Mengenal Perbedaan Antara Mata Uang Dirham dengan Dinar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mata uang dirham pada saat ini digunakan sebagai alat penukaran yang sah di dalam negara Uni Emirat Arab, di mana dirham sendiri digunakan sebagai mata uang pada negara tersebut. Beberapa orang mungkin sudah tidak asing jika mendengar mengenai alat pertukaran itu.
Walaupun berperan sebagai alat pembayaran yang sah di negara Uni Emirat Arab, namun alat pembayaran ini sudah dikenal oleh banyak orang di seluruh dunia. Khususnya bagi umat muslim baik di Indonesia maupun negara lain, karena alat pembayaran ini sudah berumur tua.
Penggunaannya sendiri diyakini sudah digunakan semenjak zaman Nabi Muhammad SAW sehingga banyak orang merasa penasaran mengenai alat pembayaran itu, bahkan banyak orang yang berusaha untuk mengkoleksinya. Karena menganggap alat pembayaran ini kuno.
Walau memiliki nama yang hampir mirip, namun mata uang dirham yang berlaku saat ini memiliki nilai berbeda pada zaman dahulu. Terlebih selain dirham juga digunakan mata uang lain, yaitu dinar yang memiliki nama hampir serupa namun saling berbeda satu sama lainnya.
Walau berbeda satu sama lain namun penggunaannya sebagai alat pembayaran yang sah pada saat ini masih tetap berlaku, terlebih bagi warga Uni Emirat Arab masih senantiasa memakai alat pembayaran ini saat sedang bertransaksi. Sehingga banyak orang merasa penasaran.
Mengenal Sejarah Mata Uang Dirham
Alat pembayaran ini sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan sejak zaman pemerintahan Islam pertama yang dipimpin oleh Rasulullah SAW sudah mulai menggunakan mata uang ini karena dianggap sebagai alat pertukaran adil. Baik digunakan untuk berbelanja atau hal lain.
Asal mula kata di dalam dirham berasal dari bahasa Yunani yaitu drachma, yaitu merupakan mata uang kuno dari negara tersebut yang sudah lama tidak digunakan. Alat pembayaran ini tercipta dari kerja sama dagang antara kerajaan Byzantium dengan arab.
Dari hasil kerja sama tersebut di putuskanlah untuk menciptakan sebuah alat pertukaran yang sah, akhirnya kerajaan Byzantium dan Jazirah Arab membentuk koin sendiri sebagai alat tukar. Alat pertukaran ini awal mulanya dirancang untuk kepentingan perdagangan dan transaksi.
Penggunaan mata uang dirham juga pernah digunakan sewaktu masa pemerintahan dari kerajaan Persia, di mana pembuatan koin alat pertukaran ini berasal dari logam mulia yaitu emas dan perak. Walau kemudian lebih sering dicetak dalam bentuk logam berasal dari perak.
Alat pertukaran ini bahkan sempat digunakan oleh bangsa Eropa sekitar abad ke-10 hingga 12 karena nilainya yang cukup stabil, oleh sebab itu pantas saja alat pertukaran tersebut mampu bertahan hingga beberapa abad. Bahkan saat ini masih digunakan sebagai alat tukar di UAE.
Perbedaan antara Dirham dengan Dinar
Mata uang dirham sendiri kerap disamakan dengan dinar, karena memiliki nama yang hampir serupa namun keduanya merupakan hal berbeda. Walaupun merupakan alat pertukaran pada proses perdagangan, namun keduanya memiliki nilai tukar hingga definisi saling berbeda.
Kedua alat pertukaran ini dianggap lebih stabil dibandingkan dolar amerika serikat, salah satu alasannya adalah keduanya sudah tahan selama berabad-abad. Bahkan sudah bertahan lebih lama dibandingkan dolar, padahal dolar nilainya kian kemari semakin tidak stabil nilainya.
Salah satu alasan mengapa dirham dan dinar mampu bertahan ratusan tahun adalah karena mereka menggunakan nilai fondasi dari emas serta perak, sehingga memiliki nilai tukar sangat stabil. Jika dibandingkan dengan dolar yang kian tidak stabil hingga saat ini.
