Ekonomi Tumbuh 5,31 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Jadi The Bright Spot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang menembus 5,31% menjadi pijakan pemerintah untuk lebih optimistis mengejar pertumbuhan di tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, pertumbuhan 5,31% seperti capaian-capaian sebelum pandemi terjadi.
"Pertumbuhan ekonomi tahunan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi," kata Kepala Badan BPS Margo Yuwono, dikutip Selasa (7/2/2023).
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani , pencapaian itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Pasalnya, di beberapa negara persentase pertumbuhannya tak sebesar Indonesia.
“Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat 'The Bright Spot' di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimistis, namun juga waspada,” tutup Sri.
Sri Mulyani melanjutkan, meski pertumbuhan meningkat pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini. Risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak.
"Dalam World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 sebesar 3,4% dan 2,9%, atau lebih tinggi 0,2 poin dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022," ucapnya.
Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di tahun 2023. Namun, Sri menegaskan bahwa keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi akan terus dijaga guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional.
APBN 2023 juga telah dipersiapkan agar senantiasa waspada namun optimistis kepada potensi perekonomian ke depan. Kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.
"Pertumbuhan ekonomi tahunan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi," kata Kepala Badan BPS Margo Yuwono, dikutip Selasa (7/2/2023).
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani , pencapaian itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Pasalnya, di beberapa negara persentase pertumbuhannya tak sebesar Indonesia.
“Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat 'The Bright Spot' di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimistis, namun juga waspada,” tutup Sri.
Sri Mulyani melanjutkan, meski pertumbuhan meningkat pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini. Risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak.
"Dalam World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 sebesar 3,4% dan 2,9%, atau lebih tinggi 0,2 poin dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022," ucapnya.
Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di tahun 2023. Namun, Sri menegaskan bahwa keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi akan terus dijaga guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional.
APBN 2023 juga telah dipersiapkan agar senantiasa waspada namun optimistis kepada potensi perekonomian ke depan. Kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.
(uka)