AS Terancam Gagal Bayar Utang, Sri Mulyani Ungkap Dampak ke RI

Senin, 08 Mei 2023 - 21:15 WIB
loading...
AS Terancam Gagal Bayar Utang, Sri Mulyani Ungkap Dampak ke RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO/Antara Photo
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka suara soal nasib Indonesia jika Amerika Serikat (AS) gagal bayar utang. Menurut dia potensi gagal bayar utang tersebut pada dasarnya merupakan keputusan politik.

"Sampai hari ini sebenarnya kalau kita liat dari perkembangan, tidak ada pengaruh kepada perekonomian kita. Terutama kalau kita lihat pasar belum memberikan sinyal terhadap kemungkinan dinamika politik itu, karena itu kan dinamika politik sebetulnya," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).



Dia menyebut bahwa AS bisa membayar utang apabila debt ceiling-nya dibuka. Namun untuk membuka debt ceiling tersebut memang ada dinamika politik.

"Untuk Indonesia, rambatannya biasanya apakah ke pasar SBN kita. Pasar SBN kita masih menarik, yield-nya masih bagus, dan karena prospek ekonomi kita bagus, inflasinya rendah, currency-nya menguat. Itu semua jadi daya tarik yang cukup baik," jelas Sri.

Selain itu, pihaknya juga menyoroti kinerja pasar SBN Indonesia yang baik, di mana yield secara year to date (year to date/ytd) turun bahkan 50 basis poin. Kalau secara secara month to date (mtd) atau selama bulan, yield SBN-nya menguat 9 bps.

"Untuk kinerja pasar SBN juga tadi, justru terjadi capital inflow, dari sekian banyak negara termasuk negara emerging, Indonesia termasuk memiliki kinerja yang baik, growth-nya di atas 5%, itu sangat jarang pada hari ini. Inflasi turun duluan itu juga baik, dan dari sisi fiskal kita membaik, moneternya juga pruden dan terjaga. Ini semua kombinasi agak langka hari-hari ini," jelas Sri.



Maka dari itu, dia menyebut Indonesia mendapatkan sentimen dan support positif, karena memang kinerja ekonominya membaik.

"Capital inflow untuk SBN kita naik Rp9,41 triliun, sehingga secara ytd mencapai Rp65,76 triliun, ini sudah masuk ke dalam untuk membeli SBN yang menggambarkan prospek. Persepsi terhadap risiko kita juga cukup baik, yaitu CDS kita stabil dan tidak ada persepsi terhadap risiko karena kondisi tadi yang berhubungan dengan adanya masalah debt ceiling di AS," pungkas Sri Mulyani
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0963 seconds (0.1#10.140)