Sebut 2023 Tahun Ekspansi, Dirut BRI: Jangan Takut Nabung dan Ajukan Kredit di Bank
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI memandang tahun 2023 ini dengan penuh optimisme. Bahkan, manajemen perseroan optimistis tahun ini akan menjadi tahun ekspansi.
Direktur Utama (Dirut) BRI, Sunarso menyatakan, salah satu kunci terpenting yang dilakukan BRI yakni konsisten menyalurkan kredit ke masyarakat agar roda perekonomian terus berputar.
Dia mengungkapkan faktor di balik menerapkan strategi ini yakni aktif mendukung program pemerintah dengan memberikan stimulus subsidi bunga kepada masyarakat.
Strategi yang dinamakan bussiness follow stimulus itu telah diimplementasikan bank pelat merah tersebut sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
“Sehingga dengan demikian, kreditnya tetap unggul, likuiditas masih sangat aman,” ujarnya, dikutip dari siara pers, Selasa (7/3/2023).
Dia melanjutkan, ternyata likuiditas yang aman itu berlanjut sampai sekarang. “Terbukti bahwa LDR (Loan to Deposit Ratio atau rasio pinjaman terhadap simpanan) masih berada di kisaran 80%. Itulah situasi di tahun 2023 ini,” tuturnya.
Dengan angka tersebut, secara historis, kata Sunarso, masih belum terindikasi masalah likuiditas di Indonesia. Di sisi lain, BRI akan tetap aktif melakukan ekspansi bisnis yang selektif dan prudent.
“Ini tahun ekspansi sebenarnya, sampai nanti memang ada LDR yang mencapai di atas 92%, baru kita mulai bagaimana dan kemana kita akan cari likuiditas, apakah akan setop pertumbuhan atau akan menunggu dipasok likuiditas. Asal dipastikan ini bisa mendorong pertumbuhan,” bebernya.
Kendati demikian, BRI tetap memperhatikan risiko yang mungkin terjadi seperti inflasi. Oleh sebab itu, bank yang juga fokus menggarap segmen mikro ini tetap mengelola sebaik mungkin dinamika likuiditas di pasar.
“Jadi yang penting menurut saya di 2023 ini, inflasi dikendalikan, pertumbuhan didorong dengan cara me-manage likuiditas di pasar, just right liquidity. Jadi jangan sampai kelebihan nanti menimbulkan inflasi, tapi jangan sampai kekurangan nanti akan menghambat pertumbuhan,” urainya.
Dalam kesempatan lain, Sunarso bersyukur karena pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup solid dengan peluang resesi sebesar 3%, yang secara teoritis jauh dari batas maksimal yakni 20%. Hal ini juga yang membuat BRI berani menerapkan strategi dengan memberi banyak kredit ke masyarakat.
Dari sana, Sunarso juga percaya dan optimis sistem perbankan di Indonesia juga akan mencatatkan kinerja solid terhadap semua tantangan yang ada. Terakhir, dia mengimbau masyarakat agar tidak takut untuk mengambil kredit di bank.
“Kita tetap optimistis, dan perbankan kita juga solid. Karena itu pesan pertama, maka jangan khawatir untuk menaruh uangnya di bank. Tapi kemudian untuk mendorong pertumbuhan juga, jangan takut minta kredit di bank,” tandasnya.
Direktur Utama (Dirut) BRI, Sunarso menyatakan, salah satu kunci terpenting yang dilakukan BRI yakni konsisten menyalurkan kredit ke masyarakat agar roda perekonomian terus berputar.
Dia mengungkapkan faktor di balik menerapkan strategi ini yakni aktif mendukung program pemerintah dengan memberikan stimulus subsidi bunga kepada masyarakat.
Strategi yang dinamakan bussiness follow stimulus itu telah diimplementasikan bank pelat merah tersebut sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
“Sehingga dengan demikian, kreditnya tetap unggul, likuiditas masih sangat aman,” ujarnya, dikutip dari siara pers, Selasa (7/3/2023).
Dia melanjutkan, ternyata likuiditas yang aman itu berlanjut sampai sekarang. “Terbukti bahwa LDR (Loan to Deposit Ratio atau rasio pinjaman terhadap simpanan) masih berada di kisaran 80%. Itulah situasi di tahun 2023 ini,” tuturnya.
Dengan angka tersebut, secara historis, kata Sunarso, masih belum terindikasi masalah likuiditas di Indonesia. Di sisi lain, BRI akan tetap aktif melakukan ekspansi bisnis yang selektif dan prudent.
“Ini tahun ekspansi sebenarnya, sampai nanti memang ada LDR yang mencapai di atas 92%, baru kita mulai bagaimana dan kemana kita akan cari likuiditas, apakah akan setop pertumbuhan atau akan menunggu dipasok likuiditas. Asal dipastikan ini bisa mendorong pertumbuhan,” bebernya.
Kendati demikian, BRI tetap memperhatikan risiko yang mungkin terjadi seperti inflasi. Oleh sebab itu, bank yang juga fokus menggarap segmen mikro ini tetap mengelola sebaik mungkin dinamika likuiditas di pasar.
“Jadi yang penting menurut saya di 2023 ini, inflasi dikendalikan, pertumbuhan didorong dengan cara me-manage likuiditas di pasar, just right liquidity. Jadi jangan sampai kelebihan nanti menimbulkan inflasi, tapi jangan sampai kekurangan nanti akan menghambat pertumbuhan,” urainya.
Dalam kesempatan lain, Sunarso bersyukur karena pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup solid dengan peluang resesi sebesar 3%, yang secara teoritis jauh dari batas maksimal yakni 20%. Hal ini juga yang membuat BRI berani menerapkan strategi dengan memberi banyak kredit ke masyarakat.
Dari sana, Sunarso juga percaya dan optimis sistem perbankan di Indonesia juga akan mencatatkan kinerja solid terhadap semua tantangan yang ada. Terakhir, dia mengimbau masyarakat agar tidak takut untuk mengambil kredit di bank.
“Kita tetap optimistis, dan perbankan kita juga solid. Karena itu pesan pertama, maka jangan khawatir untuk menaruh uangnya di bank. Tapi kemudian untuk mendorong pertumbuhan juga, jangan takut minta kredit di bank,” tandasnya.
(ind)