Indonesia Bisa Ambil Peluang Pasar Bahan Bakar Berkelanjutan Sektor Penerbangan

Jum'at, 17 Februari 2023 - 18:09 WIB
loading...
Indonesia Bisa Ambil...
Boeing melipatgandakan pembelian bahan bakar nabati. Foto/Boeing
A A A
JAKARTA - Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia bisa memanfaatkan pasar bahan bakar berkelanjutan yang tengah menjadi tren di dunia penerbangan global. CPO bisa diolah menjadi avtur berkelanjutan yang digunakan oleh produsen pesawat.



Saat ini, Boeing memiliki sejumlah perjanjian untuk membeli 5,6 juta galon (21,2 juta liter) campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) yang diproduksi oleh Neste, produsen SAF terkemuka di dunia, untuk mendukung operasi komersialnya di Amerika Serikat sepanjang 2023. Nilai perjanjian ini lebih dari dua kali lipat nilai pengadaan SAF Boeing tahun lalu.

“Kami menunjukkan komitmen kami untuk mengurangi jejak karbon dan mengkatalisasi industri SAF. Pengadaan SAF tahun ini mencapai 25% dari total kebutuhan Boeing atas bahan bakar pesawat jet tahun lalu, termasuk penerbangan produksi, pengiriman, Boeing ecoDemonstrator, serta Dreamlifter, dan kami bermaksud meningkatkan jumlah tersebut di tahun-tahun mendatang,” kata Sheila Remes, Wakil Presiden Boeing Urusan Keberlanjutan Lingkungan, dikutip dari pernyataannya di laman Boeing, Jumat (17/2/2023).

Perjanjian pembelian tersebut meliputi suplai produk Neste MY Sustainable Aviation FuelTM (Neste MY SAF) yang dicampur dengan bahan bakar jet konvensional dengan perbandingan 30/70 untuk menghasilkan campuran SAF. Neste MY SAF terbuat dari 100% limbah terbarukan dan bahan baku residu, seperti minyak goreng dan limbah lemak hewan, dan memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat.

EPIC Fuels dan perusahaan Signature Aviation akan menyediakan 2,3 juta galon, sementara Avfuel akan menyuplai 300.000 galon campuran SAF ini untuk program uji terbang Boeing ecoDemonstrator dan lokasi-lokasi pabrik komersial Boeing di negara bagian Washington dan Carolina Selatan.

Boeing juga membeli tambahan 3 juta galon campuran SAF yang sama dari EPIC Fuels dan Signature Aviation untuk menghasilkan keringanan pengurangan emisi dalam penerbangan pengiriman komersial, Dreamlifter, dan penerbangan eksekutif. Manfaat tersebut dihasilkan melalui proses book and claim yang menggantikan bahan bakar minyak bumi dengan SAF pada sistem pengisian bahan bakar di luar suplai bahan bakar perusahaan.

Pada 2021, Boeing berkomitmen untuk mewujudkan tujuan agar pesawat komersialnya mampu dan memiliki sertifikasi layak terbang menggunakan 100% SAF pada 2030. SAF menurunkan emisi CO2 sebanyak 80% dari siklus hidup bahan bakar, yang berpotensi mencapai 100% di masa depan dan sudah dipahami secara luas menawarkan potensi terbesar untuk menghapuskan karbon dari penerbangan dalam waktu 20 hingga 30 tahun mendatang.

Terbuat dari beberapa bahan baku, SAF sudah tersertifikasi untuk penggunaan komersial dan sekarang bisa dicampur hingga 50% dengan bahan bakar jet tradisional tanpa memerlukan modifikasi pada pesawat, mesin, atau infrastruktur pengisian bahan bakar.

Berikut ini beberapa tonggak pencapaian penting Boeing yang memungkinkan penggunaan SAF
• Pada Februari 2023, Boeing mengumumkan sebuah tonggak pengujian penting, yakni pengembangan cairan rujukan untuk pesawat jet (jet reference fluid/JRF) untuk memungkinkan uji kompatibilitas SAF dalam rangka membantu mewujudkan komitmen perusahaan untuk memproduksi pesawat terbang yang bisa menggunakan 100% SAF.
• Pada 2019, Boeing mulai menawari pelanggannya dengan pilihan penerbangan pengiriman komersial yang ditenagai SAF untuk menunjukkan komitmen dalam mengurangi CO2 dan mendorong lebih jauh lagi penggunaan bahan bakar yang lebih bersih.
• Pada 2018, Boeing ecoDemonstrator melakukan uji terbang pesawat komersial yang pertama dalam industri penerbangan dengan menggunakan 100% SAF di kedua mesin pesawat 777 Freighter melalui kerja sama dengan FedEx.
• Boeing melakukan uji terbang awal menggunakan SAF pada 2008 sehingga memungkinkan disetujuinya penggunaan SAF secara komersial pada 2011 serta penerbangan untuk pengiriman pesawat pada 2012.



Sebagai perusahaan kedirgantaraan global terkemuka, Boeing membangun, merakit, dan melayani penerbangan komersial, produk pertahanan dan sistem angkasa bagi para pelanggan di lebih dari 150 negara. Sebagai pengekspor utama di Amerika Serikat, Boeing mengangkat para pelaku usaha dalam basis penyuplai global ke tingkat yang lebih maju lagi dalam hal kesempatan ekonomi, keberlanjutan, dan dampak masyarakat.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1873 seconds (0.1#10.140)