3.323 Hotel Dijual Online Mulai Rp75 Juta hingga Rp9 Triliun, PHRI Ungkap Biang Keroknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak pada banyak sektor salah satunya kepada industri perhotelan di Tanah Air. Banyak hotel yang akhirnya harus dijual mulai dari harga Rp75 juta hingga Rp9 triliun.
Berdasarkan penelusuran MPI di laman Lamudi.co.id pada Senin (13/2/2023), ada sebanyak 3.323 hotel yang ditawarkan di laman tersebut. Bali menjadi provinsi terbanyak yang menjual hotel dengan 1.133 unit. Disusul oleh Jawa Barat sebanyak 547 unit hotel.
Sementara Jawa Timur menempati urutan ketiga dengan 448 unit. Kemudian diikuti DKI Jakarta dan Yogyakarta berturut-turut sebanyak 399 unit dan 369 unit.
Menanggapi kondisi itu, Wakil Ketua Umum Bidang Hotel Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Iswandi Said mengatakan, fenomena tersebut tidak lepas dari adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
Menurut Iswandi, meningkatnya hotel yang dijual disebabkan oleh banyaknya pengelola hotel yang keberatan menanggung beban cicilan yang tertunda pada saat masa pandemi.
"Kondisi seperti itu tidak serta-merta bisa diatasi dengan masuknya kita ke era endemi, karena relaksasi dari bank sekarang sudah berhenti. Jadi sekarang ini kita harus mulai membayar cicilan lagi seperti normal, malah kita harus mengcover dua tahun yang sudah diberikan kesempatan cuti untuk tidak bayar cicilan. Itu kan ditumpuk ke belakang semua," kata Iswandi kepada MPI, Senin (13/2/2023).
Namun menurutnya, situasi tersebut tidak bisa dipukul rata karena tidak semua kasusnya seperti itu. Tetapi menurut catatannya, salah satu pendorong utamanya merupakan cicilan ke bank.
"Dalam pantauan saya mereka keberatan di sana dan itu sekarang dengan adanya kondisi membaik, ada investor yang berminat," pungkasnya.
Berdasarkan penelusuran MPI di laman Lamudi.co.id pada Senin (13/2/2023), ada sebanyak 3.323 hotel yang ditawarkan di laman tersebut. Bali menjadi provinsi terbanyak yang menjual hotel dengan 1.133 unit. Disusul oleh Jawa Barat sebanyak 547 unit hotel.
Sementara Jawa Timur menempati urutan ketiga dengan 448 unit. Kemudian diikuti DKI Jakarta dan Yogyakarta berturut-turut sebanyak 399 unit dan 369 unit.
Menanggapi kondisi itu, Wakil Ketua Umum Bidang Hotel Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Iswandi Said mengatakan, fenomena tersebut tidak lepas dari adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
Menurut Iswandi, meningkatnya hotel yang dijual disebabkan oleh banyaknya pengelola hotel yang keberatan menanggung beban cicilan yang tertunda pada saat masa pandemi.
"Kondisi seperti itu tidak serta-merta bisa diatasi dengan masuknya kita ke era endemi, karena relaksasi dari bank sekarang sudah berhenti. Jadi sekarang ini kita harus mulai membayar cicilan lagi seperti normal, malah kita harus mengcover dua tahun yang sudah diberikan kesempatan cuti untuk tidak bayar cicilan. Itu kan ditumpuk ke belakang semua," kata Iswandi kepada MPI, Senin (13/2/2023).
Namun menurutnya, situasi tersebut tidak bisa dipukul rata karena tidak semua kasusnya seperti itu. Tetapi menurut catatannya, salah satu pendorong utamanya merupakan cicilan ke bank.
"Dalam pantauan saya mereka keberatan di sana dan itu sekarang dengan adanya kondisi membaik, ada investor yang berminat," pungkasnya.
(uka)