CORE: Ancaman Resesi Ekonomi Nasional Sudah di Depan Mata
loading...
A
A
A
Sumber pertumbuhan ekonomi yang positif tahun ini adalah net-ekspor, meskipun relatif rendah. Namun, surplus ekspor tahun ini lebih didorong oleh penurunan impor, khususnya bahan baku dan penolong, dan bukan karena pertumbuhan ekspor.
"Jadi perbaikan neraca dagang ini sifatnya semu karena didorong kontraksi impor, bukan peningkatan ekspor. Prediksi kami sampai akhir tahun masih ada potensi surplus tapi surplusnya semakin lama semakin menyempit. Ini sejalan dengan berlakunya new normal dan aktivitas ekonomi akan bergerak kembali dan ini akan mendorong impor," kata Faisal.
Sementara investasi, lanjut Faisal, pembatasan sosial dan mobilitas berakibat demand shock yang menurunkan optimisme investasi PMA maupun PMDN. Tren relokasi investasi manufaktur keluar dari China terus terjadi saat pandemi. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi di sektor manufaktur.
"Ini peluang dengan adanya relokasi dari China tetapi kita harus bersaing dengan negara lain. Tidak mudah karena masih banyak hambatan seperti peringkat kemudahan berusaha masih lebih rendah di ASEAN," tandasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
"Jadi perbaikan neraca dagang ini sifatnya semu karena didorong kontraksi impor, bukan peningkatan ekspor. Prediksi kami sampai akhir tahun masih ada potensi surplus tapi surplusnya semakin lama semakin menyempit. Ini sejalan dengan berlakunya new normal dan aktivitas ekonomi akan bergerak kembali dan ini akan mendorong impor," kata Faisal.
Sementara investasi, lanjut Faisal, pembatasan sosial dan mobilitas berakibat demand shock yang menurunkan optimisme investasi PMA maupun PMDN. Tren relokasi investasi manufaktur keluar dari China terus terjadi saat pandemi. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi di sektor manufaktur.
"Ini peluang dengan adanya relokasi dari China tetapi kita harus bersaing dengan negara lain. Tidak mudah karena masih banyak hambatan seperti peringkat kemudahan berusaha masih lebih rendah di ASEAN," tandasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(fai)