Siloam 5.0, Strategi SILO Tingkatkan Kinerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT LippoKarawaci Tbk. (LPKR) di sektor pelayanan kesehatan, berhasil menunjukkan hasil penerapanstrategi jangka panjang bertajuk Siloam 5.0. Strategi pengembangan sekaligus monitoring kinerjayang dimulai sejak tahun 2019 tersebut terbukti sukses mendorong kinerja SILO.
Sejak 2020, Siloam 5.0 diimplementasikan sehingga SILO memiliki target bisnis yangterstruktur. Pada 2022, Siloam 5.0 berjalan dengan lancar mulai dari target, monitoring,hingga eksekusi.
Bahkan, melalui penerapan Siloam 5.0, SILO berhasil menutup tahun buku 2022dengan hasil yang sangat baik melalui program klinis berkelanjutan, investasi untuk meningkatkankualitas layanan, memperkuat kemitraan dengan pemerintah dan mitra asuransi, optimasi dariperluasan jaringan, dan perjalanan bisnis digital transformatif.
(Baca juga:Pendapatan Naik 18%, Kinerja Siloam Menguat)
Di saat yang sama, strategi SILO terdiri dari empat pilar, yaitu Pertumbuhan Bisnis Inti,Perluasan Jaringan, Program Klinis, dan Digital Bisnis. Pada Pertumbuhan Bisnis Inti, Siloammelanjutkan fokusnya pada pengembangan dan transformasi komposisi pembayaran, danmeningkatkan program loyalitas pasien.
Hasilnya, pasien pembayaran individu pada 2022memberikan kontribusi lebih dari 80% dari total pendapatan SILO, sedangkan kontribusi daripengguna BPJS Kesehatan dipertahankan sebesar 20% dari total pendapatan. Transformasi mixpembayaran ini membuat SILO meningkatkan pendapatan rata-rata per tempat tidur (ARPOB) dariRp2,2 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp3,3 miliar pada 2022.
Selain itu, fokus pada saluran bisnis digital telah mengarah pada transaksi hingga komunikasi end-to-end terintegrasi. Keterlibatan yang lebih baik dengan pasien dan transparansi catatan medissekarang tersedia untuk setiap pasien melalui aplikasi seluler.
(Baca juga:Pertumbuhan Kinerja Siloam Turut Genjot Pendapatan LPKR)
SILO juga berkomitmen berinvestasidalam mengembangkan Centres of Excellences (CoE) berstandar tinggi seperti Onkologi,Kardiologi, Neurologi, dan Urologi sehingga tingkat kunjungan pasien meningkat. Pada tahun2022, Inpatient Days (Hari Rawat Inap) mencapai 813.676 hari atau tumbuh 13,7% dibandingkan2021.
Adapun total Kunjungan Rawat Jalan per tahun 2022 lebih dari 3,2 juta pasien ataumeningkat 33,9% dibandingkan tahun 2021. Pertumbuhan volume pasien didorong oleh tingginyakompleksitas kasus dan jumlah perawatan bedah yang lebih tinggi.
Alhasil, pada 2022, SILO berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp9,51 triliun atau naik1,45% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp9,38 triliun. Laba usaha SILO jugatercatat naik menjadi Rp1,02 triliun pada 2022, dari Rp1,01 triliun pada 2021.Sedangkan, laba bersih SILO pada 2022 mencapai Rp696,49 miliar, naik 3,31%dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp671,41 miliar.
Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady mengatakan LPKR melalui SILOberkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia. “Industri kesehatanmerupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/4/2023).
Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitaskesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. “Kami memilikimisi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terusbertumbuh,” kata John.
Sejak 2020, Siloam 5.0 diimplementasikan sehingga SILO memiliki target bisnis yangterstruktur. Pada 2022, Siloam 5.0 berjalan dengan lancar mulai dari target, monitoring,hingga eksekusi.
Bahkan, melalui penerapan Siloam 5.0, SILO berhasil menutup tahun buku 2022dengan hasil yang sangat baik melalui program klinis berkelanjutan, investasi untuk meningkatkankualitas layanan, memperkuat kemitraan dengan pemerintah dan mitra asuransi, optimasi dariperluasan jaringan, dan perjalanan bisnis digital transformatif.
(Baca juga:Pendapatan Naik 18%, Kinerja Siloam Menguat)
Di saat yang sama, strategi SILO terdiri dari empat pilar, yaitu Pertumbuhan Bisnis Inti,Perluasan Jaringan, Program Klinis, dan Digital Bisnis. Pada Pertumbuhan Bisnis Inti, Siloammelanjutkan fokusnya pada pengembangan dan transformasi komposisi pembayaran, danmeningkatkan program loyalitas pasien.
Hasilnya, pasien pembayaran individu pada 2022memberikan kontribusi lebih dari 80% dari total pendapatan SILO, sedangkan kontribusi daripengguna BPJS Kesehatan dipertahankan sebesar 20% dari total pendapatan. Transformasi mixpembayaran ini membuat SILO meningkatkan pendapatan rata-rata per tempat tidur (ARPOB) dariRp2,2 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp3,3 miliar pada 2022.
Selain itu, fokus pada saluran bisnis digital telah mengarah pada transaksi hingga komunikasi end-to-end terintegrasi. Keterlibatan yang lebih baik dengan pasien dan transparansi catatan medissekarang tersedia untuk setiap pasien melalui aplikasi seluler.
(Baca juga:Pertumbuhan Kinerja Siloam Turut Genjot Pendapatan LPKR)
SILO juga berkomitmen berinvestasidalam mengembangkan Centres of Excellences (CoE) berstandar tinggi seperti Onkologi,Kardiologi, Neurologi, dan Urologi sehingga tingkat kunjungan pasien meningkat. Pada tahun2022, Inpatient Days (Hari Rawat Inap) mencapai 813.676 hari atau tumbuh 13,7% dibandingkan2021.
Adapun total Kunjungan Rawat Jalan per tahun 2022 lebih dari 3,2 juta pasien ataumeningkat 33,9% dibandingkan tahun 2021. Pertumbuhan volume pasien didorong oleh tingginyakompleksitas kasus dan jumlah perawatan bedah yang lebih tinggi.
Alhasil, pada 2022, SILO berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp9,51 triliun atau naik1,45% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp9,38 triliun. Laba usaha SILO jugatercatat naik menjadi Rp1,02 triliun pada 2022, dari Rp1,01 triliun pada 2021.Sedangkan, laba bersih SILO pada 2022 mencapai Rp696,49 miliar, naik 3,31%dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp671,41 miliar.
Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady mengatakan LPKR melalui SILOberkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia. “Industri kesehatanmerupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/4/2023).
Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitaskesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. “Kami memilikimisi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terusbertumbuh,” kata John.
(dar)