Walaupun memiliki kestabilan cukup bagus namun kedua alat tukar tersebut merupakan dua hal berbeda, tidak dapat disamakan satu sama lain. Walau keduanya memiliki bentuk serupa yaitu berupa kepingan logam, namun terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Sehingga setelah kalian melihat mata uang dirham serta dinar secara langsung, akan mengerti mengenai perbedaan kedua alat pertukaran tersebut. Sehingga jika tertarik ingin mengkoleksi dapat mengetahui bagaimana ciri fisik yang mendasar, serta perbedaan spesifik keduanya.
1. Kandungan Logam Mulia
Emas dinar sendiri sering disebut sebagai sebuah logam mulia, di mana bobot logam tersebut memiliki standar sebesar sepertujuh troy ounce atau sekitar 4,25 gram. Dalam dunia Islam sendiri, penggunaan dinar sudah dianggap sebagai alat pertukaran yang sah sejak dahulu.
Kedua alat pertukaran perdagangan ini memiliki bentuk serupa yaitu koin logam, di mana masing-masing keduanya dibuat menggunakan logam mulia berupa emas. Walau terbuat dari bahan yang sama, terdapat perbedaan di dalam kandungannya sehingga membuat berbeda.
Kandungan logam dari mata uang dirham sendiri adalah perak murni, sedangkan dinar memiliki kandungan berupa emas murni sebesar 22 hingga 24 karat. Di mana kandungan perak di dalam dirham mencapai 99,5 persen, menunjukkan bahwa dirham merupakan perak asli.
Namun seiring berkembangnya zaman dirham kini tidak dibentuk dalam bentuk koin lagi, melainkan menggunakan bahan dasar kertas. Hal tersebut digunakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, selain itu penggunaan kertas dianggap lebih efisien sekali.
Namun secara sederhana jika ingin membedakan antara dirham dan dinar, cukup bedakan mengenai kandungan logam mulia di dalamnya saja. Di mana dinar memiliki emas sebagai kandungan mayoritasnya, sedangkan dirham memiliki kandungan perak 99,5 persen.
2. Harga per Keping
Selain kandungan logam mulia yang terkandung di dalam alat tukar ini terdapat patokan lain, sehingga kalian mampu membedakan kedua alat tukar ini secara lebih mudah. Salah satu dari patokan tersebut adalah harga per keping dari setiap kepingnya dikonversi ke dalam rupiah.
Mata uang dirham sendiri memiliki nilai tukar yang distandarkan dengan nilai jual perak, hal ini dikarenakan sekitar 99,5 persen bagiannya terdiri dari perak murni. Sehingga patokan harga per keping didasarkan harga jual perak dikalikan sebesar sepertujuh troy ounce.
Jika dirupiahkan maka alat tukar ini memiliki nilai sekitar Rp63.000 per kepingnya, masih jauh jika dibandingkan dengan dinar. Hal tersebut dikarenakan dinar sendiri memiliki kandungan emas sebesar 22 hingga 24 karat, sehingga nilai tukar per kepingnya dikalikan harga emas.
Harga emas sendiri selalu fluktuatif dan berubah sehingga nilainya tidak tetap, namun jika ingin dikonversikan kedalam rupiah didapatkan potongan harga sebesar Rp3.300.000 per keping. Sehingga dapat dikatakan harga per keping dinar lebih besar jika dibanding dirham.
Namun jika kalian ingin mengetahui nilai tukar mata uang dirham sebagai alat pertukaran transaksi yang sah di Uni Emirat Arab, dibandingkan dengan nilai mata uang rupiah maka nilainya berbeda. Karena kalian tinggal mengkalikan 1 dirham dengan Rp4000 saat ini.
3. Bentuk Koin
Selain memiliki perbedaan dalam kandungan serta nilai tukar tiap kepingnya, terdapat hal lain yang bisa kalian perhatikan. Salah satunya adalah bentuk dari koinnya, walaupun kedua alat tukar ini memiliki bentuk koin namun bentuknya berbeda antara satu dengan lainnya.
Umumnya kedua alat tukar ini memiliki bentuk seperti logam biasa, namun terdapat corak nuansa Islam di dalamnya. Hal utama yang membedakan mata uang dirham dengan dinar selain kandungan logam mulianya, juga terletak di dalam ukiran bahasa arab di dalamnya.
Desain dan ukuran dari setiap koin sendiri umumnya berbeda-beda, karena desain dan ukuran menyesuaikan dengan perusahaan pencetak. Sehingga setiap dinar dan dirham bisa saja memiliki bentuk koin berbeda, namun umumnya perbedaan terletak pada cetakan di koin.
