Dukung Kesejahteraan Petani Tembakau, Pemerintah Diminta Dorong Kemitraan

Selasa, 21 Juli 2020 - 15:16 WIB
loading...
Dukung Kesejahteraan Petani Tembakau, Pemerintah Diminta Dorong Kemitraan
Pemerintah diminta mendorong kemitraan antara petani tembakau dan industri untuk menjamin kesejahteraan petani di masa pandemi saat ini. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pemerintah diharapkan hadir mendorong kemitraan produksi antara petani tembakau dan industri rokok dalam rangka memacu kesejahteraan petani nasional dan sinergi hulu hilir industri hasil tembakau (IHT) di masa pandemi Covid-19.

Dengan kemitraan, petani tembakau dapat memaksimalkan produktivitas sehingga petani tidak terbebani meskipun sektor ini tengah mengalami perlambatan. Kemitraan juga diyakini mampu memberikan kepastian pasokan bahan baku bagi pengusaha.

Petani tembakau asal Malang, Jawa Timur, Rifai mengatakan, kehadiran pemerintah bisa berfungsi sebagai pengawas. “Kami, petani, mengharapkan kehadiran pemerintah, misalnya dengan membuatkan draft mengenai kemitraan antara para petani dengan perusahaan mitra. Pemerintah berperan sebagai pengawas dalam pelaksanaan kemitraan ini, serta menjembatani antara petani tembakau dan pihak perusahaan mitra,” ujar Rifai saat dihubungi, Selasa (21/7/2020).

(Baca Juga: Petani Tembakau Tunggu Kepastian Serapan Pabrikan Jelang Panen)

Rifai berharap sebagai komoditas yang spesifik, maka setiap pabrikan membutuhkan kualitas tembakau yang spesifik pula. Untuk mewujudkan hal tersebut, tegas Rifai, diharapkan mitra perusahaan yang mendampingi petani tembakau dapat memenuhi sarana produksi yang dibutuhkan petani dan jaminan pasar yang jelas.

Di tempat terpisah, Medi Traji, petani tembakau di Temanggung, Jawa Tengah mengungkapkan manfaat dan pentingnya kemitraan. Petani mendapatkan kepastian harga, pendampingan dari perusahaan mitra, mulai dari pengolahan lahan hingga pascapanen. Di lain sisi, industri mendapat pasokan yang kontinyu.

Bahkan di tengah pandemi Covid-19, petani kemitraan masih mendapat pendampingan dari perusahaan mitra agar hasil panen sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Bentuk pendampingan yang dilakukan, menurut Medi, di antaranya adalah proses taksasi yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan pembelian pabrik ke petani.

“Bergabung dengan kemitraan, ada kepastian yang kami rasakan. Masalah-masalah yang dihadapi mulai dari proses penanaman sampai penjualan, ada surveyor pendampingnya. Inilah mengapa kemitraan itu penting,” papar Medi yang menjalin kemitraan dengan pabrikan rokok Djarum.

Meski demikian, petani kemitraan saat ini tengah khawatir dengan faktor kenaikan cukai rokok, yang berpotensi mengerek harga dan mempengaruhi kuota serapan dari perusahaan mitra. “Saat ini jumlah serapan sudah berkurang, meski produksi dari petani yang bermitra lebih diprioritaskan. Dari sisi pemasaran, masih aman, tapi soal harga belum tahu. Cukai naik otomatis akan mempengaruhi harga-harga yang dikeluarkan pabrikan. Spekulasi soal harga ini yang dikhawatirkan para petani,” papar Medi.

Merespons harapan petani tembakau akan adanya kebijakan yang mendorong kemitraan saling menguntungkan, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hudoro menegaskan aturan terkait kemitraan tersebut akan dimasukkan ke dalam revisi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 23 Tahun 2019 tentang Rekomendasi Teknis Impor Tembakau.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2253 seconds (0.1#10.140)