juga orientasi mengenai penginapan yang bakal ditempatinya, berikut jarak ke tempat-tempat penting di Tanah Haram.

Pelatihan dan bimbingan manasik haji biasanya digelar di beberapa masjid di China. Masjid di China tidak hanya berupa ruang ibadah utama atau tempat bersuci, melainkan juga ada fasilitas lain seperti ruang pengajaran dan tempat kerja para imam dan takmir sekaligus ruang istirahat mereka.

Sementara itu pemerintah China pada 2020 lalu, memperkenalkan aturan baru terkait dengan warga muslimnya yang hendak melakukan ibadah haji atau umrah ke Arab Saudi.

Berdasarkan aturan yang dirilis oleh Administrasi Negara untuk Urusan Agama, semua perjalanan ke Arab Saudi harus diatur oleh Asosiasi Islam China. Sehingga warga muslim tidak dapat pergi sendiri dan akan dianggap ilegal.

Sebelum berangkat haji, warga muslim juga harus mengikuti pendidikan bela negara. Nantinya, hanya warga yang memiliki jiwa patriotik, taat hukum, dan berperilaku baik yang dapat menjalankan ibadah haji. Sistem terpusat sebenarnya sudah dilakukan sejak lama di beberapa daerah dengan jumlah muslim terbesar di China, di antaranya adalah Xinjiang Gansu, Ningxia, dan Qinghai.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1826 seconds (0.1#10.140)