Namun jika membahas mata uang dirham yang digunakan pada Uni Emirat Aram maka memiliki dua bentuk berbeda, yaitu kertas dan koin. Di mana alat pertukaran dengan bahan dasar kertas memiliki bentuk seperti uang pada umumnya, hanya berbeda pada desainnya.
Sedangkan bentuk koinnya dibuat oleh Bank Sentral Uni Emirat Arab yang berada di Abu Dhabi di mana persebarannya hingga saat ini masih sering digunakan, di mana bahan pembuatan koin ini terbuat dari campuran tembaga dengan nikel. Sehingga memiliki nilai begitu kecil sekali.
4. Berat Koin
Hal lain yang perlu kalian perhatikan jika ingin mengetahui perbedaan mata uang dirham dengan dinar terletak pada beratnya, di mana perbedaan berat ini wajar terjadi. Karena dinar sendiri terbuat dari emas, sedangkan dirham dari perak yang memiliki massa jenis berbeda.
Menurut hukum islam sendiri setiap keping dinar, atau dapat dikatakan 1 dinar memiliki nilai berat sebesar 1 mitsqal atau sepertujuh troy ounce. Di mana jika dikonversi kedalam satuan gram, memiliki berat koin sebesar 4,25 gram untuk setiap kepingnya.
Karena mata uang dirham sendiri terbuat dari perak maka memiliki satuan berat berbeda jika dibandingkan dengan dinar, di mana akibat adanya kandungan perak tersebut setiap koin dirham memiliki berat hanya sebesar sepersepuluh troy ounce saja.
Perbedaan berat tersebut sudah mengacu pada Open Mitsqal Standar (OMS), di mana standar ini sudah diakui oleh banyak negara di seluruh dunia. Namun jika mengacu pada alat tukar bernama dinar di Uni Emirat Arab juga memiliki perbedaan tersendiri.
Mata uang tersebut pada saat ini memiliki bentuk kertas, sehingga lebih efisien untuk dibawah. Sedangkan untuk bentuk koinnya karena terbuat dari campuran tembaga dan nikel, memiliki berat sebesar 11,3 gram saja.
Walaupun terkenal sebagai mata uang paling stabil sepanjang sejarah masih belum banyak orang mampu membedakan antara dinar dengan dirham, oleh sebab itu kalian perlu mempelajari mata uang dirham lebih dalam.
Walaupun berperan sebagai alat pembayaran yang sah di negara Uni Emirat Arab, namun alat pembayaran ini sudah dikenal oleh banyak orang di seluruh dunia. Khususnya bagi umat muslim baik di Indonesia maupun negara lain, karena alat pembayaran ini sudah berumur tua.
Penggunaannya sendiri diyakini sudah digunakan semenjak zaman Nabi Muhammad SAW sehingga banyak orang merasa penasaran mengenai alat pembayaran itu, bahkan banyak orang yang berusaha untuk mengkoleksinya. Karena menganggap alat pembayaran ini kuno.
Walau memiliki nama yang hampir mirip, namun mata uang dirham yang berlaku saat ini memiliki nilai berbeda pada zaman dahulu. Terlebih selain dirham juga digunakan mata uang lain, yaitu dinar yang memiliki nama hampir serupa namun saling berbeda satu sama lainnya.
Walau berbeda satu sama lain namun penggunaannya sebagai alat pembayaran yang sah pada saat ini masih tetap berlaku, terlebih bagi warga Uni Emirat Arab masih senantiasa memakai alat pembayaran ini saat sedang bertransaksi. Sehingga banyak orang merasa penasaran.
Mengenal Sejarah Mata Uang Dirham
Alat pembayaran ini sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan sejak zaman pemerintahan Islam pertama yang dipimpin oleh Rasulullah SAW sudah mulai menggunakan mata uang ini karena dianggap sebagai alat pertukaran adil. Baik digunakan untuk berbelanja atau hal lain.
Asal mula kata di dalam dirham berasal dari bahasa Yunani yaitu drachma, yaitu merupakan mata uang kuno dari negara tersebut yang sudah lama tidak digunakan. Alat pembayaran ini tercipta dari kerja sama dagang antara kerajaan Byzantium dengan arab.
Dari hasil kerja sama tersebut di putuskanlah untuk menciptakan sebuah alat pertukaran yang sah, akhirnya kerajaan Byzantium dan Jazirah Arab membentuk koin sendiri sebagai alat tukar. Alat pertukaran ini awal mulanya dirancang untuk kepentingan perdagangan dan transaksi.
