Eksplorasi Wilayah Timur, PEPC Genjot Cadangan Energi Alternatif Ramah Lingkungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang beroperasi di wilayah timur Indonesia terus mengupayakan produksi gas sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Hal itu sejalan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), di mana komposisi bauran besaran energi nasional diperkirakan didominasi oleh energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2050, namun minyak dan gas juga tetap berperan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
PEPC beroperasi di wilayah Sulawesi melalui Zona 13 dan wilayah Papua melalui Zona 14. Direktur Utama PEPC Endro Hartanto menyebutkan, kawasan Indonesia Timur menyimpan sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan. Menurut dia, sepanjang tahun 2022 PEPC menghasilkan produksi sebesar 50,5 MBOEPD untuk Zona 13 dan 3,9 MBOEPD untuk Zona 14.
"Kami juga berhasil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Kembo dan Markisa di Papua dengan estimasi 70-90% discovery gas. Selain itu kami juga telah menyelesaikan satu sumur pengembangan dan 192 kegiatan work over well services," terang Endro, Kamis (9/3/2023).
Endro menegaskan, eksplorasi merupakan kunci untuk keberlanjutan usaha hulu migas. Sebab, melalui kegiatan eksplorasi akan diperoleh cadangan minyak dan gas untuk masa depan. Pada tahun 2023, kata dia, PEPC menargetkan untuk melaksanakan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi di wilayah Sulawesi dan Papua antara lain sumur Buah Merah 1, East Wolai-1, Julang Emas 1, serta aset non operator Riam-1 dan Piarawi.
Saat ini, PEPC yang menjadi bagian dari Subholding Upstream Pertamina ini menjadi kontributor lifting nasional sebesar 68% untuk minyak dan 34% untuk gas. "Dan dalam setiap kegiatan operasional, PEPC senantiasa memegang teguh aspek keamanan dan keselamatan kerja," tambahnya.
PEPC beroperasi di wilayah Sulawesi melalui Zona 13 dan wilayah Papua melalui Zona 14. Direktur Utama PEPC Endro Hartanto menyebutkan, kawasan Indonesia Timur menyimpan sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan. Menurut dia, sepanjang tahun 2022 PEPC menghasilkan produksi sebesar 50,5 MBOEPD untuk Zona 13 dan 3,9 MBOEPD untuk Zona 14.
"Kami juga berhasil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Kembo dan Markisa di Papua dengan estimasi 70-90% discovery gas. Selain itu kami juga telah menyelesaikan satu sumur pengembangan dan 192 kegiatan work over well services," terang Endro, Kamis (9/3/2023).
Endro menegaskan, eksplorasi merupakan kunci untuk keberlanjutan usaha hulu migas. Sebab, melalui kegiatan eksplorasi akan diperoleh cadangan minyak dan gas untuk masa depan. Pada tahun 2023, kata dia, PEPC menargetkan untuk melaksanakan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi di wilayah Sulawesi dan Papua antara lain sumur Buah Merah 1, East Wolai-1, Julang Emas 1, serta aset non operator Riam-1 dan Piarawi.
Saat ini, PEPC yang menjadi bagian dari Subholding Upstream Pertamina ini menjadi kontributor lifting nasional sebesar 68% untuk minyak dan 34% untuk gas. "Dan dalam setiap kegiatan operasional, PEPC senantiasa memegang teguh aspek keamanan dan keselamatan kerja," tambahnya.
(fai)