Bos Bank Sentral Amerika Serikat Kena Prank Rusia

Minggu, 30 April 2023 - 09:30 WIB
loading...
Bos Bank Sentral Amerika Serikat Kena Prank Rusia
Kepala Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menjadi korban orang iseng Rusia yang meneleponnya dengan berpura-para jadi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/Dok Reuters
A A A
WASHINGTON - Kepala Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menjadi korban orang iseng Rusia yang meneleponnya dengan berpura-para jadi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Video call Gubernur bank sentral AS ( The Fed ) Jerome Powell itu kemudian disebarkan di televisi Rusia.

Bukan hanya Bos The Fed, sebelumnya Pangeran Harry dan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel juga menjadi target keisengan duo asal Rusia.



The Fed mengatakan Powell telah berbicara dengan seseorang pada Januari, lalu yang dia pikir adalah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Disebutkan juga bahwa pihaknya telah mengambil langkah hukum.

"Percakapan itu sangat akrab dan terjadi dalam konteks posisi kami dalam mendukung rakyat Ukraina di masa yang menantang ini," kata seorang juru bicara.

"Tidak ada informasi sensitif atau rahasia yang dibahas," bebernya.



Komedian Vladimir Krasnov dan Alexei Stolyarov -yang dikenal sebagai Vovan dan Lexus- mengklaim bertanggung jawab atas aksi tersebut. Mereka sebelumnya mengaku telah mengerjai tokoh terkenal seperti Elton John, Presiden Polandia Andrzej Duda, kepala Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Pada 2018, Boris Johnson saat menjabat sebagai menteri luar negeri juga melakukan percakapan yang diduga telepon iseng dari duo komedian Rusia tersebut yang merupakan pendukung Vladimir Putin. Pemerintah Inggris mengatakan saat itu, yakin Kremlin berada di balik panggilan itu.

The Fed mengatakan video dengan Powell tampaknya telah diedit dan tidak dapat mengkonfirmasi keakuratannya.
Dalam salah satu klip yang dibagikan di televisi Rusia, Powell memuji kepala bank sentral Rusia Elvira Nabiullina karena mengelola ekonomi Rusia di tengah sanksi Barat, menurut layanan BBC Monitoring.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2686 seconds (0.1#10.140)