Pemimpin Tentukan Nasib Ekonomi, Bahlil Wanti-wanti RI Jangan Seperti Inggris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan stabilitas kepemimpinan nasional sangat penting dalam menentukan nasib perekonomian. Dia pun mewanti-wanti agar Indonesia waspada dan tidak mengikuti jejak Inggris.
Bahlil menuturkan, Inggris mengalami ketidakstabilan ekonomi usai terjadinya transisi kepemimpinan. Akibat salah mengambil kebijakan soal pajak yang justru direspons negatif oleh pasar keuangan, nilai tukar Poundsterling pun merosot di bawah dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai catatan, nilai tukar Poundsterling terhadap dolar AS pada Senin di kisaran USD1,20.
"Artinya yang mau saya sampaikan, hati-hati. Stabilitas kepemimpinan nasional dalam konteks membawa ekonomi itu harus betul-betul kita pikirkan,” paparnya dalam Kuliah Umum bertajuk “Menggenjot Investasi di Masa Sulit”, dikutip Senin (6/2/2023).
Meski begitu, Bahlil meyakini bahwa kepemimpinan Indonesia dengan semangat kolaborasinya akan mampu melewati berbagai tantangan yang disebabkan oleh melemahnya kondisi ekonomi global.
"Bagaimana Indonesia? Indonesia tidak seberat seperti di global, kita punya secercah harapan yang besar terutama dengan kolaborasi, kehati-hatian, dan leadership,” tandasnya.
Menurut Bahlil, hal itu tercermin dari realisasi investasi tahun 2022 yang mencapai Rp1.207,2 triliun, naik 34,0% jika dibandingkan investasi tahun 2021 atau melebihi target yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu Rp1.200 triliun. "Ini syarat utama pertumbuhan ekonomi kita di atas 5%," ungkapnya.
Bahlil menuturkan, Inggris mengalami ketidakstabilan ekonomi usai terjadinya transisi kepemimpinan. Akibat salah mengambil kebijakan soal pajak yang justru direspons negatif oleh pasar keuangan, nilai tukar Poundsterling pun merosot di bawah dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai catatan, nilai tukar Poundsterling terhadap dolar AS pada Senin di kisaran USD1,20.
"Artinya yang mau saya sampaikan, hati-hati. Stabilitas kepemimpinan nasional dalam konteks membawa ekonomi itu harus betul-betul kita pikirkan,” paparnya dalam Kuliah Umum bertajuk “Menggenjot Investasi di Masa Sulit”, dikutip Senin (6/2/2023).
Meski begitu, Bahlil meyakini bahwa kepemimpinan Indonesia dengan semangat kolaborasinya akan mampu melewati berbagai tantangan yang disebabkan oleh melemahnya kondisi ekonomi global.
"Bagaimana Indonesia? Indonesia tidak seberat seperti di global, kita punya secercah harapan yang besar terutama dengan kolaborasi, kehati-hatian, dan leadership,” tandasnya.
Menurut Bahlil, hal itu tercermin dari realisasi investasi tahun 2022 yang mencapai Rp1.207,2 triliun, naik 34,0% jika dibandingkan investasi tahun 2021 atau melebihi target yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu Rp1.200 triliun. "Ini syarat utama pertumbuhan ekonomi kita di atas 5%," ungkapnya.
(ind)