Memanas, Rusia Perketat Impor Makanan dari Turki

Jum'at, 27 November 2015 - 14:44 WIB
Memanas, Rusia Perketat...
Memanas, Rusia Perketat Impor Makanan dari Turki
A A A
MOSCOW - Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev mengumumkan bahwa pejabat pemerintah telah menyusun kebijakan untuk mengekang hubungan ekonomi dan proyek bersama dengan Turki.

Pembatasan ini mungkin juga berlaku untuk kesepakatan bernilai miliaran dolar untuk membangun pipa gas melalui Turki, yang diselesaikan pada Desember 2014. Langkah-langkah yang direncanakan akan disahkan dalam peraturan khusus.

"Dokumen-dokumen ini akan mencakup pembatasan dan larangan operasi ekonomi Turki di Rusia, pembatasan dan larangan impor Turki, termasuk produk pertanian, pada karya-karya dan layanan yang disediakan di Rusia oleh perusahaan Turki, dan langkah-langkah lainnya," jelas dia seperti dikutip dari International Business Times, Jumat (27/11/2015).

Kemarin, Rusia mulai memperketat kontrol pada impor makanan dari Turki, dan mengumumkan bahwa sekitar 15% impor dari mereka tidak memenuhi standar keamanan pangan Rusia.

Awal tahun ini, setelah Eropa memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia setelah aneksasi Crimea, Kremlin melarang beberapa barang Eropa. Ini telah mendorong inflasi di negara, yang sudah berjuang untuk mengatasi tingkat kemiskinan melonjak 15,6%.

Mengingat bahwa sayuran Turki mencapai 20% dari total pasokan Rusia, dan Ankara berencana meningkatkan volume perdagangan dengan Rusia tiga kali lipat menjadi USD100 miliar pada 2020, pemutusan hubungan bilateral tidak hanya akan merugikan Rusia, juga akan berdampak pada ekonomi Turki, yang sudah goyah atas ketidakpastian politik.

"Prosedur yang sama dapat diterapkan untuk beberapa proyek investasi, bukti tingkat kepercayaan yang tinggi dalam kerja sama kami dengan Turki. Perjanjian ini dan proyek-proyek investasi dapat ditunda atau dihentikan," jelas Medvedev.

Turki adalah salah satu pembeli terbesar gas alam dan minyak Rusia. Rusia juga membangun stasiun pertama tenaga nuklir di Turki, yang terletak di Mersin di pantai selatan negara itu.

"Pada saat yang sama, kita harus jelas menentukan langkah-langkah yang akan maksimal efektif tanpa memengaruhi perusahaan-perusahaan Rusia yang bekerja sama dengan perusahaan Turki dan mitra," kata Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4788 seconds (0.1#10.140)