Muhammadiyah Luncurkan Platform Asuransi Digital Syariah ProtekMu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Muhammadiyah secara resmi meluncurkan platform asuransi digital syariah pertama di Indonesia. Platform ini diluncurkan PT Surya Ahda Finansia (SAF) yang merupakan anak perusahaan dari holding company yang dimilki Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) yaitu PT AHDA Indonesia Internasional berkolaborasi dengan PT Global Risk Management (GRM) dengan komposisi saham PT AHDA (70%) dan PT GRM (30%). PT AHDA Indonesia Internasional sendiri serratus persen sahamnya dimiliki oleh ITB-AD.
"Selain dengan PT GRM, PT AHDA juga sudah joint dengan PT Kirana Investama Nusantara (Desa Emas) dengan mendirikan PT Surya Desa Ahda dan dengan PT Subaga mendirikan PT Surya Ahda Digital (Sadigi)," terang Rektor ITB-AD Mukhaer Pakkanna dalam sambutannya pada kegiatan Peluncuran Platform Asuransi Digital Syariah ProtekMU oleh PT SAF, Selasa (4/4/2023).
Peresmian ini dilakukan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. M. Saad Ibrahim, MA dan dirangkai dengan acara Buka Bersama, pada Selasa (4/4) di Hotel Aston Simatupang, Jakarta. Mukhaer yang juga sebagai Komisaris Utama pada PT SAF menjelaskan beberapa alasan pendirian holding company dan anak-anak perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM).
Pertama, hasil Muktamar Muhammadiyah di Makassar tahun 2015 mendaklarasikan pentingnya pilar ketiga gerakan ekonomi Muhammadiyah. Kedua, sebagai wujud pilar ketiga, Muhammadiyah mengapitalisasi kekuatan ekonominya.
"Maka, pendirian BUMM diperbolehkan kepada PWM, PDM, dan PCM serta AUM dengan catatan minimal saham dimiliki Muhammadiyah sebesar 51% dan selebihnya dibolehkan warga Muhammadiyah dan kerjasama-kerjasama dengan pihak lain. Ini sesuai SK PP No. 04/PED/1.0/B/2017 dan Buku Pendirian BUMM," jelas Mukhaer.
Alasan ketiga, sambung Mukhaer, dalam Tanfidz Program Kerja Muhammadiyah bidang Ekonomi, sejak Muktamar Muhammadiyah di Malang tahun 2005, di Yogyakarta tahun 2010, di Makassar tahun 2015, dan Surakarta tahun 2022, selalu tertera program pendirian Asuransi Syariah.
"Dari Muktamar ke Muktamar itu, Muhammadiyah masih agak sulit merealisir program ini. Padahal potensi dan kekuatan Muhammadiyah, yang anggotanya puluhan juta orang, memiliki murid 1.2 juta, mahasiswa 550 ribu, dan warga yang bekerja di Muhammadiyah kisaran 275 ribu orang dan seterusnya, perlu semua di proteks melalui asuransi," tutur Mukhaer.
Oleh karena itu, menurut Mukhaer sebagai AUM, ITB-AD merasa bertanggungjawab moral untuk merealisir program itu, dengan kemampuan, kompetensi, dan jaringan yang kami miliki.
“Kami berharap, peluncuran Platform Asuransi Digital Syariah ProtekMu oleh PT Surya Ahda Finansia (SAF) sebagai langkah awal, dan selanjutnya mohon doa dan supportnya bapak/ibu yang hadir dan seluruh ekosistem dalam Muhammadiyah dan ummat. Ini ikhtiar dan jihad kami, semoga dilancarkan, diridhoi, dan diberkahi Allah SWT. Aamiin,” pungkasnya.
Kemudian, Syafruddin Anhar selaku Komisaris PT SAF menyatakan pentingnya memberikan layanan asuransi yang cepat dan memenuhi kebutuhan segenap lapisan masyarakat.
"Dengan menggunakan teknologi, industri insurtech dapat membantu, mempermudah, bahkan mempercepat proses layanan asuransi (insurant services), mulai dari pemilihan produk, pembelian polis sampai proses klaim," imbuhnya.
"Selain dengan PT GRM, PT AHDA juga sudah joint dengan PT Kirana Investama Nusantara (Desa Emas) dengan mendirikan PT Surya Desa Ahda dan dengan PT Subaga mendirikan PT Surya Ahda Digital (Sadigi)," terang Rektor ITB-AD Mukhaer Pakkanna dalam sambutannya pada kegiatan Peluncuran Platform Asuransi Digital Syariah ProtekMU oleh PT SAF, Selasa (4/4/2023).
Peresmian ini dilakukan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. M. Saad Ibrahim, MA dan dirangkai dengan acara Buka Bersama, pada Selasa (4/4) di Hotel Aston Simatupang, Jakarta. Mukhaer yang juga sebagai Komisaris Utama pada PT SAF menjelaskan beberapa alasan pendirian holding company dan anak-anak perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM).
Pertama, hasil Muktamar Muhammadiyah di Makassar tahun 2015 mendaklarasikan pentingnya pilar ketiga gerakan ekonomi Muhammadiyah. Kedua, sebagai wujud pilar ketiga, Muhammadiyah mengapitalisasi kekuatan ekonominya.
"Maka, pendirian BUMM diperbolehkan kepada PWM, PDM, dan PCM serta AUM dengan catatan minimal saham dimiliki Muhammadiyah sebesar 51% dan selebihnya dibolehkan warga Muhammadiyah dan kerjasama-kerjasama dengan pihak lain. Ini sesuai SK PP No. 04/PED/1.0/B/2017 dan Buku Pendirian BUMM," jelas Mukhaer.
Alasan ketiga, sambung Mukhaer, dalam Tanfidz Program Kerja Muhammadiyah bidang Ekonomi, sejak Muktamar Muhammadiyah di Malang tahun 2005, di Yogyakarta tahun 2010, di Makassar tahun 2015, dan Surakarta tahun 2022, selalu tertera program pendirian Asuransi Syariah.
"Dari Muktamar ke Muktamar itu, Muhammadiyah masih agak sulit merealisir program ini. Padahal potensi dan kekuatan Muhammadiyah, yang anggotanya puluhan juta orang, memiliki murid 1.2 juta, mahasiswa 550 ribu, dan warga yang bekerja di Muhammadiyah kisaran 275 ribu orang dan seterusnya, perlu semua di proteks melalui asuransi," tutur Mukhaer.
Oleh karena itu, menurut Mukhaer sebagai AUM, ITB-AD merasa bertanggungjawab moral untuk merealisir program itu, dengan kemampuan, kompetensi, dan jaringan yang kami miliki.
“Kami berharap, peluncuran Platform Asuransi Digital Syariah ProtekMu oleh PT Surya Ahda Finansia (SAF) sebagai langkah awal, dan selanjutnya mohon doa dan supportnya bapak/ibu yang hadir dan seluruh ekosistem dalam Muhammadiyah dan ummat. Ini ikhtiar dan jihad kami, semoga dilancarkan, diridhoi, dan diberkahi Allah SWT. Aamiin,” pungkasnya.
Kemudian, Syafruddin Anhar selaku Komisaris PT SAF menyatakan pentingnya memberikan layanan asuransi yang cepat dan memenuhi kebutuhan segenap lapisan masyarakat.
"Dengan menggunakan teknologi, industri insurtech dapat membantu, mempermudah, bahkan mempercepat proses layanan asuransi (insurant services), mulai dari pemilihan produk, pembelian polis sampai proses klaim," imbuhnya.
(nng)