Hilirisasi dan Penguatan Pasar Domestik Kunci Menghadapi Ketidakpastian Global

Selasa, 14 Februari 2023 - 16:30 WIB
loading...
Hilirisasi dan Penguatan...
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan strategi menghadapi ketidakpastian global. FOTO/MNC Media
A A A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekomomian) menyatakan penguatan pasar domestik dan hilirisasi industri menjadi kunci utama agar Indonesia dapat bertahan dari hantaman ketidakpastian global dan ancaman resesi. Berdasarkan data IMFpertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 3,4% dan tumbuh melambat menjadi 2,9% pada 2023. Kemudian meningkat menjadi 3,1% pada 2024.

"Langkah-langkah antisipasi dan terdapat beberapa sektor yang perlu diperkuat dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di 2023 salah satunya adalah sektor manufaktur. Selain itu, dalam jangka pendek penguatan pasar domestik termasuk kemudahan produksi di dalam negeri menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini," ujar Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan pidato kuncinya dalam webinar bertajuk Economic & Business Outlook 2023: Synergy and Collaboration for the Industry Recovery Phase, di Jakarta, baru-baru ini.



Sebab itu, pemerintah perlu menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat dengan menjaga inflasi, ketersediaan pasokan, distribusi yang lancar, dan komunikasi yang efektif untuk menjaga daya beli, pemerintah terus mendorong program perlindungan sosial yang dijalankan Kementerian/ Lembaga (K/L).

Sementara untuk jangka menengah, pemerintah mendorong transformasi, peningkatan investasi, mendorong produktivitas SDM, dan implementasi UU Cipta Kerja yang diharapkan bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Untuk itu, pemerintah terus mendorong hilirisasi industri serta mengurangi ekspor bahan mentah meskipun terdapat beberapa tantangan seperti digugatnya program hilirisasi nikel oleh WTO.

"Pemerintah fokus pada beberapa komoditas hilirisasi industri seperti industri berbasis agro, mineral dan SDA, dan pemerintah juga sedang dorong industri berbasis mineral dan baja. Kemudian bauksit dijadwalkan akan terus ditingkatkan dan ditargetkan ekspor yang slama ini Rp21 triliun diharapkan bisa naik jadi Rp63 triliun. Pemerintah jg terus mendorong hilirisasi timah yang dibutuhkan dalam pengembangan Electric Vehicle (EV) dan magnetic. dan hilirisasi nikel tidak berhenti sampai di sini," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menilai, meski ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,3% di tahun ini namun ancaman resesi global perlu diwaspadai. Pasalnya resesi global berpotensi menurunkan permintaan ekspor karena menurunnya permintaan global dan risiko kenaikan harga bahan baku impor.

"Hal ini tentu menjadi tantangan terutama bagi industri yang berorientasi ekspor. Dan disini penguatan pasar domestik menjadi penting, menjadi kunci keberlangsungan usaha di tengah ketidakpastian global," katanya.

Oleh sebab itu, penguatan rantai nilai domestik atau domestic value chain menjadi peluang yang harus bisa dioptimalkan Indonesia. "Kadin juga melihat ada dua kunci utama agar Indonesia bisa resilience dalam menghadapi gejolak ekonomi 2023. Pertama, penguatan UMKM dan kedua, hilirisasi," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengaku, dunia sedang mengalami fracture economy dimana banyak negara lebih melihat kepentingan ekonomi di dalam negerinya dibandingkan menjalin kerja sama multilateral atau kerja sama perdagangan secara luas, serta globalisasi yang mundur paska pandemi Covid-19. Untuk menggenjot ekspor, lanjutnya, pemerintah bisa memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjalin kerja sama bilateral atau bersinergi dengan beberapa negara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)