Kejar Target Emisi Nol Bersih 2030, Kementerian BUMN Dorong Pupuk Indonesia Kembangkan Amonia
loading...
A
A
A
“Dengan pengembangan amonia bersih, Pupuk Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung pencapaian emisi nol bersih, yang menargetkan untuk mengurangi emisi karbon setara dengan lima juta ton CO2 pada tahun 2050,” ungkap Bakir.
Dia pun berharap inisiatif pengembangan ekosistem amonia bersih akan memicu efek berlipat bagi perekonomian Indonesia, sekaligus mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih.
Oleh karena itu, Bakir optimistis, PICAF 2023 dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta dan menjadi momentum mendorong terciptanya ekosistem amonia bersih di Indonesia.
Penasihat Khusus Kementerian ESDM Triharyo Soesilo membeberkan sejumlah poin penting yang harus dilakukan PT Pupuk Indonesia jika tertarik mengembangkan amonia biru dan hijau.
Menurut dia, salah satu poin penting yang hingga saat ini belum dilakukan yaitu menjalin kerjasama dengan perusahaan bawah permukaan yang memiliki kapasitas reservoir (penyimpanan) CO2 untuk bisa sukses mengembangkan amonia biru dan hijau.
Selain itu, imbuh dia, diperlukan pemahaman tentang pasar karbon untuk mengembalikan sebagian biaya investasi CCS/CCUS Capex dan Opex, guna meningkatkan keekonomiannya.
“Kedua, Anda harus menemukan dan mengembangkan pemasaran karbon sendiri. Anda sangat ahli menjual karbon sendiri, urea, amonia, dan membeli sulfur dan fosfat. Namun, Anda harus mulai mengembangkan keahlian ekonomi karbon,” saran dia.
Sementara itu, jika PT Pupuk Indonesia tertarik untuk memproduksi amonia hijau, dibutuhkan pemahaman tentang teknologi electrolyzer, pemilihan lokasi pabrik dengan biaya listrik yang minimum, serta perlunya memahami permintaan pasar dan harga untuk amonia biru dan hijau.
Dia pun berharap inisiatif pengembangan ekosistem amonia bersih akan memicu efek berlipat bagi perekonomian Indonesia, sekaligus mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih.
Oleh karena itu, Bakir optimistis, PICAF 2023 dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta dan menjadi momentum mendorong terciptanya ekosistem amonia bersih di Indonesia.
Penasihat Khusus Kementerian ESDM Triharyo Soesilo membeberkan sejumlah poin penting yang harus dilakukan PT Pupuk Indonesia jika tertarik mengembangkan amonia biru dan hijau.
Menurut dia, salah satu poin penting yang hingga saat ini belum dilakukan yaitu menjalin kerjasama dengan perusahaan bawah permukaan yang memiliki kapasitas reservoir (penyimpanan) CO2 untuk bisa sukses mengembangkan amonia biru dan hijau.
Selain itu, imbuh dia, diperlukan pemahaman tentang pasar karbon untuk mengembalikan sebagian biaya investasi CCS/CCUS Capex dan Opex, guna meningkatkan keekonomiannya.
“Kedua, Anda harus menemukan dan mengembangkan pemasaran karbon sendiri. Anda sangat ahli menjual karbon sendiri, urea, amonia, dan membeli sulfur dan fosfat. Namun, Anda harus mulai mengembangkan keahlian ekonomi karbon,” saran dia.
Sementara itu, jika PT Pupuk Indonesia tertarik untuk memproduksi amonia hijau, dibutuhkan pemahaman tentang teknologi electrolyzer, pemilihan lokasi pabrik dengan biaya listrik yang minimum, serta perlunya memahami permintaan pasar dan harga untuk amonia biru dan hijau.