Berkah Ramadan: Permintaan Produk Halal Meningkat hingga 10 Kali Lipat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Produsen Produk Halal Indonesia (APPHI) Aman Suparman mengatakan permintaan produksi produk halal di Indonesia meningkat selama bulan Ramadan , seperti pada produk makanan dan minuman serta fesyen. Peningkatannya pun sangat signifikan, bahkan hingga 10 kali lipat untuk produk fesyen.
Aman mengatakan, peningkatan terjadi karena sejumlah faktor. Pertama, tingkat spiritualitas masyarakat Indonesia cenderung naik selama Ramadan. Dengan demikian, masyarakat mulai memperhatikan sertifikasi halal dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
“Misalnya daging, masyarakat ingin memastikan bahwa proses penyembelihan dilakukan dengan cara-cara yang sesuai,” ujar Aman dalam program Market Review IDX Channel, Kamis (13/4/2023).
Peningkatan permintaan produk halal juga terlihat dari produk fesyen. Aman mengatakan, bulan Ramadan adalah momentum meningkatnya permintaan busana muslim, sajadah dan mukena hingga 10 kali lipat. Banyak pelaku usaha pada sektor tersebut berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam mencukupi permintaan.
Aman menambahkan, peningkatan permintaan didukung oleh adanya pemulihan ekonomi dan pencabutan kebijakan PPKM di Indonesia. Kondisi itu berdampak terhadap tingginya pergerakan masyarakat dan meningkatkan aktivitas yang pada akhirnya mendorong masyarakat mengeluarkan uang.
Kendati demikian, pelaku usaha masih sangat berhati-hati untuk meningkatkan harga agar bisa menjaga momentum peningkatan daya beli masyarakat pada masa pemulihan ekonomi. Pelaku usaha pun dinilai hanya melakukan sedikit penyesuaian harga sehingga masyarakat tetap berminat untuk membelanjakan uang.
“Walaupun pemulihannya belum kembali 100% seperti sebelum pandemi, tapi setidaknya ada pemulihan signifikan bila dibandingkan dengan masa pandemi,” imbuhnya.
Selain itu, banyak pelaku usaha yang memanfaatkan momentum pencabutan PPKM untuk kembali berjualan secara offline, sehingga pelaku usaha memiliki ragam alternatif untuk berjualan baik online maupun offline. Bahkan, menurut Aman, banyak pelaku usaha yang berjualan dengan kedua metode tersebut dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.
“Kita bisa melihat penjualan di marketplace tetap meningkat tapi di saat yang bersamaan Pasar Tanah Abang juga dipadati pembeli. Pandemi memang sedikit mengubah perilaku masyarakat, jadi para pelaku usaha melakukan berbagai adaptasi,” pungkasnya.
Aman mengatakan, peningkatan terjadi karena sejumlah faktor. Pertama, tingkat spiritualitas masyarakat Indonesia cenderung naik selama Ramadan. Dengan demikian, masyarakat mulai memperhatikan sertifikasi halal dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
“Misalnya daging, masyarakat ingin memastikan bahwa proses penyembelihan dilakukan dengan cara-cara yang sesuai,” ujar Aman dalam program Market Review IDX Channel, Kamis (13/4/2023).
Peningkatan permintaan produk halal juga terlihat dari produk fesyen. Aman mengatakan, bulan Ramadan adalah momentum meningkatnya permintaan busana muslim, sajadah dan mukena hingga 10 kali lipat. Banyak pelaku usaha pada sektor tersebut berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam mencukupi permintaan.
Aman menambahkan, peningkatan permintaan didukung oleh adanya pemulihan ekonomi dan pencabutan kebijakan PPKM di Indonesia. Kondisi itu berdampak terhadap tingginya pergerakan masyarakat dan meningkatkan aktivitas yang pada akhirnya mendorong masyarakat mengeluarkan uang.
Kendati demikian, pelaku usaha masih sangat berhati-hati untuk meningkatkan harga agar bisa menjaga momentum peningkatan daya beli masyarakat pada masa pemulihan ekonomi. Pelaku usaha pun dinilai hanya melakukan sedikit penyesuaian harga sehingga masyarakat tetap berminat untuk membelanjakan uang.
“Walaupun pemulihannya belum kembali 100% seperti sebelum pandemi, tapi setidaknya ada pemulihan signifikan bila dibandingkan dengan masa pandemi,” imbuhnya.
Selain itu, banyak pelaku usaha yang memanfaatkan momentum pencabutan PPKM untuk kembali berjualan secara offline, sehingga pelaku usaha memiliki ragam alternatif untuk berjualan baik online maupun offline. Bahkan, menurut Aman, banyak pelaku usaha yang berjualan dengan kedua metode tersebut dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.
“Kita bisa melihat penjualan di marketplace tetap meningkat tapi di saat yang bersamaan Pasar Tanah Abang juga dipadati pembeli. Pandemi memang sedikit mengubah perilaku masyarakat, jadi para pelaku usaha melakukan berbagai adaptasi,” pungkasnya.
(uka)