Penggunaan mata uang dirham juga pernah digunakan sewaktu masa pemerintahan dari kerajaan Persia, di mana pembuatan koin alat pertukaran ini berasal dari logam mulia yaitu emas dan perak. Walau kemudian lebih sering dicetak dalam bentuk logam berasal dari perak.
Alat pertukaran ini bahkan sempat digunakan oleh bangsa Eropa sekitar abad ke-10 hingga 12 karena nilainya yang cukup stabil, oleh sebab itu pantas saja alat pertukaran tersebut mampu bertahan hingga beberapa abad. Bahkan saat ini masih digunakan sebagai alat tukar di UAE.
Perbedaan antara Dirham dengan Dinar
Mata uang dirham sendiri kerap disamakan dengan dinar, karena memiliki nama yang hampir serupa namun keduanya merupakan hal berbeda. Walaupun merupakan alat pertukaran pada proses perdagangan, namun keduanya memiliki nilai tukar hingga definisi saling berbeda.
Kedua alat pertukaran ini dianggap lebih stabil dibandingkan dolar amerika serikat, salah satu alasannya adalah keduanya sudah tahan selama berabad-abad. Bahkan sudah bertahan lebih lama dibandingkan dolar, padahal dolar nilainya kian kemari semakin tidak stabil nilainya.
Salah satu alasan mengapa dirham dan dinar mampu bertahan ratusan tahun adalah karena mereka menggunakan nilai fondasi dari emas serta perak, sehingga memiliki nilai tukar sangat stabil. Jika dibandingkan dengan dolar yang kian tidak stabil hingga saat ini.
Walaupun memiliki kestabilan cukup bagus namun kedua alat tukar tersebut merupakan dua hal berbeda, tidak dapat disamakan satu sama lain. Walau keduanya memiliki bentuk serupa yaitu berupa kepingan logam, namun terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Sehingga setelah kalian melihat mata uang dirham serta dinar secara langsung, akan mengerti mengenai perbedaan kedua alat pertukaran tersebut. Sehingga jika tertarik ingin mengkoleksi dapat mengetahui bagaimana ciri fisik yang mendasar, serta perbedaan spesifik keduanya.
1. Kandungan Logam Mulia
Emas dinar sendiri sering disebut sebagai sebuah logam mulia, di mana bobot logam tersebut memiliki standar sebesar sepertujuh troy ounce atau sekitar 4,25 gram. Dalam dunia Islam sendiri, penggunaan dinar sudah dianggap sebagai alat pertukaran yang sah sejak dahulu.
Kedua alat pertukaran perdagangan ini memiliki bentuk serupa yaitu koin logam, di mana masing-masing keduanya dibuat menggunakan logam mulia berupa emas. Walau terbuat dari bahan yang sama, terdapat perbedaan di dalam kandungannya sehingga membuat berbeda.
Kandungan logam dari mata uang dirham sendiri adalah perak murni, sedangkan dinar memiliki kandungan berupa emas murni sebesar 22 hingga 24 karat. Di mana kandungan perak di dalam dirham mencapai 99,5 persen, menunjukkan bahwa dirham merupakan perak asli.
Namun seiring berkembangnya zaman dirham kini tidak dibentuk dalam bentuk koin lagi, melainkan menggunakan bahan dasar kertas. Hal tersebut digunakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, selain itu penggunaan kertas dianggap lebih efisien sekali.
Namun secara sederhana jika ingin membedakan antara dirham dan dinar, cukup bedakan mengenai kandungan logam mulia di dalamnya saja. Di mana dinar memiliki emas sebagai kandungan mayoritasnya, sedangkan dirham memiliki kandungan perak 99,5 persen.
2. Harga per Keping
Selain kandungan logam mulia yang terkandung di dalam alat tukar ini terdapat patokan lain, sehingga kalian mampu membedakan kedua alat tukar ini secara lebih mudah. Salah satu dari patokan tersebut adalah harga per keping dari setiap kepingnya dikonversi ke dalam rupiah.
Mata uang dirham sendiri memiliki nilai tukar yang distandarkan dengan nilai jual perak, hal ini dikarenakan sekitar 99,5 persen bagiannya terdiri dari perak murni. Sehingga patokan harga per keping didasarkan harga jual perak dikalikan sebesar sepertujuh troy ounce.
