BRI Setor Dividen dan Pajak Rp136,5 Triliun ke Kas Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat jumlah setoran dividen dan pajak ke negara terus meningkat. Jumlahnya mencapai Rp136,5 triliun dalam lima tahun terakhir (tahun 2018 hingga September 2022).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI sebagai BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, berkewajiban untuk menyetorkan laba ke negara.
“Setoran tersebut berbentuk dividen dan pajak yang mana pada akhirnya juga kembali ke rakyat,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (6/2/2023) malam.
Menurut Sunarso, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan kepada negara semakin besar, yakni Rp24,28 triliun pada 2018 lalu meningkat menjadi Rp26,56 triliun pada 2019.
Selanjutnya pada tahun 2020 dan 2021 masing-masing sebesar Rp28,39 triliun dan Rp27,09 triliun. Per September 2022, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan oleh BRI sebesar Rp30,20 triliun. Sehingga, secara total kontribusi BRI dalam lima tahun terakhir terhadap penerimaan negara telah mencapai Rp136,53 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari dividen yang dibayarkan ke pemerintah sebesar Rp49,40 triliun, PPh Badan yang dibayarkan ke pemerintah sebesar Rp47,83 triliun, PPh Potongan/Pungutan maupun PPN Bea & Materai sebesar Rp39,30 triliun.
Sunarso optimistis kontribusi yang ditorehkan BRI melalui kinerja keuangan yang positif dan terus tumbuh tersebut dapat meningkatkan kontribusi untuk memajukan ekonomi Indonesia.
Komitmen ini juga dibuktikan salah satunya pada awal tahun 2023, di mana perseroan melakukan aksi korporasi di pasar modal melalui pembagian dividen interim saham BBRI sebesar Rp8,63 triliun atau Rp57 per lembar saham.
Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar kurang lebih Rp4,59 triliun disetorkan kepada pemerintah dan selebihnya sebesar kurang lebih Rp4,04 triliun dibagikan kepada publik.
Tak hanya melalui dividen dan pajak, kontribusi BRI terhadap negara juga dilakukan melalui penyelamatan pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 melalui restrukturisasi kredit.
Sebagai catatan, pada saat pandemi tahun 2020, BRI mencatat posisi tertinggi restrukturisasi dilakukan kepada sebanyak 3,9 juta nasabah (September 2020) dengan nilai restrukturisasi mencapai Rp256,1 triliun.
Di samping itu, BRI juga terus mendorong peningkatan inklusi keuangan dengan memberikan akses layanan keuangan seluas-luasnya melalui AgenBRILink yang berjumlah 627 ribu agen dengan transaksi sebesar Rp1.298 triliun, dan telah menjangkau 58 ribu desa atau mengcover lebih dari 77% total desa di Indonesia.
Digitalisasi melalui Super Apps BRImo juga telah digunakan oleh lebih dari 23,85 juta user dengan nilai transaksi mencapai Rp2.669 triliun. Selain itu, pemberdayaan agar pelaku usaha Ultra Mikro naik kelas juga terus dibangun.
Melalui Holding Ultra Mikro, BRI berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro untuk kemudian diberdayakan agar usaha nasabah naik kelas.
Pencapaian tersebut tak terlepas dari keberhasilan integrasi layanan co-location Senyum (Sentra Layanan Ultra Mikro) antara BRI dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang telah mencapai 1.003 lokasi.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI sebagai BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, berkewajiban untuk menyetorkan laba ke negara.
“Setoran tersebut berbentuk dividen dan pajak yang mana pada akhirnya juga kembali ke rakyat,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (6/2/2023) malam.
Menurut Sunarso, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan kepada negara semakin besar, yakni Rp24,28 triliun pada 2018 lalu meningkat menjadi Rp26,56 triliun pada 2019.
Selanjutnya pada tahun 2020 dan 2021 masing-masing sebesar Rp28,39 triliun dan Rp27,09 triliun. Per September 2022, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan oleh BRI sebesar Rp30,20 triliun. Sehingga, secara total kontribusi BRI dalam lima tahun terakhir terhadap penerimaan negara telah mencapai Rp136,53 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari dividen yang dibayarkan ke pemerintah sebesar Rp49,40 triliun, PPh Badan yang dibayarkan ke pemerintah sebesar Rp47,83 triliun, PPh Potongan/Pungutan maupun PPN Bea & Materai sebesar Rp39,30 triliun.
Sunarso optimistis kontribusi yang ditorehkan BRI melalui kinerja keuangan yang positif dan terus tumbuh tersebut dapat meningkatkan kontribusi untuk memajukan ekonomi Indonesia.
Komitmen ini juga dibuktikan salah satunya pada awal tahun 2023, di mana perseroan melakukan aksi korporasi di pasar modal melalui pembagian dividen interim saham BBRI sebesar Rp8,63 triliun atau Rp57 per lembar saham.
Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar kurang lebih Rp4,59 triliun disetorkan kepada pemerintah dan selebihnya sebesar kurang lebih Rp4,04 triliun dibagikan kepada publik.
Tak hanya melalui dividen dan pajak, kontribusi BRI terhadap negara juga dilakukan melalui penyelamatan pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 melalui restrukturisasi kredit.
Sebagai catatan, pada saat pandemi tahun 2020, BRI mencatat posisi tertinggi restrukturisasi dilakukan kepada sebanyak 3,9 juta nasabah (September 2020) dengan nilai restrukturisasi mencapai Rp256,1 triliun.
Di samping itu, BRI juga terus mendorong peningkatan inklusi keuangan dengan memberikan akses layanan keuangan seluas-luasnya melalui AgenBRILink yang berjumlah 627 ribu agen dengan transaksi sebesar Rp1.298 triliun, dan telah menjangkau 58 ribu desa atau mengcover lebih dari 77% total desa di Indonesia.
Digitalisasi melalui Super Apps BRImo juga telah digunakan oleh lebih dari 23,85 juta user dengan nilai transaksi mencapai Rp2.669 triliun. Selain itu, pemberdayaan agar pelaku usaha Ultra Mikro naik kelas juga terus dibangun.
Melalui Holding Ultra Mikro, BRI berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro untuk kemudian diberdayakan agar usaha nasabah naik kelas.
Pencapaian tersebut tak terlepas dari keberhasilan integrasi layanan co-location Senyum (Sentra Layanan Ultra Mikro) antara BRI dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang telah mencapai 1.003 lokasi.
(ind)