IHSG Melemah Sejak Awal Mei 2023, Analis Sebut Banyak Sentimen Negatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami pelemahan sejak memasuki bulan Mei. Analis sekaligus CEO Kela Trading System, Hary Suwanda menilai hal itu terjadi karena banyak sentimen negatif yang membayangi para investor akhir-akhir ini.
"Sesudah di bulan April IHSG sempat menguat, bahkan pasca libura Lebaran penguatan masih berlanjut, namun memasuki bulan Mei, investor dibayang-bayangi oleh sentiment ‘Sell in May and Go Away’. IHSG bahkan menembus support di level 6735, bahkan ditutup pada level 6707.76," kata Hary kepada MNC Portal, Sabtu (13/5/2023).
Menurutnya, hal ini bisa dimaklumi mengingat ada beberapa kekhawatiran dan sentiment negatif yang menghinggapi investor akhir-akhir ini. Dari luar negeri misalnya, adanya permasalahan debt ceiling yang tengah dihadapi Pemerintah Amerika Serikat.
Meskipun House of Representative sudah meloloskan kenaikan batas utang Pemrintah, namun Rancangan Undang-Undang ini menjadi satu kesatuan dengan tujuh kebijakan lainnya berupa pemangkasan anggaran pemerintah yang sangat besar. "Hal ini menimbulkan kebuntuan antara Pemerintah, dengan House of Representative yang saat ini dikuasai pihak Oposisi, yakni Partai Republik," jelas Hary.
Ia memproyeksikan, jika kebuntuan ini berlanjut dan tidak tercapai mufatakat hingga 1 Juni nanti, maka Utang Amerika bisa terancam default atau gagal bayar, dan ini berarti sebuah financial armagedon yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Sedangkan dari dalam negeri, lanjut Hary, penetapan tersangka korupsi atas mantan Dirut PT Waskita Karya membawa sentiment negatif bagi sektor BUMN Konstruksi. Di sisi lain, ia mengatakan, jika PTRO berhasil breakout resistance di level 5075, akan berpeluang lanjut ke level 5475, stop loss 4630. Sementara ASSA berhasil bertahan di atas support 1035, target 1280, Stop Loss 1025.
"Sesudah di bulan April IHSG sempat menguat, bahkan pasca libura Lebaran penguatan masih berlanjut, namun memasuki bulan Mei, investor dibayang-bayangi oleh sentiment ‘Sell in May and Go Away’. IHSG bahkan menembus support di level 6735, bahkan ditutup pada level 6707.76," kata Hary kepada MNC Portal, Sabtu (13/5/2023).
Menurutnya, hal ini bisa dimaklumi mengingat ada beberapa kekhawatiran dan sentiment negatif yang menghinggapi investor akhir-akhir ini. Dari luar negeri misalnya, adanya permasalahan debt ceiling yang tengah dihadapi Pemerintah Amerika Serikat.
Meskipun House of Representative sudah meloloskan kenaikan batas utang Pemrintah, namun Rancangan Undang-Undang ini menjadi satu kesatuan dengan tujuh kebijakan lainnya berupa pemangkasan anggaran pemerintah yang sangat besar. "Hal ini menimbulkan kebuntuan antara Pemerintah, dengan House of Representative yang saat ini dikuasai pihak Oposisi, yakni Partai Republik," jelas Hary.
Ia memproyeksikan, jika kebuntuan ini berlanjut dan tidak tercapai mufatakat hingga 1 Juni nanti, maka Utang Amerika bisa terancam default atau gagal bayar, dan ini berarti sebuah financial armagedon yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Sedangkan dari dalam negeri, lanjut Hary, penetapan tersangka korupsi atas mantan Dirut PT Waskita Karya membawa sentiment negatif bagi sektor BUMN Konstruksi. Di sisi lain, ia mengatakan, jika PTRO berhasil breakout resistance di level 5075, akan berpeluang lanjut ke level 5475, stop loss 4630. Sementara ASSA berhasil bertahan di atas support 1035, target 1280, Stop Loss 1025.
(nng)