20 Miliarder Teknologi Jatuh Miskin Tahun Ini, No 1 Hartanya Raib Rp841 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sektor teknologi terus mengalami kejatuhan setelah sempat bersinar terang. Miliarder teknologi di dunia mengalami tahun yang sulit, membuat jumlahnya berkurang begitu pun dengan harta kekayaan mereka.
Secara keseluruhan, Forbes menemukan 313 miliarder yang mengumpulkan harta kekayaan dari sektor teknologi atau jumlah tersebut menyusut jauh bila dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 332 orang. Agregat kekayaan bersih para miliarder teknologi dunia ini juga menyusut USD200 miliar atau setara Rp2.951 Triliun tepatnya Rp2,9 Kuadriliun (Kurs Rp14.758 per USD) menjadi USD1,9 triliun dari tahun lalu USD2,1 triliun.
Angka yang lebih rendah mencerminkan pasar teknologi mulai menyusut usai menyentuh rekor tertinggi pada tahun 2021, ketika Forbes mencatat ada 365 miliarder teknologi yang bernilai USD2.5 triliun, untuk menjadi tertinggi sepanjang sejarah.
Sektor teknologi telah terbukti tidak kebal dari kekhawatiran tentang inflasi, kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi — belum lagi kebijakan keras pemerintah China terhadap mogul teknologi.Kerugian terbesar dialami oleh pendiri Amazon Jeff Bezos, yang lebih miskin USD57 miliar dari tahun lalu. Biang keroknya adalah penurunan saham raksasa e-commerce, Amazon sebesar 38%.
Sempat rekrutmen besar-besaran selama pandemi Covid-19, namun kini semua berbalik saat Amazon terpantau sudah melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) mencapai 27.000 pegawai pada awal 2023.
Mantan istri Jeff Bezos yakni MacKenzie Scott — yang mendapat seperempat saham dalam perceraian pada 2019 lalu- juga mengalami penurunan besar mencapai USD19,2 miliar.
Miliarder teknologi lainnya yang kekayaannya mendapat pukulan besar di antaranya termasuk Larry Page dan Sergey Brin dari Google (masing-masing kehilangan USD31,8 miliar dan - USD31 miliar).
Selanjutnya ada Bill Gates dan Steve Ballmer dari Microsoft (masing-masing rugi USD25 miliar dan USD10,7 miliar). Microsoft dan perusahaan induk Google Alphabet juga telah mengumumkan PHK besar-besaran pada tahun 2023, masing-masing mempengaruhi 10.000 dan 12.000 karyawan.
Secara keseluruhan, Forbes menemukan 313 miliarder yang mengumpulkan harta kekayaan dari sektor teknologi atau jumlah tersebut menyusut jauh bila dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 332 orang. Agregat kekayaan bersih para miliarder teknologi dunia ini juga menyusut USD200 miliar atau setara Rp2.951 Triliun tepatnya Rp2,9 Kuadriliun (Kurs Rp14.758 per USD) menjadi USD1,9 triliun dari tahun lalu USD2,1 triliun.
Angka yang lebih rendah mencerminkan pasar teknologi mulai menyusut usai menyentuh rekor tertinggi pada tahun 2021, ketika Forbes mencatat ada 365 miliarder teknologi yang bernilai USD2.5 triliun, untuk menjadi tertinggi sepanjang sejarah.
Sektor teknologi telah terbukti tidak kebal dari kekhawatiran tentang inflasi, kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi — belum lagi kebijakan keras pemerintah China terhadap mogul teknologi.Kerugian terbesar dialami oleh pendiri Amazon Jeff Bezos, yang lebih miskin USD57 miliar dari tahun lalu. Biang keroknya adalah penurunan saham raksasa e-commerce, Amazon sebesar 38%.
Sempat rekrutmen besar-besaran selama pandemi Covid-19, namun kini semua berbalik saat Amazon terpantau sudah melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) mencapai 27.000 pegawai pada awal 2023.
Mantan istri Jeff Bezos yakni MacKenzie Scott — yang mendapat seperempat saham dalam perceraian pada 2019 lalu- juga mengalami penurunan besar mencapai USD19,2 miliar.
Miliarder teknologi lainnya yang kekayaannya mendapat pukulan besar di antaranya termasuk Larry Page dan Sergey Brin dari Google (masing-masing kehilangan USD31,8 miliar dan - USD31 miliar).
Selanjutnya ada Bill Gates dan Steve Ballmer dari Microsoft (masing-masing rugi USD25 miliar dan USD10,7 miliar). Microsoft dan perusahaan induk Google Alphabet juga telah mengumumkan PHK besar-besaran pada tahun 2023, masing-masing mempengaruhi 10.000 dan 12.000 karyawan.