Gelombang PHK Belum Usai, Kini Boeing Pangkas 2.000 Karyawan
loading...
A
A
A
Pada 29 Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610 jatuh ke Laut Jawa, 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta dan menewaskan semua 189 penumpang dan awak.
Kurang dari lima bulan kemudian, Ethiopian Airlines Penerbangan 302, Boeing 737 Max lainnya dalam perjalanan ke Kenya, jatuh enam menit setelah meninggalkan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Semua 157 orang di dalamnya tewas.
Belakangan muncul dugaan bahwa kedua kecelakaan itu dipicu oleh cacat desain, khususnya penggunaan perangkat lunak kontrol penerbangan atau yang dikenal sebagai "Maneuvering Characteristics Augmentation System" (MCAS).
Sistem ini dirancang untuk membantu pilot yang terbiasa dengan generasi 737 sebelumnya, dan mencegah mereka membutuhkan pelatihan ekstra yang mahal untuk menerbangkan model baru. Tetapi kegagalan sensor menyebabkannya tidak berfungsi.
Setelah modifikasi pada pesawat dan pelatihan pilot, pesawat 737 Max kini telah disiapkan untuk terbang lagi pada sebagian besar negara di seluruh dunia.
Kurang dari lima bulan kemudian, Ethiopian Airlines Penerbangan 302, Boeing 737 Max lainnya dalam perjalanan ke Kenya, jatuh enam menit setelah meninggalkan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Semua 157 orang di dalamnya tewas.
Belakangan muncul dugaan bahwa kedua kecelakaan itu dipicu oleh cacat desain, khususnya penggunaan perangkat lunak kontrol penerbangan atau yang dikenal sebagai "Maneuvering Characteristics Augmentation System" (MCAS).
Sistem ini dirancang untuk membantu pilot yang terbiasa dengan generasi 737 sebelumnya, dan mencegah mereka membutuhkan pelatihan ekstra yang mahal untuk menerbangkan model baru. Tetapi kegagalan sensor menyebabkannya tidak berfungsi.
Setelah modifikasi pada pesawat dan pelatihan pilot, pesawat 737 Max kini telah disiapkan untuk terbang lagi pada sebagian besar negara di seluruh dunia.
(akr)