Gawat, Amerika Serikat Terancam Kehabisan Uang Tunai per 1 Juni 2023
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Keuangan atau Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan, bahwa AS terancam kehabisan uang tunai pada 1 Juni jika kongres gagal menaikkan atau menangguhkan plafon utang. Mencapai plafon utang berarti bahwa pemerintah tidak dapat meminjam uang lagi.
Pada awal pekan waktu setempat, Yellen mendesak Kongres untuk bertindak "sesegera mungkin" untuk mengatasi batas USD31,4 triliun. Sementara itu Presiden Joe Biden telah menggelar pertemuan dengan para pemimpin kongres tentang masalah ini pada 9 Mei.
Plafon utang telah dinaikkan, diperpanjang atau direvisi 78 kali sejak 1960. Biden diketahui enggan bernegosiasi soal plafon utang dengan Partai Republik.
Dalam hal ini, Partai Republik menuntut Biden memangkas pegeluaran, termasuk beberapa program seperti keringanan pinjaman serta kredit pajak energi hijau. Hal ini pada gilirannya telah memicu keberatan dari Demokrat di Senat dan Presiden Biden, yang mengatakan pekan lalu bahwa masalah ini "tidak dapat dinegosiasikan".
Presiden, bagaimanapun mendapatkan tekanan yang meningkat dari kelompok-kelompok bisnis – termasuk Kamar Kongres AS – untuk membahas proposal dengan Partai Republik. Di sisi lain Biden ingin menaikan plafon utang. Diketahui, ada isu dan ancaman gagal bayar atas utang AS.
Default -akan menjadi yang pertama dalam sejarah AS- dan dapat menjungkirbalikkan pasar keuangan global dan menghancurkan kepercayaan di AS sebagai mitra bisnis global. Para ahli telah memperingatkan bahwa default juga bisa membuat AS jatuh ke dalam resesi dan menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Ini juga berarti bahwa AS tidak akan dapat meminjam uang untuk membayar gaji pegawai pemerintah dan personil militer, cek jaminan sosial atau untuk kewajiban lain, seperti pembayaran kontraktor pertahanan.
Bahkan prakiraan cuaca pada akhirnya dapat terpengaruh, karena banyak yang bergantung pada data dari Layanan Cuaca Nasional yang didanai pemerintah federal.
Pada awal pekan waktu setempat, Yellen mendesak Kongres untuk bertindak "sesegera mungkin" untuk mengatasi batas USD31,4 triliun. Sementara itu Presiden Joe Biden telah menggelar pertemuan dengan para pemimpin kongres tentang masalah ini pada 9 Mei.
Plafon utang telah dinaikkan, diperpanjang atau direvisi 78 kali sejak 1960. Biden diketahui enggan bernegosiasi soal plafon utang dengan Partai Republik.
Dalam hal ini, Partai Republik menuntut Biden memangkas pegeluaran, termasuk beberapa program seperti keringanan pinjaman serta kredit pajak energi hijau. Hal ini pada gilirannya telah memicu keberatan dari Demokrat di Senat dan Presiden Biden, yang mengatakan pekan lalu bahwa masalah ini "tidak dapat dinegosiasikan".
Presiden, bagaimanapun mendapatkan tekanan yang meningkat dari kelompok-kelompok bisnis – termasuk Kamar Kongres AS – untuk membahas proposal dengan Partai Republik. Di sisi lain Biden ingin menaikan plafon utang. Diketahui, ada isu dan ancaman gagal bayar atas utang AS.
Default -akan menjadi yang pertama dalam sejarah AS- dan dapat menjungkirbalikkan pasar keuangan global dan menghancurkan kepercayaan di AS sebagai mitra bisnis global. Para ahli telah memperingatkan bahwa default juga bisa membuat AS jatuh ke dalam resesi dan menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Ini juga berarti bahwa AS tidak akan dapat meminjam uang untuk membayar gaji pegawai pemerintah dan personil militer, cek jaminan sosial atau untuk kewajiban lain, seperti pembayaran kontraktor pertahanan.
Bahkan prakiraan cuaca pada akhirnya dapat terpengaruh, karena banyak yang bergantung pada data dari Layanan Cuaca Nasional yang didanai pemerintah federal.