Aktivitas Mulai Normal, BI Prediksi 2021 Ekonomi Tumbuh 5,5%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 4,5-5% akibat dari telah mulainya aktivitas ekonomi. Namun demikian pertumbuhan tersebut juga akan dibarengi dengan naiknya tingkat inflasi.
"Kita lihat anggaran fiskal pemerintah, pertumbuhan ekonomi tahun depa 4,5% sampai 5,5%, artinya akivitas sudahada, supply dan demand sudah mulai bergerak. Tentunya itu akan melihat inflasi di sana," Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Namun demikian, pihaknya tidak menyebut berapa kisaran inflasinya. Tapi jika dilihat dari klasifikasinya kemungkinan tingkat inflasi dari sektor makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar tahun depan."Kalau inflasi core, kita akan melihat dari aktivitas bisnis. Tapi yang sulit dikendalikan adalah inflasi yang sifatnya volatile food. Jadi inflasi yang berasal dari harga makanan," tuturnya.
Sebab itu, kata Desty, tahun depan BI bersama pemerintah dan otoritas terkait akan melihat lebih dalam dari supply side atau ketersediaan yang berasal dari kebutuhan pokok. "Kami sekarang sudah ada tim pemantau inflasi di pusat dan daerah. Di mana angotanya terdiri dari pemerintah, BI, pemerintah daerah. Bersinergi untuk sama-sama mengendalikan inflasi, itu satu hal risiko iya, tapi bagaimana mitigasinya sudah kami perhitungkan," ujarnya.
"Kita lihat anggaran fiskal pemerintah, pertumbuhan ekonomi tahun depa 4,5% sampai 5,5%, artinya akivitas sudahada, supply dan demand sudah mulai bergerak. Tentunya itu akan melihat inflasi di sana," Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Namun demikian, pihaknya tidak menyebut berapa kisaran inflasinya. Tapi jika dilihat dari klasifikasinya kemungkinan tingkat inflasi dari sektor makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar tahun depan."Kalau inflasi core, kita akan melihat dari aktivitas bisnis. Tapi yang sulit dikendalikan adalah inflasi yang sifatnya volatile food. Jadi inflasi yang berasal dari harga makanan," tuturnya.
Sebab itu, kata Desty, tahun depan BI bersama pemerintah dan otoritas terkait akan melihat lebih dalam dari supply side atau ketersediaan yang berasal dari kebutuhan pokok. "Kami sekarang sudah ada tim pemantau inflasi di pusat dan daerah. Di mana angotanya terdiri dari pemerintah, BI, pemerintah daerah. Bersinergi untuk sama-sama mengendalikan inflasi, itu satu hal risiko iya, tapi bagaimana mitigasinya sudah kami perhitungkan," ujarnya.
(nng)