Kolaborasi Apindo dengan AII Momentum untuk Komersialkan Hasil Riset
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kolaborasi Asosiasi Pengusaha Indonesia ( Apindo ) dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) akan menjadi momentum buat pengusaha yang ingin mengomersialisasi hasil riset . Pasalnya, sebelumnya upaya itu kerap terkendala hak paten hasil riset.
"Pemerintah sebenarnya memberi tax deduction bagi industri yang ingin komersialisasi hasil riset, tetapi dengan syarat harus sudah paten. Inilah yang jadi kendala," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi BS Sukamdani dalam webinar bertajuk "Sosialisasi Invensi Layak Komersialisasi dari GRS BPDPKS" yang digelar hibrida dari Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Hariyadi pun mengaku senang bisa berkolaborasi dengan AII karena semua anggotanya adalah inventor yang telah memiliki paten. Jadi jika dunia usaha ingin mengembangkan teknologi, sudah bisa mengetahui paten risetnya lewat AII.
"Jadi, kita gak mulai penelitian dari bawah," tambahnya.
Ia mengakui banyak pengusaha yang lebih suka membeli teknologi dari luar negeri karena lebih praktis ketimbang memulai sendiri. Meski mereka tahu, cara seperti itu tidak bagus untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Tanah Air.
"Semoga ke depan, Apindo dan AII yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dapat bekerja sama dalam hilirisasi hasil riset untuk kesejahteraan bangsa," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) Zaid Burhan Ibrahim menyambut rencana kerja sama tersebut. Pihak BPDPKS memiliki banyak riset dari Program Grand Riset Sawit (GRS), hasil kerja sama dengan mahasiswa, peneliti atau inventor dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian.
"Sejak Program GRS diluncurkan pada 2015 hingga 2023, ada lebih dari 200 hasil riset yang siap dihilirisasi. Dari jumlah itu, riset yang sudah punya paten ada 50 judul," ujar Zaid.
Terkait bidang penelitian, Zaid Burhan menyebutkan, antara lain bioenergi ada 50 judul riset, budi daya sawit dan turunannya ada 34 judul, pangan dan kesehatan 25 judul, dan lingkungan 74 judul.
"Pemerintah sebenarnya memberi tax deduction bagi industri yang ingin komersialisasi hasil riset, tetapi dengan syarat harus sudah paten. Inilah yang jadi kendala," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi BS Sukamdani dalam webinar bertajuk "Sosialisasi Invensi Layak Komersialisasi dari GRS BPDPKS" yang digelar hibrida dari Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Hariyadi pun mengaku senang bisa berkolaborasi dengan AII karena semua anggotanya adalah inventor yang telah memiliki paten. Jadi jika dunia usaha ingin mengembangkan teknologi, sudah bisa mengetahui paten risetnya lewat AII.
"Jadi, kita gak mulai penelitian dari bawah," tambahnya.
Ia mengakui banyak pengusaha yang lebih suka membeli teknologi dari luar negeri karena lebih praktis ketimbang memulai sendiri. Meski mereka tahu, cara seperti itu tidak bagus untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Tanah Air.
"Semoga ke depan, Apindo dan AII yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dapat bekerja sama dalam hilirisasi hasil riset untuk kesejahteraan bangsa," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) Zaid Burhan Ibrahim menyambut rencana kerja sama tersebut. Pihak BPDPKS memiliki banyak riset dari Program Grand Riset Sawit (GRS), hasil kerja sama dengan mahasiswa, peneliti atau inventor dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian.
"Sejak Program GRS diluncurkan pada 2015 hingga 2023, ada lebih dari 200 hasil riset yang siap dihilirisasi. Dari jumlah itu, riset yang sudah punya paten ada 50 judul," ujar Zaid.
Terkait bidang penelitian, Zaid Burhan menyebutkan, antara lain bioenergi ada 50 judul riset, budi daya sawit dan turunannya ada 34 judul, pangan dan kesehatan 25 judul, dan lingkungan 74 judul.