Ekonom: Investasi Mandek Akibat Kekhawatiran Prospek Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prospek investasi selama masa pandemi tahun ini mengalami tekanan cukup dalam, baik yang bersumber dari pemerintah maupun swasta. Prospek ekonomi yang suram tahun ini mendorong pemerintah memangkas belanja besar-besaran, khususnya belanja modal.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan sektor swasta, termasuk BUMN, juga mengurangi target investasi mereka sejalan dengan proyeksi pelemahan permintaan domestik dan perlambatan ekspor. Dampaknya, kontrak proyek-proyek baru, khususnya di bidang konstruksi dan perumahan yang menjadi penyumbang utama investasi tetap, turun cukup tajam.
"Beberapa proyek yang sebelumnya telah berjalan terpaksa dihentikan akibat aliran likuiditas untuk membiayai proyek-proyek tersebut semakin seret," kata Faisal saat diskusi online CORE Midyear Review 2020, di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Investasi barang modal non-konstruksi juga turun akibat respons pelaku bisnis, terutama pada sektor manufaktur, terhadap kontraksi permintaan domestik dan global. Ada beberapa indikator yang menunjukkan kontraksi investasi tersebut. Di antaranya adalah turunnya beberapa leading indicator investasi tetap, seperti realisasi modal pemerintah, impor barang modal, dan investasi langsung, baik PMA ataupun PMDN. Belanja modal pemerintah hingga bulan Juni mengalami kontraksi sebesar 7,3% (yoy).
Kemudian, impor barang modal mengalami kontraksi sebesar 19% (yoy) periode Januari-Mei 2020. Investasi langsung tahun ini juga akan tertahan. "Para investor diperkirakan masih pesimis untuk berekspansi akibat kebijakan pembatasan sosial yang terjadi di berbagai tempat sehingga menyebabkan lesunya permintaan dan tersendatnya Global Supply Chain," ungkap dia
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan sektor swasta, termasuk BUMN, juga mengurangi target investasi mereka sejalan dengan proyeksi pelemahan permintaan domestik dan perlambatan ekspor. Dampaknya, kontrak proyek-proyek baru, khususnya di bidang konstruksi dan perumahan yang menjadi penyumbang utama investasi tetap, turun cukup tajam.
"Beberapa proyek yang sebelumnya telah berjalan terpaksa dihentikan akibat aliran likuiditas untuk membiayai proyek-proyek tersebut semakin seret," kata Faisal saat diskusi online CORE Midyear Review 2020, di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Investasi barang modal non-konstruksi juga turun akibat respons pelaku bisnis, terutama pada sektor manufaktur, terhadap kontraksi permintaan domestik dan global. Ada beberapa indikator yang menunjukkan kontraksi investasi tersebut. Di antaranya adalah turunnya beberapa leading indicator investasi tetap, seperti realisasi modal pemerintah, impor barang modal, dan investasi langsung, baik PMA ataupun PMDN. Belanja modal pemerintah hingga bulan Juni mengalami kontraksi sebesar 7,3% (yoy).
Kemudian, impor barang modal mengalami kontraksi sebesar 19% (yoy) periode Januari-Mei 2020. Investasi langsung tahun ini juga akan tertahan. "Para investor diperkirakan masih pesimis untuk berekspansi akibat kebijakan pembatasan sosial yang terjadi di berbagai tempat sehingga menyebabkan lesunya permintaan dan tersendatnya Global Supply Chain," ungkap dia
(nng)