Permintaan Global Masih Loyo, Indeks Kepercayaan Industri Tetap Ekspansif

Minggu, 02 April 2023 - 20:45 WIB
loading...
Permintaan Global Masih Loyo, Indeks Kepercayaan Industri Tetap Ekspansif
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Maret 2023 masih menunjukkan nilai ekspansi. Ilustrasi Foto/MPI/Arif Julianto
A A A
JAKARTA - Kondisi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih, tekanan geopolitik dan inflasi membuat sektor industri masih dibayangi penurunan permintaan global.

Di tengah kondisi tersebut ada sedikit angin segar, di mana Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Maret 2023 masih menunjukkan nilai ekspansi, meskipun sedikit melambat dibandingkan Februari 2023.

Di sisi lain, pelonggaran pembatasan Covid-19 di China membantu memperbaiki kendala rantai pasokan dan mengurangi tekanan harga bahan baku global.

“Indeks Kepercayaan Industri Maret 2023 mencapai 51,87, melambat 0,45 poin dibandingkan Februari 2023,” kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, dikutip Minggu (2/4/2023).

Menurut dia, situasi tersebut sesuai dengan laporan perusahaan industri yang menunjukkan kegiatan industri bulan Maret mengalami sedikit penurunan.

Adapun terdapat 14 subsektor industri yang mengalami ekspansi dengan share 80,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas.

Dari 14 subsektor tersebut, subsektor Reparasi dan Pemasangan Mesin/Alat mengalami perubahan fase dari kontraksi ke ekspansi. Namun demikian, terdapat pula tiga subsektor yang mengalami perubahan fase dari ekspansi ke kontraksi.

Ketiga subsektor tersebut adalah Industri Karet, Barang Karet dan Plastik, Industri Barang Galian Bukan Logam, dan Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik. Febri menjelaskan, jika dilihat dari komponen pembentuknya, seluruh variabel pembentuk mengalami perlambatan.

Variabel Pesanan Baru melambat dari 52,81 menjadi 51,33, variabel Produksi melambat dari 51,37 menjadi 50,69, dan variabel Persediaan Produk meningkat dari 52,51 pada Februari 2023 menjadi 55,00 pada Maret 2023.

Peningkatan nilai variabel persediaan produk menandakan persediaan produk-produk manufaktur terserap di pasar. "Perlambatan nilai IKI bulan Maret 2023 utamanya masih didominasi oleh pesanan domestik," imbuhnya.

Selain itu, mayoritas komoditas unggulan menunjukkan tren penurunan harga, meskipun masih lebih tinggi dibanding tahun 2020 (saat pandemi).



Hanya harga minyak kelapa sawit yang naik dibanding bulan sebelumnya dan nikel yang lebih tinggi dari rata-rata harga pada tahun 2022.

“Meskipun demikian, pada Maret 2023 terdapat 47,3% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya stabil dan sebanyak 27,3% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya mengalami peningkatan,” urainya.

Demikian pula dengan optimisme berusaha para pelaku usaha dalam enam bulan ke depan. Febri menjelaskan, sebanyak 63,49% pelaku usaha menyatakan optimistis dan 26,06% pelaku usaha menyatakan stabil terhadap kondisi usaha industri selama enam bulan ke depan.



Hal ini juga dapat dilihat dari tingkat pesimisme pelaku usaha yang mengalami penurunan dari 10,81% pada Februari 2023 menjadi 10,46% pada Maret 2023.

Optimisme pelaku usaha bahwa kondisi pasar akan membaik, didukung oleh kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik sebagaimana laporan perusahaan industri.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2049 seconds (0.1#10.140)