Pos Indonesia Akan Sematkan Fitur Panic Button di Pospay untuk Pekerja Migran
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) akan menyediakan fitur ‘panic button’ di aplikasi Pospay untuk pekerja migran Indonesia (PMI). Fitur tersebut berfungsi sebagai saluran pengaduan untuk mencegah kekerasan terhadap PMI.
“Jadi nanti di Pospay ada fitur khusus untuk informasi tentang PMI, kemudian dari Kepala BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) ini (fitur) ada panic button,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi pada acara pelepasan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jakarta, Senin (13/2/2023).
Fitur ini, kata Faizal, penting sebagai langkah cepat Pemerintah Indonesia dalam merespon semua aduan dari PMI. Terutama jika PMI mendapat perlakuan yang tidak manusiawi di negara penempatan.
(Baca juga:Refleksi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia)
Faizal berharap semua PMI yang tersebar di semua negara dapat mengunduh aplikasi Pospay. Pasalnya, Pospay dapat digunakan PMI untuk berbagai transaksi keuangan.
Menurut Faizal, Pos Indonesia mempunyai supper apps berlabel Pospay di bawah divisi Bisnis Jasa Keuangan. “Dengan Pospay, PMI dapat mengirim uang ke dalam negeri, membayar listrik, membelikan pulsa saudara yang di Indonesia, dan membayar kredit rumah bila nanti ada program kredit usaha rakyat (KUR) dari BP2MI,” tambah Faizal.
Pos Indonesia, kata Faizal, juga siap memfasilitasi pengiriman barang dari luar negeri ke Indonesia. Faizal memastikan barang-barang tersebut bisa sampai ke alamat tujuan, bahkan di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terpencil) dan perbatasan.
“Saya punya pengalaman kebetulan sebelum saya menjadi Dirut Pos, saya di Telkom selama 30 tahun dan saya sempat menjadi Direktur Utama Telco Internasional yang punya 11 cabang, antara lain di Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, Makau dan Arab Saudi. Di situ banyak PMI. Jadi sedikit banyak saya tahu berbagai permasalahan yang dihadapi oleh teman-teman PMI,” ungkap Faizal.
(Baca juga:Kolaborasi Bersama Lindungi Pekerja Migran Indonesia)
Pos Indonesia, kata Faizal, juga peduli terhadap keberlanjutan karir PMI sepulang dari negera penempatan. Mereka diharapkan bisa menempuh pendidikan di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) secara daring untuk program D3, D4 dan S1 di sela PMI bekerja.
“Mereka bisa dapat gelar ketika mereka pulang ke Indonesia. Mereka punya pengalaman kerja, punya wawasan di luar negeri, dan juga pendidikannya meningkat sehingga ketika berwirausaha dan kalau bekerja lagi kompetensinya lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik,” beber Faizal.
Diketahui, BP2MI melepas PMI dengan destinasi Korea Selatan, Senin (13/2/2023). BP2MI melepas 524 PMI program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan dan 139 yang sedang mengikuti preeliminary education.
Pelepasan tersebut dihadiri Ketua Umum DPP Gebu Minang yang juga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), pengurus Partai Hanura, perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Anggota DPR-RI.
Berkaitan dengan Osman Sapta Odang yang juga sebagai Ketua Gebu Minang, Faizal menyebutkan bahwa Pos Indonesia dengan aplikasi Pospay-nya, telah bekerja sama dengan Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang). Pihaknya menyediakan fitur khusus berlabel Pospay Gebu Minang yang memiliki anggota sekitar 16 juta orang.
Faizal ikut bangga dengan keberangkatan PMI yang diperhatikan pemerintah. “Kali ini saya bahagia melihat rasa kebahagiaan terlihat dari para wajah PMI Korea untuk ke luar negeri. Dengan bekerja di luar negeri bisa belajar hidup dan belajar bertanggung jawab. Karena ketika kembali, akan banyak pelajaran yang akan didapatkan. PMI adalah generasi muda, bercita-cita pulang ke Indonesia menjadi orang sukses,” kata Faizal.
