Ciptakan Konten Kreatif dari Budaya Lokal, Simak Tipsnya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kreator konten atau content creator menjadi profesi kekinian yang banyak ditekuni terutama oleh generasi muda. Selain bisa menghasilkan cuan jika ditekuni secara serius dan konsisten, konten positif yang dibuat juga bisa mengangkat budaya Indonesia yang kaya dan luhur.
Hal itu mengemuka dalam webinar Makin Cakap Digital 2023 bertajuk “Cakap Membuat Konten Kreatif Berbasis Budaya Lokal” pada Senin (8/5). Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi itu menghadirkan sejumlah narasumber.
Antara lain praktisi komunikasi Andi Widya Syadzwina, dosen dan Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Unpar Trisno Sakti Herwanto, serta Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Sintya.
Andi Widya mengatakan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital seperti sekarang ini, informasi banyak dikemas dalam beragam bentuk dan cara, salah satunya lewat konten di media sosial (medsos).
Dia menjelaskan, konten didefinisikan sebagai informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik, seperti tulisan, gambar, video, atau audio visual. Konten disebut menarik apabila menawarkan sesuatu yang baru, perspektif baru, pengetahuan baru, menginspirasi, atau menghibur.
“Konten yang menarik memiliki beberapa indikator, yaitu banyak ditonton atau dikunjungi audiens, banyak klik like atau comment, konten disimpan dan dibagikan ke orang lain, serta menjadi perbincangan warganet (viral),” paparnya dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas di Jawa Barat, dikutip Jumat (12/5/2023).
Andi lantas memberikan sejumlah tips agar sebuah konten menarik bagi warganet atau audiens. Menurut dia, agar disukai banyak orang, konten harus asli atau orisinil, unik, sesuai tren kekinian, dan memiliki akurasi yang tinggi dalam hal penyampaian informasi. Konten sebaiknyajuga terhubung dengan komunitas tertentu dan konsisten dalam hal produksinya.
Ni Kadek Sintya menambahkan, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa yang layak untuk dijadikan konten yang menarik.
Budaya asli Indonesia tersebut meliputi bahasa daerah, adat-istiadat, pakaian tradisional, lagu daerah, seni dan kerajinan, kuliner Nusantara, musik dan tari, arsitektur, kepercayaan dan nilai, atau upacara keagamaan. Seluruh kekayaan tersebut sangat memungkinkan untuk didokumentasikan secara digital.
“Namun, perlu memperhatikan hal-hal berikut untuk membuat konten digital terkait budaya, yaitu meriset terlebih dahulu konten budaya yang hendak dibuat, memperhatikan etika, mendapat izin dari tokoh adat setempat, menyertakan informasi edukatif, menggunakan sumber informasi terpercaya, kreatif tetapi penuh kehati-hatian, serta menghargai keragaman budaya yang ada,” urainya.
Ni Kadek mengingatkan agar dalam membuat konten budaya untuk tidak menyinggung isu suku, agama, ras, dan golongan (SARA).
Menjaga etika dan sopan santun sangat penting agar tidak ada pihak yang tersinggung selama proses pembuatan ataupun pembagian konten tersebut lewat media sosial. Dia juga melarang keras mengolok-olok atau merendahkan budaya lain dalam pembuatan konten.
Sementara itu, Trisno Sakti Herwanto menyebut bahwa tantangan budaya digital saat ini sangat kuat.
Contohnya adalah menipisnya wawasan kebangsaan, lunturnya sopan santun, serta menghilangnya budaya asli Indonesia akibat serbuan budaya asing.
Nilai-nilai berbudaya digital seharusnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti mengapresiasi perbedaan, menjaga kesatuan, menghormati privasi orang lain, serta kreatif dan produktif.
“Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak tumbuh dan berkembang, sekaligus bermartabat sebagai bangsa,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam video sambutannya menerangkan, Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level.
Pertama, Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia.
Kedua, Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital.
“Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” ungkapnya.
Hal itu mengemuka dalam webinar Makin Cakap Digital 2023 bertajuk “Cakap Membuat Konten Kreatif Berbasis Budaya Lokal” pada Senin (8/5). Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi itu menghadirkan sejumlah narasumber.
Antara lain praktisi komunikasi Andi Widya Syadzwina, dosen dan Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Unpar Trisno Sakti Herwanto, serta Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Sintya.
Andi Widya mengatakan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital seperti sekarang ini, informasi banyak dikemas dalam beragam bentuk dan cara, salah satunya lewat konten di media sosial (medsos).
Dia menjelaskan, konten didefinisikan sebagai informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik, seperti tulisan, gambar, video, atau audio visual. Konten disebut menarik apabila menawarkan sesuatu yang baru, perspektif baru, pengetahuan baru, menginspirasi, atau menghibur.
“Konten yang menarik memiliki beberapa indikator, yaitu banyak ditonton atau dikunjungi audiens, banyak klik like atau comment, konten disimpan dan dibagikan ke orang lain, serta menjadi perbincangan warganet (viral),” paparnya dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas di Jawa Barat, dikutip Jumat (12/5/2023).
Andi lantas memberikan sejumlah tips agar sebuah konten menarik bagi warganet atau audiens. Menurut dia, agar disukai banyak orang, konten harus asli atau orisinil, unik, sesuai tren kekinian, dan memiliki akurasi yang tinggi dalam hal penyampaian informasi. Konten sebaiknyajuga terhubung dengan komunitas tertentu dan konsisten dalam hal produksinya.
Ni Kadek Sintya menambahkan, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa yang layak untuk dijadikan konten yang menarik.
Budaya asli Indonesia tersebut meliputi bahasa daerah, adat-istiadat, pakaian tradisional, lagu daerah, seni dan kerajinan, kuliner Nusantara, musik dan tari, arsitektur, kepercayaan dan nilai, atau upacara keagamaan. Seluruh kekayaan tersebut sangat memungkinkan untuk didokumentasikan secara digital.
“Namun, perlu memperhatikan hal-hal berikut untuk membuat konten digital terkait budaya, yaitu meriset terlebih dahulu konten budaya yang hendak dibuat, memperhatikan etika, mendapat izin dari tokoh adat setempat, menyertakan informasi edukatif, menggunakan sumber informasi terpercaya, kreatif tetapi penuh kehati-hatian, serta menghargai keragaman budaya yang ada,” urainya.
Ni Kadek mengingatkan agar dalam membuat konten budaya untuk tidak menyinggung isu suku, agama, ras, dan golongan (SARA).
Menjaga etika dan sopan santun sangat penting agar tidak ada pihak yang tersinggung selama proses pembuatan ataupun pembagian konten tersebut lewat media sosial. Dia juga melarang keras mengolok-olok atau merendahkan budaya lain dalam pembuatan konten.
Sementara itu, Trisno Sakti Herwanto menyebut bahwa tantangan budaya digital saat ini sangat kuat.
Contohnya adalah menipisnya wawasan kebangsaan, lunturnya sopan santun, serta menghilangnya budaya asli Indonesia akibat serbuan budaya asing.
Nilai-nilai berbudaya digital seharusnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti mengapresiasi perbedaan, menjaga kesatuan, menghormati privasi orang lain, serta kreatif dan produktif.
“Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak tumbuh dan berkembang, sekaligus bermartabat sebagai bangsa,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam video sambutannya menerangkan, Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level.
Pertama, Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia.
Kedua, Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital.
“Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” ungkapnya.
(ind)