Pandemi Segera Berakhir tapi Jangan Lengah! Sri Mulyani Ingatkan Risiko Ketidakpastian Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski pandemi Covid-19 dikabarkan segera usai jangan lantas menjadi euforia berlebih. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan adanya potensi risiko downside yang membayangi lanskap ekonomi global.
"Situasi ekonomi global saat ini sangat menantang. Pandemi Covid-19 memang sudah menurun, dan WHO baru-baru ini mengumumkan bahwa kondisi kedaruratan Covid-19 sudah di titik penghujungnya," ujarnya dalam Webinar Muslim World Resilience in Anticipating the Global Economic Uncertainties di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Pemerintah Indonesia sendiri sejak akhir tahun lalu sudah mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan ini diyakini akan mendorong pemulihan ekonomi yang lebih kuat. Hanya saja, meski risiko pandemi mereda, lanskap ekonomi global menghadapi banyak sekali tantangan dan ini mengancam pemulihan ekonomi global.
"Pertama, karena perang di Ukraina belum berakhir dan tentunya tensi geopolitik menciptakan tekanan yang sedemikian besar terhadap komoditas, dan itu membuat ketidakpastian global. Belum lagi inflasi yang tinggi di banyak negara karena adanya fragmentasi geoekonomi," tuturnya.
Di tengah situasi global yang serba tak pasti, Sri bersyukur karena kondisi ekonomi Indonesia masih kuat. Dalam dua tahun terakhir, pulihnya penerimaan Indonesia menunjukkan performa yang menakjubkan.
"Ini juga didukung oleh aktivitas ekonomi yang lebih kuat, harga komoditas yang tinggi, dan juga meningkatnya penerimaan dari reformasi pajak," tutup mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
"Situasi ekonomi global saat ini sangat menantang. Pandemi Covid-19 memang sudah menurun, dan WHO baru-baru ini mengumumkan bahwa kondisi kedaruratan Covid-19 sudah di titik penghujungnya," ujarnya dalam Webinar Muslim World Resilience in Anticipating the Global Economic Uncertainties di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Pemerintah Indonesia sendiri sejak akhir tahun lalu sudah mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan ini diyakini akan mendorong pemulihan ekonomi yang lebih kuat. Hanya saja, meski risiko pandemi mereda, lanskap ekonomi global menghadapi banyak sekali tantangan dan ini mengancam pemulihan ekonomi global.
"Pertama, karena perang di Ukraina belum berakhir dan tentunya tensi geopolitik menciptakan tekanan yang sedemikian besar terhadap komoditas, dan itu membuat ketidakpastian global. Belum lagi inflasi yang tinggi di banyak negara karena adanya fragmentasi geoekonomi," tuturnya.
Di tengah situasi global yang serba tak pasti, Sri bersyukur karena kondisi ekonomi Indonesia masih kuat. Dalam dua tahun terakhir, pulihnya penerimaan Indonesia menunjukkan performa yang menakjubkan.
"Ini juga didukung oleh aktivitas ekonomi yang lebih kuat, harga komoditas yang tinggi, dan juga meningkatnya penerimaan dari reformasi pajak," tutup mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
(ind)