Prospek dan Tantangan UMKM di Era Disrupsi Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di era disrupsi teknologi pentingnya meningkatkan perekonomian khususnya UMKM di Indonesia. Maka dari itu, perlu mengetahui prospek dan tantangan yang akan dihadapi pendiri UMKM.
"Isu-isu mengenai masalah UMKM yakni belum didukung dengan iklim usaha yang baik. Lebih dari 50% bersifat informal, kurangnya layanan finansial, belum produktif, kesulitan naik kelas karena usaha makro lebih mendominasi, serta sulitnya menembus pasar global," ucap Anggota Komisi 1 DPR Taufiq R Abdullah dalam kegiatan Ngobrol Bareng Legislator Digitalpreneur: Prospek dan Tantangan UMKM di Era Disrupsi Teknologi, di Jakarta, baru-baru ini.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi global pada 2030 menjadi negara dengan perekonomian terkuat ke-9 di dunia dengan PDB mencapai USD2.449 miliar. Sedangkan di 2050 diprediksi menempati peringkat ke-4 dunia jika baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi.
Salah satu yang berkontribusi dalam perekonomian nasional adalah UMKM. Akan tetapi, terdapat isu-isu atau masalah yang terjadi dalam UMKM di Indonesia. Meningkatnya UMKM di Indonesia tidak jauh dari peran wirausaha.
Di mana peran wirausaha adalah pengentasan kemiskinan, menurunkan tingginya jumlah pengangguran, menekan rendahnya daya beli, solusi atas sulitnya penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pengguna internet di Indonesia yang mencapai 212,9 juta serta yang aktif menggunakan sosial media 167 juta. Dengan data tersebut peluangan mensukseskan UMKM di era digital saat ini sangat besar. Di mana, penggunaan internet oleh UMKM 87,43% sedangkan yang belum 12,57%. Untuk itu para wirausaha harus didorong untuk menggunakan internet agar tetap produktif.
"Dengan adanya digitalisasi diharapkan para wirausaha tidak membeli barang impor dan dijual kembali dengan harga murah sehingga dapat menghancurkan UMKM kita. Yang mana juga kebanyakan orang lebih menyukai barang murah," kata Taufiq.
Semantara, praktisi bisnis online Karno Ganjar Prasetyo mengatakan Indonesia punya peluang pengusaha jauh lebih tinggi. Akan tetapi, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengusaha di era digital sekarang ini.
"Para pengusaha di Indonesia jauh tertinggal dari negara Malaysia dan Singapura, jumlah pengusaha muda hanya 2% dan jumlah enterpreneur cuma 3,4% dari populasi, banyaknya UMKM yang belum go digital, internet tak merata dan gaptek. Itulah tantangan yang harus dihadapi oleh wirausaha sekarang. Berbading terbalik dengan jumlah UMKM di Indonesia yang sangat tinggi yakni 65,5 juta pada tahun 2021," ungkap Karno.
Terdapat juga permasalahan yang dihadapi UMKM, yakni modal usaha, kurang tahu bagaimana cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, kesulitan dalam distribusi dan pemasaran. "Selain itu belum memanfaatkan pemasaran online, tidak ada branding, dan tidak memberikan perhatian pada pelanggan dengan program loyalitas," kata dia.
"Isu-isu mengenai masalah UMKM yakni belum didukung dengan iklim usaha yang baik. Lebih dari 50% bersifat informal, kurangnya layanan finansial, belum produktif, kesulitan naik kelas karena usaha makro lebih mendominasi, serta sulitnya menembus pasar global," ucap Anggota Komisi 1 DPR Taufiq R Abdullah dalam kegiatan Ngobrol Bareng Legislator Digitalpreneur: Prospek dan Tantangan UMKM di Era Disrupsi Teknologi, di Jakarta, baru-baru ini.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi global pada 2030 menjadi negara dengan perekonomian terkuat ke-9 di dunia dengan PDB mencapai USD2.449 miliar. Sedangkan di 2050 diprediksi menempati peringkat ke-4 dunia jika baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi.
Salah satu yang berkontribusi dalam perekonomian nasional adalah UMKM. Akan tetapi, terdapat isu-isu atau masalah yang terjadi dalam UMKM di Indonesia. Meningkatnya UMKM di Indonesia tidak jauh dari peran wirausaha.
Di mana peran wirausaha adalah pengentasan kemiskinan, menurunkan tingginya jumlah pengangguran, menekan rendahnya daya beli, solusi atas sulitnya penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pengguna internet di Indonesia yang mencapai 212,9 juta serta yang aktif menggunakan sosial media 167 juta. Dengan data tersebut peluangan mensukseskan UMKM di era digital saat ini sangat besar. Di mana, penggunaan internet oleh UMKM 87,43% sedangkan yang belum 12,57%. Untuk itu para wirausaha harus didorong untuk menggunakan internet agar tetap produktif.
"Dengan adanya digitalisasi diharapkan para wirausaha tidak membeli barang impor dan dijual kembali dengan harga murah sehingga dapat menghancurkan UMKM kita. Yang mana juga kebanyakan orang lebih menyukai barang murah," kata Taufiq.
Semantara, praktisi bisnis online Karno Ganjar Prasetyo mengatakan Indonesia punya peluang pengusaha jauh lebih tinggi. Akan tetapi, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengusaha di era digital sekarang ini.
"Para pengusaha di Indonesia jauh tertinggal dari negara Malaysia dan Singapura, jumlah pengusaha muda hanya 2% dan jumlah enterpreneur cuma 3,4% dari populasi, banyaknya UMKM yang belum go digital, internet tak merata dan gaptek. Itulah tantangan yang harus dihadapi oleh wirausaha sekarang. Berbading terbalik dengan jumlah UMKM di Indonesia yang sangat tinggi yakni 65,5 juta pada tahun 2021," ungkap Karno.
Terdapat juga permasalahan yang dihadapi UMKM, yakni modal usaha, kurang tahu bagaimana cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, kesulitan dalam distribusi dan pemasaran. "Selain itu belum memanfaatkan pemasaran online, tidak ada branding, dan tidak memberikan perhatian pada pelanggan dengan program loyalitas," kata dia.
(nng)