BRI Setor Dividen ke Negara Rp4,36 Triliun

Selasa, 26 April 2016 - 21:27 WIB
BRI Setor Dividen ke Negara Rp4,36 Triliun
BRI Setor Dividen ke Negara Rp4,36 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., (BRI) membayarkan dividen secara tunai kepada pemegang sahamnya. Jumlah dividen yang dibayarkan mencapai Rp 7,62 triliun atau sebesar 30% dari total laba bersih yang dihasilkan oleh kinerja di tahun 2015 lalu.

"Perolehan laba bersih Bank BRI (consolidated) tahun 2015 tercatat Rp25,40 triliun," kata Corporate Secretary Bank BRI, Hari Siaga Amijarso di Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2015 beberapa waktu lalu, pemegang saham menetapkan dividend pay-out ratio sebesar 30% dari laba bersih BRI Tahun Buku 2015 atau sekitar Rp7,62 triliun.

Hari mengatakan, nilai dividen yang dbayarkan di tahun ini mengalami kenaikan sebesar 5% dibandingkan tahun lalu, seiring dengan peningkatan kinerja perseroan. Di tahun 2015, setoran dividen Bank BRI tercatat Rp7,27 triliun.

Sedangkan di tahun 2016 ini, setoran dividen Bank BRI mencapai Rp7,62 triliun. Sementara itu, total dividen yang diterima oleh Pemerintah tercatat sekitar Rp4,36 triliun atau naik dari tahun sebelumnya, sebesar Rp4,12 triliun.

“Dengan demikian, dividen yang disetorkan BRI kepada pemerintah telah menyumbang 12,74% dari target penerimaan negara melalui dividen BUMN sesuai dengan yang tercatat dalam informasi APBN 2016, yakni Rp34,2 triliun," ungkap Hari.

Sementara itu, meski kontribusi dividen BRI kepada negara cukup signifikan, komitmen pemegang saham untuk mengembangkan bisnis Bank BRI justru menguat.

Melalui RUPST beberapa waktu lalu, pemegang saham sepakat menetapkan 70% dari laba bersih BRI Tahun Buku 2015 atau Rp17,77 triliun sebagai laba ditahan. Laba ditahan itu digunakan untuk memperkuat ekspansi perusahaan, utamanya di sektor usaha mikro.

"Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRI hingga 2015 juga tercatat masih sangat kuat yakni sebesar 20,59%, setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional," tandas dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2435 seconds (0.1#10.140)