Jika dirupiahkan maka alat tukar ini memiliki nilai sekitar Rp63.000 per kepingnya, masih jauh jika dibandingkan dengan dinar. Hal tersebut dikarenakan dinar sendiri memiliki kandungan emas sebesar 22 hingga 24 karat, sehingga nilai tukar per kepingnya dikalikan harga emas.
Harga emas sendiri selalu fluktuatif dan berubah sehingga nilainya tidak tetap, namun jika ingin dikonversikan kedalam rupiah didapatkan potongan harga sebesar Rp3.300.000 per keping. Sehingga dapat dikatakan harga per keping dinar lebih besar jika dibanding dirham.
Namun jika kalian ingin mengetahui nilai tukar mata uang dirham sebagai alat pertukaran transaksi yang sah di Uni Emirat Arab, dibandingkan dengan nilai mata uang rupiah maka nilainya berbeda. Karena kalian tinggal mengkalikan 1 dirham dengan Rp4000 saat ini.
3. Bentuk Koin
Selain memiliki perbedaan dalam kandungan serta nilai tukar tiap kepingnya, terdapat hal lain yang bisa kalian perhatikan. Salah satunya adalah bentuk dari koinnya, walaupun kedua alat tukar ini memiliki bentuk koin namun bentuknya berbeda antara satu dengan lainnya.
Umumnya kedua alat tukar ini memiliki bentuk seperti logam biasa, namun terdapat corak nuansa Islam di dalamnya. Hal utama yang membedakan mata uang dirham dengan dinar selain kandungan logam mulianya, juga terletak di dalam ukiran bahasa arab di dalamnya.
Desain dan ukuran dari setiap koin sendiri umumnya berbeda-beda, karena desain dan ukuran menyesuaikan dengan perusahaan pencetak. Sehingga setiap dinar dan dirham bisa saja memiliki bentuk koin berbeda, namun umumnya perbedaan terletak pada cetakan di koin.
Namun jika membahas mata uang dirham yang digunakan pada Uni Emirat Aram maka memiliki dua bentuk berbeda, yaitu kertas dan koin. Di mana alat pertukaran dengan bahan dasar kertas memiliki bentuk seperti uang pada umumnya, hanya berbeda pada desainnya.
Sedangkan bentuk koinnya dibuat oleh Bank Sentral Uni Emirat Arab yang berada di Abu Dhabi di mana persebarannya hingga saat ini masih sering digunakan, di mana bahan pembuatan koin ini terbuat dari campuran tembaga dengan nikel. Sehingga memiliki nilai begitu kecil sekali.
4. Berat Koin
Hal lain yang perlu kalian perhatikan jika ingin mengetahui perbedaan mata uang dirham dengan dinar terletak pada beratnya, di mana perbedaan berat ini wajar terjadi. Karena dinar sendiri terbuat dari emas, sedangkan dirham dari perak yang memiliki massa jenis berbeda.
Menurut hukum islam sendiri setiap keping dinar, atau dapat dikatakan 1 dinar memiliki nilai berat sebesar 1 mitsqal atau sepertujuh troy ounce. Di mana jika dikonversi kedalam satuan gram, memiliki berat koin sebesar 4,25 gram untuk setiap kepingnya.
Karena mata uang dirham sendiri terbuat dari perak maka memiliki satuan berat berbeda jika dibandingkan dengan dinar, di mana akibat adanya kandungan perak tersebut setiap koin dirham memiliki berat hanya sebesar sepersepuluh troy ounce saja.
Perbedaan berat tersebut sudah mengacu pada Open Mitsqal Standar (OMS), di mana standar ini sudah diakui oleh banyak negara di seluruh dunia. Namun jika mengacu pada alat tukar bernama dinar di Uni Emirat Arab juga memiliki perbedaan tersendiri.
Mata uang tersebut pada saat ini memiliki bentuk kertas, sehingga lebih efisien untuk dibawah. Sedangkan untuk bentuk koinnya karena terbuat dari campuran tembaga dan nikel, memiliki berat sebesar 11,3 gram saja.
Walaupun terkenal sebagai mata uang paling stabil sepanjang sejarah masih belum banyak orang mampu membedakan antara dinar dengan dirham, oleh sebab itu kalian perlu mempelajari mata uang dirham lebih dalam.
(bga)