“Jadi nanti di Pospay ada fitur khusus untuk informasi tentang PMI, kemudian dari Kepala BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) ini (fitur) ada panic button,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi pada acara pelepasan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jakarta, Senin (13/2/2023).
Fitur ini, kata Faizal, penting sebagai langkah cepat Pemerintah Indonesia dalam merespon semua aduan dari PMI. Terutama jika PMI mendapat perlakuan yang tidak manusiawi di negara penempatan.
(Baca juga:Refleksi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia)
Faizal berharap semua PMI yang tersebar di semua negara dapat mengunduh aplikasi Pospay. Pasalnya, Pospay dapat digunakan PMI untuk berbagai transaksi keuangan.
Menurut Faizal, Pos Indonesia mempunyai supper apps berlabel Pospay di bawah divisi Bisnis Jasa Keuangan. “Dengan Pospay, PMI dapat mengirim uang ke dalam negeri, membayar listrik, membelikan pulsa saudara yang di Indonesia, dan membayar kredit rumah bila nanti ada program kredit usaha rakyat (KUR) dari BP2MI,” tambah Faizal.
Pos Indonesia, kata Faizal, juga siap memfasilitasi pengiriman barang dari luar negeri ke Indonesia. Faizal memastikan barang-barang tersebut bisa sampai ke alamat tujuan, bahkan di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terpencil) dan perbatasan.
“Saya punya pengalaman kebetulan sebelum saya menjadi Dirut Pos, saya di Telkom selama 30 tahun dan saya sempat menjadi Direktur Utama Telco Internasional yang punya 11 cabang, antara lain di Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, Makau dan Arab Saudi. Di situ banyak PMI. Jadi sedikit banyak saya tahu berbagai permasalahan yang dihadapi oleh teman-teman PMI,” ungkap Faizal.
(Baca juga:Kolaborasi Bersama Lindungi Pekerja Migran Indonesia)
Pos Indonesia, kata Faizal, juga peduli terhadap keberlanjutan karir PMI sepulang dari negera penempatan. Mereka diharapkan bisa menempuh pendidikan di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) secara daring untuk program D3, D4 dan S1 di sela PMI bekerja.
“Mereka bisa dapat gelar ketika mereka pulang ke Indonesia. Mereka punya pengalaman kerja, punya wawasan di luar negeri, dan juga pendidikannya meningkat sehingga ketika berwirausaha dan kalau bekerja lagi kompetensinya lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik,” beber Faizal.
Diketahui, BP2MI melepas PMI dengan destinasi Korea Selatan, Senin (13/2/2023). BP2MI melepas 524 PMI program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan dan 139 yang sedang mengikuti preeliminary education.
Pelepasan tersebut dihadiri Ketua Umum DPP Gebu Minang yang juga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), pengurus Partai Hanura, perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Anggota DPR-RI.
Berkaitan dengan Osman Sapta Odang yang juga sebagai Ketua Gebu Minang, Faizal menyebutkan bahwa Pos Indonesia dengan aplikasi Pospay-nya, telah bekerja sama dengan Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang). Pihaknya menyediakan fitur khusus berlabel Pospay Gebu Minang yang memiliki anggota sekitar 16 juta orang.
Faizal ikut bangga dengan keberangkatan PMI yang diperhatikan pemerintah. “Kali ini saya bahagia melihat rasa kebahagiaan terlihat dari para wajah PMI Korea untuk ke luar negeri. Dengan bekerja di luar negeri bisa belajar hidup dan belajar bertanggung jawab. Karena ketika kembali, akan banyak pelajaran yang akan didapatkan. PMI adalah generasi muda, bercita-cita pulang ke Indonesia menjadi orang sukses,” kata Faizal.
(dar)