Terus Melesat, Transaksi Digital Banking Capai Rp4.265 Triliun pada April 2023

Kamis, 25 Mei 2023 - 18:06 WIB
loading...
Terus Melesat, Transaksi Digital Banking Capai Rp4.265 Triliun pada April 2023
Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat yang didukung sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Foto/MPI/Aldhi Chandra
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat yang didukung sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Tercatat nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada April 2023 meningkat 9,00% secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga mencapai Rp37,4 triliun.

"Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp738,3 triliun dan nilai transaksi digital banking tercatat Rp4.265 triliun," beber Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Ke depan, kata dia, transaksi ekonomi dan keuangan digital diprakirakan terus meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan aktivitas masyarakat serta dampak perluasan dan optimalisasi ekosistem pengguna.



Lebih lanjut Perry menyampaikan, dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada April 2023 menurun 0,99% (yoy) sehingga menjadi Rp1.031 triliun sejalan dengan kembali masuknya uang kartal ke BI sesuai pola musiman pasca Idulfitri.

"Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga. Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) sebesar 24,69% pada Maret 2023," ungkapnya.

Tak hanya itu, risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) yang rendah, yaitu 2,49% (bruto) dan 0,72% (neto) pada Maret 2023.



Sementara itu, likuiditas perbankan pada April 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK sebesar 6,82% (yoy). Hasil stress test BI juga menunjukan ketahanan perbankan yang kuat.

"Untuk ke depannya, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global, yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan," tutup alumnus UGM itu.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0971 seconds (0.1#10.140)