Renminbi Belum Layak Gabung Mata Uang Dunia

Senin, 25 Januari 2016 - 18:47 WIB
Renminbi Belum Layak Gabung Mata Uang Dunia
Renminbi Belum Layak Gabung Mata Uang Dunia
A A A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Tony Prasetiantono dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengaku heran dengan rencana IMF (International Monetary Fund) yang bakal menjadikan Renminbi atau yuan China sebagai bagian dari mata uang dunia. Pasalnya Dia menilai hingga saat ini yuan masih melemah ditambah China punya segudang masalah ekonomi.

(Baca Juga: Yuan Sumber Likuiditas Kelima Ekonomi Global)

Saat ini, yuan masih mengalami devaluasi akibat pelemahan ekonomi negeri tirai bambu -julukan China- tersebut. Jika memang IMF sudah menetapkan Yuan sebagai mata uang dunia, menurutnya ketika kondisi yuan lebih baik.

"Saya tidak percaya IMF mengatakan renminbi jadi mata uang internasional. Kalau sudah jadi, mestinya menguat. Karena dia akan dipakai banyak negara untuk transaksi. Sehingga demand terhadap yuan meningkat," katanya di Jakarta, Senin (25/1/2016).

Dia juga menerangkan bila China sedang mengalami masalah besar di upah buruh yang naik padahal ekonomi negara terbesar di dunia itu cenderung sedang membaik dan pertumbuhannya tinggi. Namun itu justru menjadi bumerang tersendiri.

"Upah buruh naik sedang menjadi masalah di sana, China itu ekonominya bagus, tumbuhnya tinggi, jadi rakyatnya menikmati GDP yang tinggi juga. Ciri-ciri itu menyebabkan, daya beli naik, ditambah harga tanah di Pantai timur China naik. Itu bikin daya saing untuk tempat tinggal juga naik," lanjutnya.

Kemudian lanjut Dia, pemerintah China menyelamatkan diri dengan devaluasi. Jadi dengan kata lain, internasionalisasi yuan masih agak sulit untuk terealisasi. "Sebaiknya memang, tunggu Yuan sampai kuat dulu, baru kemudian bisa disimpulkan apakah nantinya yuan bisa jadi mata uang dunia atau tidak. Kalau masih terdevaluasi, atau didevaluasi saya rasa belum," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6765 seconds (0.1#10.140)