Mengenal Greg Becker: Bos Silicon Valley Bank yang Bergaji Rp159 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Greg Becker merupakan Chief Executive Officer (CEO) Silicon Valley Bank (SVB) yang bangkrut pada Jumat lalu (10/3/2023). Kebangkrutan SVB dipicu krisis modal di tengah-tengah kebijakan kenaikan suku bunga The Fed selama satu tahun terakhir.
Greg bergabung ke bank itu 30 tahun yang lalu sebagai petugas pinjaman (loan officer). SVB kemudian mendorongnya terjun ke dalam pengalaman baru sebagai pemberi pinjaman pada masa "dot-com bubble", atau periode antara 1995 dan 2000 ketika investor memompa uang ke startup berbasis internet.
Berkat pengalamannya, Greg lantas ditunjuk sebagai presiden sekaligus CEO dari SVB Financial Group (SIVB.O) pada 2011. Di bawah kepemimpinannya, SVB mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi.
SVB berhasil bergabung pada Indeks Standard & Poor’s 500 (S&P 500), yakni indeks yang disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di bursa Amerika Serikat. SVB juga berhasil mendapatkan beberapa gelar penghargaan, di antaranya adalah Bank Terbaik di Amerika oleh Forbes, salah satu perusahaan publik dengan pertumbuhan tercepat di AS, dan salah satu tempat terbaik untuk bekerja.
Sebelum menjadi presiden dan CEO SVB Financial Group, Becker ikut mendirikan SVB Capital, cabang investasi perusahaan. Dia juga menjabat sebagai Ketua Silicon Valley Leadership Group dari 2014 hingga 2017 dan menjadi anggota Dewan Penasihat Ekonomi Digital Departemen Perdagangan AS dari 2016 hingga 2017.
Pada bulan Januari, Becker pernah mengatakan prospek ekonomi membaik setelah tahun 2022 yang suram. Ia pun berharap pasar publik menjadi lebih stabil.
“Kami optimistis karena bola kristal kami sedikit lebih jelas. Namun, kami berpikir di paruh pertama akan ada lebih banyak volatilitas,” kata Becker dilansir Reuters, Senin (13/3/2023).
Tanpa disangka, operasi perusahaan tiba-tiba berhenti pada hari Jumat kemarin, hanya selang 1 hari setelah Becker secara pribadi menghubungi klien untuk meyakinkan keamanan uang mereka di bank. Ia pun menyampaikan video kepada para karyawannya untuk mengumumkan kebangkrutan tersebut.
“Kami mengalami kerugian. Itu adalah masa yang menantang bagi kami. Saya mengingatnya kembali dengan penuh kasih. Saya belajar banyak tentang institusi ini” pungkas Becker.
Greg bergabung ke bank itu 30 tahun yang lalu sebagai petugas pinjaman (loan officer). SVB kemudian mendorongnya terjun ke dalam pengalaman baru sebagai pemberi pinjaman pada masa "dot-com bubble", atau periode antara 1995 dan 2000 ketika investor memompa uang ke startup berbasis internet.
Berkat pengalamannya, Greg lantas ditunjuk sebagai presiden sekaligus CEO dari SVB Financial Group (SIVB.O) pada 2011. Di bawah kepemimpinannya, SVB mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi.
SVB berhasil bergabung pada Indeks Standard & Poor’s 500 (S&P 500), yakni indeks yang disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di bursa Amerika Serikat. SVB juga berhasil mendapatkan beberapa gelar penghargaan, di antaranya adalah Bank Terbaik di Amerika oleh Forbes, salah satu perusahaan publik dengan pertumbuhan tercepat di AS, dan salah satu tempat terbaik untuk bekerja.
Sebelum menjadi presiden dan CEO SVB Financial Group, Becker ikut mendirikan SVB Capital, cabang investasi perusahaan. Dia juga menjabat sebagai Ketua Silicon Valley Leadership Group dari 2014 hingga 2017 dan menjadi anggota Dewan Penasihat Ekonomi Digital Departemen Perdagangan AS dari 2016 hingga 2017.
Pada bulan Januari, Becker pernah mengatakan prospek ekonomi membaik setelah tahun 2022 yang suram. Ia pun berharap pasar publik menjadi lebih stabil.
“Kami optimistis karena bola kristal kami sedikit lebih jelas. Namun, kami berpikir di paruh pertama akan ada lebih banyak volatilitas,” kata Becker dilansir Reuters, Senin (13/3/2023).
Tanpa disangka, operasi perusahaan tiba-tiba berhenti pada hari Jumat kemarin, hanya selang 1 hari setelah Becker secara pribadi menghubungi klien untuk meyakinkan keamanan uang mereka di bank. Ia pun menyampaikan video kepada para karyawannya untuk mengumumkan kebangkrutan tersebut.
“Kami mengalami kerugian. Itu adalah masa yang menantang bagi kami. Saya mengingatnya kembali dengan penuh kasih. Saya belajar banyak tentang institusi ini” pungkas Becker.