Wall Street Terjun Bebas 1 Persen Imbas Anjloknya Saham Perbankan

Rabu, 03 Mei 2023 - 06:57 WIB
loading...
Wall Street Terjun Bebas...
Wall Street berakhir ambruk pada perdagangan Selasa (2/5/2023) waktu setempat, dimana tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) masing-masing anjlok lebih dari 1%. Foto/Dok
A A A
WASHINGTON - Wall Street berakhir ambruk pada perdagangan Selasa (2/5/2023) waktu setempat, dimana tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) masing-masing anjlok lebih dari 1%. Penyebabnya karena saham bank regional jatuh di tengah kekhawatiran baru atas sistem keuangan.

Selain itu investor mencoba untuk mengukur berapa lama lagi Federal Reserve alias The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 367,17 poin atau 1,08% menjadi 33.684,53. Sedangkan indeks S&P 500 (.SPX) kehilangan 48,29 poin atau 1,16% untuk bertengger di level 4.119,58 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 132,09 poin atau 1,08% menjadi 12.080,51.



The Fed diperkirakan akan mengumumkan akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada Rabu dan investor cemas untuk setiap sinyal dari bank sentral tentang apakah itu akan menjadi kenaikan terakhir untuk saat ini, atau ada kenaikan lebih lanjut dimungkinkan saat inflasi tetap tinggi.

Indeks perbankan regional KBW (.KRX) turun 5,5% untuk menjadi persentase penurunan harian terbesar sejak 13 Maret. Selama sesi tersebut, indeks mencapai level terendah sejak November 2020.

Saham energi turun seiring dengan harga minyak karena investor khawatir tentang potensi gagal bayar utang AS. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, pemerintah federal tidak dapat memenuhi semua kewajiban pembayarannya sebelum 1 Juni tanpa undang-undang untuk menaikkan batas pinjaman Washington.

Sektor energi S&P 500 (.SPNY) turun 4,3%, terbesar dari semua sektor utama, diikuti oleh keuangan S&P (.SPSY), yang turun 2,3%.

Bank-bank regional AS memperpanjang kerugian dari hari Senin setelah penyitaan dan lelang First Republic Bank (FRC.N). Sebagian besar asetnya dibeli oleh JPMorgan Chase & Co (JPM.N) dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Federal Deposit Insurance Corp. Sebelumnya dua bank regional AS lainnya runtuh pada bulan Maret.

"Ada kekhawatiran bahwa ini belum berakhir, dan suku bunga akan (terus) naik. Hal itu bisa menjadi katalis untuk lebih banyak masalah," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)